2

52.6K 821 13
                                    

Sesuai janjiku pada Bima dimana kami bertemu di apartemen tempat kami berdua menghabiskan waktu, apartemen ini berbeda dengan yang Wijaya tinggali bersama Tania. Lokasinya jauh dari apartemen Wijaya, gak mungkin juga kami membeli apartemen yang berdekatan

Melihat jamnya aku yakin jika Bima masih berada di kantor, aku sudah membeli beberapa makanan kesukaan Bima yaitu sate kambing yang sudah menjadi langganan. Segera aku menata makanan di piring dan meletakkannya di meja makan, setelahnya aku menggunakan lingerie untuk menyambut kedatangan Bima

Aku duduk di sofa sambil memainkan ponsel, ketika melihat jam pasti sebentar lagi akan datang. Sebelumnya aku mengirim foto menggunakan pakaian ini balasan dari Bima adalah foto penisnya yang sudah tegang, aku jadi merindukan penisnya dalam vagina

Awal mula aku bisa bersama Bima adalah dengan menggoda Bima ya aku tertarik dengan Bima diawal masuk, kesempatan semakin besar ketika Bima menjadi tangan kanan Wijaya. Awal mulanya Bima selalu menolakku dengan alasan mencintai istrinya tapi terlalu lama bersamaku akhirnya jatuh dalam pelukan, aku tidak mempermasalahkan menjadi jalang kecil untuknya. Setidaknya jalang ini yang bisa memuaskan Bima dalam keadaan apapun dibandingkan istri sahnya

"Wow sudah siap saja" ucap Bima seketika aku tersenyum menatapnya "aku mandi dulu" mencium bibirku lembut

Bima memang lembut tapi tidak jika berkaitan dengan seks, Bima akan menjadi sosok yang berbeda dan aku menyukainya. Aku menunggu dengan tidak sabar di sofa sambil bermain ponsel

"Sudah makan?" tanya Bima dari meja makan namun aku menggeleng "makanlah setelah itu puaskan aku"

Aku mengangguk dan berjalan kearah Bima, aku membuka pakaian semuanya lalu naik ke meja setelah Bima meletakkan makanan di kursi. Sate-sate yang sudah dilepaskan dari tusuk diletakkan di atas badanku, bumbunya diletakkan diatas perut sedangkan nasi dibawah perut mendekati vagina. Bima memandang hasil karyanya dengan segera memotret diriku dengan makanan diatas badanku

Bima mencium bibirku lembut namun menuntut dengan memainkan lidah dan bertukar air liur, ciuman Bima turun kebawah disekitar leherku dijlatinnya leherku. Ketika sampai di payudaraku diambilnya daging sambil mengulum pentilku lalu menjilat perutku yang terdapat bumbu sate

"Akhhh" erangku atas apa yang Bima perbuat

Perbuatan Bima dilakukan sampai makanan tersebut habis dan sudah berapa kali aku mengalami orgasme, Bima menggendongku menuju kamar mandi dan dinyalakan shower. Bima membersihkan tubuhku dari hasil perbuatannya, setelah bersih Bima meletakkan di ranjang dengan segera membuka pakaian yang digunakannya

Aku melihat penis Bima yang sudah berdiri sempurna berada di bibir vagina sambil menggerakkannya, Bima menatapku dengan nafsu membuatku semakin tidak sabar penis itu masuk ke vagina

"Cepat masukin" pintaku dengan memohon

Bima tersenyum "memohon yang benar jalang kecil"

"Om masukkan kontolmu ke memek" ucapku dengan tatapan memohon "ahhh" desahku ketika Bima memasukkan kepala penisnya

"Bagaimana rasanya jalang?" tanya Bima dengan membiarkan kepala penisnya berhenti di vagina

"Masukkan semua kontolmu, om" pintaku dengan tatapan sayu "akhhhh" Bima mendorong penisnya semakin masuk kedalam

"Memekmu memang terbaik gak sia-sia aku membohongi istri" ucap Bima

Aku merasakan vaginaku penuh dengan penis Bima dan penis ini rasanya menyentuh rahim. Aku mulai mendesah ketika Bima menggerakkan pinggulnya dengan sangat lembut, aku menatap Bima yang juga menatapku

Bima mencium bibirku dengan lembut sambil kami menggerakkan tubuh bagian bawah kami, Bima menatapku setelah melepaskan ciuman

"Akhhhh" desahku ketika merasakan gerakan penis Bima semakin cepat "oughhh cepat, om"

"Shit memek kamu enak jalang" erangnya sambil meremas kedua payudaraku "oughhhh kamu selalu memuaskan"

"Akhhhhhh lebih cepat, om" desahku rasanya aku ingin keluar "akhhhhh aku keluar, om" dan tidak lama orgasme keluar

Bima memelangkan gerakan penisnya lalu menatapku yang mencapai orgasme pertama kali di ranjang ini, orgasme ketiga dengan permainan di meja makan. Kedutan di dinding vagina yang sudah berkurang menandakan cairan telah keluar. Bima merubah posisi kami dimana aku berada diatas, aku menatap Bima dengan memberikan isyarat bahwa aku harus bergerak

Perlahan aku menggerakkan pinggul naik turun secara perlahan, memberikan gerakan memutar. Dapat kulihat Bima merasakan kenikmatan atas apa yang aku lakukan, melihat ekspresi Bima membuatku bersemangat kembali. Gerakanku semakin cepat membuat Bima semakin keras meremas kedua payudaraku

"Akhhhh" desah kami bersamaan

"Shit kontolku seperti di tarik kedalam akhhhh" desah Bima "memekmu luar biasa jalang"

"Akhhhh nikmatilah om" desahku "nikmati memek ini yang gak kamu dapat dari istrimu akhhhhhh" membuat gerakanku semakin cepat "ouww" teriakku ketika Bima memukul pantatku

"Kurang ajar mulutmu jalang" ucap Bima dengan marah menarik diriku untuk mencium bibirku "sayangnya ucapanmu benar akhhhhh lebih cepat"

Aku mengikuti permintaan Bima dengan mempercepat gerakan membuat penis Bima semakin tidak tahan, hal ini terlihat dari wajah Bima yang aku yakini sebentar lagi akan mengeluarkan spermanya

"Oughhhhh cepat, Via" desah Bima yang semakin erat meremas payudaraku "oughhh Via aku mau keluar" sambil menutup mata

Aku semakin mempercepat gerakan pinggul, remasan di kedua payudaraku semakin kencang

"Sama-sama sayang" ucapku

"Akhhhhh" teriak kita bersamaan ketika merasakan cairan kami keluar

Aku menjatuhkan diri dalam pelukan Bima, Bima semakin erat memelukku ssmbil membelai rambutku. Aku menatap wajah Bima yang tampak puas dengan apa yang terjadi tadi

"Kamu luar biasa" ucap Bima membelai wajahku

"Apa yang tidak buatmu, om" ucapku dengan nada menggoda membuat Bima tersenyum "tadi aku lihat Billy di kantor"

Bima mengangguk "tadi aku jemput bawa kantor" aku mengangguk "Billy tadi mencarimu" Bima mengangguk dengan yakin "kamu berhasil memikat anakku juga" mencium hidungku sekilas

Pembicaraan ringan ini mengiringi malam kami, hal yang selalu kami lakukan setelah mendapatkan kepuasan satu dengan yang lain. Tidak lama kami tidur dengan posisi saling berpelukan, cinta? kita tidak tahu apa yang terjadi saat ini

Slave or Love ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang