Soory update nya lama. Masih pusing2 mikirin UAS bro..
So Enjoy and Happy reading..
****
Allink pov
Raga Rejandra Putra, dia adiku..
Sudah satu malam dia tertidur. Wajahnya putih pucat, bibirnya putih, hidung munyil, dan mata yang sejuk bila dipandang. Wajah itu mengingatkanku pada ibu. Kalau saja ada ibu disini aku pasti dimarahi habis-habisan karena tidak bisa menjaganya dengan baik. Aku merasa bersalah, bagaimana tidak? Dia sama sekali tidak mau bercerita apa-apa padaku. Apa salahku?
Aku sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikirannya. Keras kepalanya mirip dengan ayah.
Sudah semalaman aku menunggunya. Tidak tidur sedikitpun, aku merasa lelah. Tidak ada waktu untuk tidur, aku harus menjaga adiku. Itulah yang harus aku lakukan, menunggunya hingga sadar.
Brttt...brtttt...brttt!!!!!
Handphone ku bergetar tiba-tiba. Reflek aku meraih hpku didalam kantong celana. Kulihat nama yang tertera dalam layar hpku, Raymond!.
“Hallo Ray... ada apa?” tanyaku dengan suara agak serak.
“loe gak masuk kampus bro?” tanya Ray dari ujung sana.
“gue gak masuk, ade gue sakit. Jadi gue yang jagain dia hari ini.”
Jawabku seadanya.
“emm... yaw udah deh, gue do'ain adik loe cepet sembuh.”
“ok! Makasih do'a nya.”
Sambungan terputus. Aku melihat adiku yang masih tak bergerak sama sekali. Lalu menggenggam tangan kanan adiku yang tidak diinfus, Dingin. Rasanya aku akan... Ahhh Tidak! Aku gak mau kehilangan keluarga lagi. Aku belum siap sebatang kara!. Kalaupun salah satu diantara kita harus mati, aku memilih adiku untuk tetap hidup. Yah.. walaupun dia sangat menyebalkan akhir-akhir ini.
Aku menggelengkan kepala tak kuasa hingga air mata menetes diujung mata. Sial! Gue nangis?..
Gue gak boleh lemah. Gue harus kuat!
“Mau sampai kapan jadi sleeping beauty?”aku memcoba membangunkannya namun Aga tak kunjung sadar. Tak habis akal aku mengusap pungggung tangannya, kemudian mengusap rambut berponinya itu. Kemudian mencondongkan wajah tampanku kearah wajahnya, hingga kini hidungku dan hidungnya bersentuhan.
Aku hanya ingin dia sadar, itu saja!. Karena dia punya hutang penjelasan padaku, semuanya harus dia jelaskan padaku!. Tentang kenapa selama ini ia menyembunyikan penyakitnya dariku?
“hey pangeran tidur.. sudah puas tidurnya?” kataku dengan nada rendah dan terkesan geli ditelingaku.
Kulihat Aga mulai menggeliat, perlahan matanya mulai terbuka. Dan....
Satu detik... ia mengedipkan matanya..
Dua detik... ia bingung dan terpaku..
Tiga detik... mulai ada kesadaran dan...
“Aaaaaaaa@@@......!!!!?#*+&%”
Teriakan dengan suara yang melengking dan tonjokan keras mendarat dirahangku. Sial!..
Aga duduk dan menatapku kaget.
“Abang gila!.. ngapain deket-deket? Ngapain juga didepan muka Aga? Apa jangan-jangan...” aga menahan kalimatnya. Matanya membelalak hingga matanya yang sipit menjadi belo, dan menutup bibirnya dengan tangan. Aku menahan tawa atas reaksinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Brother
Teen FictionThe Brother, saya menulis kisah ini berdasarkan 'mimpi' yang saya dapat tanggal 22 november 2014. Menurut saya itu adalah inspirasi dan imajinasi dari Tuhan. Sebenarnya kisah ini sedikit diadaptasi dari kehidupan kisah 'nyata' saya. Kisah ini adalah...