"KEPALA BAPAK KAU KODOK. KURA-KURA NINJA YA UDAH PASTI KURA-KURA LAH, BODOH." ucap Juju ngegas.
"LOH KAN TADI LO NANYANYA KURA-KURA NINJA ITU KATAK APA KODOK, YA GUE JAWAB KODOK LAH, TOLOL." balas Mela sewot.
Princess Qameella. Nama yang bagus. Kelewat bagus. Walaupun kelakuannya sebelas dua belas dengan Juju, tapi setidaknya Mela sedikit waras. Gadis berkulit pucat ini lahir di Bandung, berdarah campuran German dan US membuat garis wajah barat nya terlihat jelas. Dengan rambut panjang lurus sepunggung, tinggi 165 cm, badan ideal, serta wajah luar biasanya pun membuat semua gadis di sekolahnya minder berjalan beriringan dengan Mela.
"Mela bodat...,"
Juju menarik nafas sebelum melanjutkan kalimatnya.
"YA KAU PIKIR AKU NANYA BUAT APA, PAOK? YA BUAT NGETES OTAK KAU YANG GAK SEBERAPA TU LAH. HERAN LIATNYA... GAK PINTAR-PINTAR." sambungnya.
"Terserah lo dah, Juju sayang. Sekarang gue laper. Karna kepala lo ga muat di mulut gue, gue ke kantin aja mau makan bakso." jawab Mela lelah.
Juju tertawa kecil sambil mengikuti Mela ke kantin.
Julia Andreani namanya. Kelahiran Medan, jadi jangan heran kalau cara bicaranya seperti itu. Gadis ini berdarah campuran Indonesia dan Rusia. Walaupun mulutnya terbilang toxic, tapi tampilannya sangat jauh dari tingkah aslinya. Dengan rambut ikal sebahu, kulit putih kemerahan, tubuh mungil, ditambah wajah yg manis, Juju kelihatan seperti anak polos. Tapi jangan tertipu, dia gila. Tidak mempunyai rasa malu dengan sekitarnya. Bahkan ia pernah mengupil sewaktu dihukum berdiri satu kaki di depan kelas, lalu meletakkan upilnya di baju guru yang menghukumnya waktu itu. Jika diingat-ingat, Mela bisa pingsan mengingatnya.
Mela berjalan menuju kantin. Jujur saja, perut nya memang lapar dari tadi. Tapi karna Juju menahannya dengan pertanyaan sialan itu, waktu makan Mela yg berharga jadi terbuang sia-sia. Juju sialan.
"Siapa yang nyuruh lo ngekor, biawak?" ketusnya.
"Sukak-sukak ku lah, sibuk kali muncung kau." balas Juju sambil memukul bagian belakang Mela.
Istighfar Mel...
PLAK!
"SAKIT ANJING! GILA YA LO!!" teriaknya sambil mengusap bekas pukulan Juju.
Juju tertawa keras sambil memegang perutnya. Jangan heran, Juju selalu tertawa apapun keadaannya. Jangan lupa, dia gila.
Sepanjang jalan, Mela hanya menggerutu memarahi Juju, sedangkan Juju selalu tertawa melihat Mela marah.
Sesampainya di kantin, mereka mengambil tempat di dekat tembok. Posisi ini menjadi tempat kesukaan Mela.
Karna katanya "Cape bego makan nya tegakin badan mulu, nyenderan gini kan enak."
"Babu, pesenin gue bakso ga pake mi kuning sama teh es jumbo nya sekalian. Pake duit lo." suruhnya berlagak sombong sambil duduk manis melipat kaki.
Posisi duduk yang sempurna.
"Apa muncung kau barusan? Ya Tuhan punya kawan kok biadap kali ya. Kubeli muncung kau nanti gak punya muncung pulak kau, kan kasian." ketus Juju.
"Udah deh Ju gausah bacot bisa ga sih, tinggal beliin doang ribet banget mulut lo. Pantat gue masih sakit nih gara-gara lo! Tanggung jawab dong, gimana si."
Mela tidak berbohong, untuk berdiri saja susah. Apalagi mengantri membeli bakso.
"MERAJOOK! MERAJOK AJA KERJA KAU! Dah mana sini duit! Untung aku baik dan penyayang." sombong Juju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of you [ON GOING]
Teen FictionBintang adalah sesuatu yg sangat dicintainya setelah Tuhan dan ibunya. Baginya, bintang adalah benda-benda kecil yang sangat cantik. Cahayanya bisa membuat orang menarik simpul senyum hanya dengan melihatnya. Menarik. Tentu saja. Paling bersinar, pa...