Aku menunggu Bima dengan cemas karena aku telah melakukan kesalahan, aku yakin akan mendapatkan hukuman dari Bima. Tidak lama pintu apartemen terbuka menampilkan Bima yang masih rapi dengan pakaian kerjanya tidak tampak kelelahan dan juga bungkusan makanan. Bima selalu membawa makanan untuk kami berdua jika kelelahan dan harus mengisi tenaga
"Kamu tahu apa yang kamu lakukan?" tanya Bima langsung "kamu tahu berhubungan dengan siapa?" sekali lagi aku hanya diam "bajingan itu bisa menjual anaknya sendiri dan gak menutup kemungkinan kamu juga ditambah kita menolak kerjasama dengan mereka" Bima menatapku tajam "jangan sampai terjadi sesuatu pada papamu"
"Habis kamu tidak menghubungiku" ucapku pelan dengan nada merajuk
"Hubungan kita hanya atasan bawahan dan kita sudah sepakat tidak ada pembahasan mengenai kita selama di kantor" ucap Bima langsung "bukankah ini keinginanmu menjadi jalang untukku" Bima menatap dengan licik
"Apa aku tidak ada artinya bagimu?" tanyaku menatap Bima
Bima tersenyum "sangat berarti jika kita berada di ranjang untuk saling memuaskan" aku menunduk "ini kesepakatan kita jika kamu lupa"
Bima mengangkat daguku dan mencium bibirku sangat lembut lalu mengangkatku yang aku yakini sebagai tempat hukuman ketika aku melawan dirinya, diletakkannya aku dikursi kayu masih dengan posisi berciuman
"Lepas semua pakaianmu" ucap Bima dengan suara serak
Aku segera melepaskan pakaianku begitu juga dengan Bima hingga kami sama-sama telanjang. Bima mendekatiku dengan menggendongku diletakkan di dinding kayu bertanda X diborgolnya tangan dan kakiku
Bima mengambil dildo namun sebelumnya menjilat vaginaku dan memasukkan jarinya kedalam sedangkan aku hanya bisa mendesah atas apa yang dilakukan Bima
"Akhhhh" teriakku ketika Bima memasukkan dildo ke dalam vagina
Diciumnya bibirku sekilas dan dapat kurasakan dildo itu sudah bergerak, Bima duduk tidak jauh dariku sambil memainkan penisnya yang telah tegak. Aku mendesah dan bergerak dengan tidak menentu, aku melihat Bima berdiri mengambil peralatan lain membuatku sedikit ketakutan
Bima membuka mulutku dengan segera memasang benda tersebut dan sekarang mulutku terbuka dengan bola berada diantaranya, Bima mencium pipiku setelah memasangnya lalu kembali menatapku dengan memainkan penisnya
"Ehmmm" erangku tertahan karena gerakan dildo semakin cepat
Air mataku menetes karena tidak dapat mendesah dengan maksimal, aku bergerak kanan kiri membuat kerja dildo semakin terasa dan aku ingin mencapai orgasme
"Ehmmmm ommm" desahku yang tertahan
Bima hanya menatap dalam diam dan semakin mempercepat gerakan dildo tidak lama aku merasakan akan segera orgasme, badanku melengking keatas diikuti dengan kepala. Dapat kurasakan cairan keluar dari vagina di sela-sela dildo. Bima melepaskan alat yang ada di mulut dan menciumku lembut diikuti tarikan perlahan pada dildo
"Ahhhhh" desahku ketika dildo keluar
Masih dalam posisi ini Bima langsung memasukkan penisnya tanpa memberikanku istirahat, perbedaan dildo dan asli membuatku semangat. Aku mengikuti gerakan penis Bima yang semakin dalam masuk hingga ke rahim. Bima menusuknya tanpa jeda dan ampun membuatku tidak kuat mencapai orgasme berikutanya dan benar saja tidak lama aku mengalami orgasme selanjutnya. Bima menatapku dengan puas dan menunjukkan kepemilikan atas diriku
Dilepasnya ikatan setelah penisnya keluar dari vagina lalu menggendongku menuju kamar. Aku sudah tidak kuat lagi menghadapi permainan Bima karena aku yakin akan ada permainan yang lain
Jangan lupa vote ⭐ dan komen 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave or Love ? (END)
RomanceAdegan 21+ Belum cukup umur jangan baca Cerita anak Wijaya