Untuk rahasia yang selama ini tertutup rapat. Pada akhirnya akan terbongkar dengan sendirinya, seiring dengan waktu dan takdir yang menyertainya.
***
"Kau terkena... sepsis.."
suasana mendadak hening, bahkan suara hujan tak terdengar hingga ruangan itu. Seakan waktu terhenti sesaat.
"Sepsis.?"tanya Aga balik
"Ya!" Ucap Allink dingin, menatap Aga dengan tajam dan mengalihkan pandangan kearah lain. Sedangkan Aga menghembuskan nafasnya yang terasa berat.
"Kenapa kamu merahasiakannya?" Tanya Allink, ucapan yang biasa namun seakan mengancam Aga. Aga memejamkan matanya seolah tak percaya rahasia yang selama ini ia pendam terbongkar sudah. Kini ia tak tahu harus bagaimana. 'Sial!' ucapnya dalan hati.
"Kenapa?!" kembali Allink bertanya dengan suara yang tampak seperti bentakan, Aga tersentak kaget mencoba menatap kakaknya dengan ragu, namun setelah ia menatap mata Allink tatapannya seakan menggambarkan kekecewaan.
Aga mencoba bangkit dan duduk
"Tidak ada yang dirahasiakan" ucapnya berbohong, jantungnya seakan berhenti untuk sesaat. Ternyata benar yang dikatakan temannya kemarin 'kebohongan akan terbongkar dengan sendirinya. Bangkai yang kita kubur dalam-dalam akan tercium bau busuknya setelah beberapa hari' sial!.
"kamu takut sama abang? kamu gak percaya sama abang atau apa? abang kakakmu de.. keluargamu.." ucap Allink frustasi. Aga menelan ludahnya susah payah mencoba mengontrol emosinya. Aga mendecah disertai senyuman miring. Allink menaikan alisnya sebelah, heran.
"Buat apa takut hah?" Aga balik bertanya menatap sinis kakaknya. Allink mendecah dan tertawa garing.
"Jangan buat ini semakin runyam. Kamu satu-satunya keluargaku, adik satu-satunya Ga. Abang khawatir, apa salahnya kakak tau penyakit kamu dari awal?" ucap Allink tulus.
"Masalahnya adalah aku gak mau abang atau siapapun tau." ucap Aga jujur dengan mata terpejam dan tangannya yang meremas selimut.
"Kenapa?" tanya Allink lagi dengan nada rendah.
Aga menundukan wajahnya lagi mencoba mencari oksigen yang semakin menipis disekitarnya. Menghirup udara dari hidung sedalam-dalamnya dan dihembuskan dengan keras. Namun tiba-tiba saja Aga menggenggam dadanya erat, nafasnya terasa berat dan sesak seperti ada yang menindihnya, kemudian Aga terbaring seketika dan menggelinjang kembali diatas ranjang rumah sakit. Oh! ini akan menjadi lebih buruk, Aga menggigil lagi! Pikir Allink kalut.
Allink menghampiri adiknya cemas "Agaa..!" panggilnya dengan memegang bahu sang adik.
Aga menahan sakitnya. "Sa..sakit..bang" rintih Aga setengah teriak dan merancau tak jelas. Seketika Dokter dan suster masuk kedalam ruangan itu. Allink melirik kearah dokter dengan wajah cemas.
"Dok tolong adik saya!"
"Maaf Mas tolong menunggu diluar, kami akan melakukan yang terbaik untuk adik anda" ucap sang suster pada Allink.
"Tolong dia Dokter..."
"Kami akan berusaha semampu kami."
__________the brother__________
Allink pov
Tak terpikir olehku ada kejadian tak terduga hari ini. Ini adalah hari tepat 4tahun kepergian orang tuaku. Tapi tiba-tiba saja adiku sakit. Dan yang membuat aku terkejut ternyata adiku sudah sakit sejak lama, namun ia tak pernah bercerita padaku. Entah apa yang Aga pikirkan tentangku? Apa aku seburuk itu? Tidak dipercaya oleh adikmu sendiri terlebih dia adalah keluarga yang kau punya satu-satunya? Entahlah..
Dia tidak pernah bercerita apapun, apa lagi sifatnya yang jadi pendiam, tak banyak bicara, cuek dan dingin. Aga berubah, setelah kedua orang tua kami meninggal. Sebelum itu Aga adalah adik yang baik, manis, suka bercanda dan manja. Aku merindukan Aga yang dulu.
Dokter sudah keluar dari kamar pasien. Dengan gundah aku menghampirinya menanyakan kabar Aga.
"Bagaimana keadaan adik saya dok?" Dokter menghirup napas sejenak.
"Ada infeksi bakteri yang masuk kedalam tubuh adik anda. Kami akan melakukan tes radiologis seperti X-Ray atau CT Scan untuk mengetahui bakteri dalam darah atau cairan tubuh lainnya." Ucap dokter menjelaskan.
"Lakukan yang terbaik dok." Ucapku gugup
"Pasti. Itu sudah kewajiban saya sebagai dokter." Ucap dokter fadli
"terima kasih dok."
"Sama-sama. Kalau begitu saya permisi dulu." Dengan senyum dokter Fadlipun pergi meninggalkan lorong rumah sakit meninggalkan ku sendirian.
Tbc
***
Btw thank's buat kalian yg udah mau baca dan menambah tulisan ini di reading list nya. Bener2 gak nyangka ada yg mau baca... #happy reading :)
Arya gemilang
KAMU SEDANG MEMBACA
The Brother
Teen FictionThe Brother, saya menulis kisah ini berdasarkan 'mimpi' yang saya dapat tanggal 22 november 2014. Menurut saya itu adalah inspirasi dan imajinasi dari Tuhan. Sebenarnya kisah ini sedikit diadaptasi dari kehidupan kisah 'nyata' saya. Kisah ini adalah...