Dua.

31 13 17
                                    

"Untung aja tu nenek lampir udah keluar..."

"Bener noh..., mumet otak gue liat senyawa-senyawa GA GUNA ANJING! STRESS GUEE!!!" teriak Mela sambil mengacak-acak rambutnya.

"MELA.. MUNCUNG KAU!" tegur Juju.

"Gausah sok suci deh Ju, nih mendingan kita ganti baju. Bentar lagi jam olahraga..." tukas Mela.

Juju dan Mela mengambil paper bag yang sengaja mereka gantungkan di samping meja. Sudah menjadi kebiasaan, murid-murid memisahkan baju olahraga dengan tas agar mudah ganti baju.

Sekarang Mela dan Juju sudah memakai baju olahraga. Rambut Mela yang biasanya digerai, kini ia kuncir kuda. Juju pun melakukan hal yang sama.

Seperti biasa, murid-murid akan disuruh berkumpul untuk berbaris, berdoa, absen, lalu pemanasan.

"Hari ini materi kita yang ringan-ringan saja ya, karena kebetulan bapak juga akan mengikuti rapat majelis guru sebentar lagi. Yang laki-laki silahkan bermain bola kaki atau basket, sedangkan yang perempuan bisa bermain badminton, voli, atau tennis. Silahkan ambil bola nya, bapak duluan." ucap Pak Herman.

Usai pengumuman, Pak Herman langsung pergi begitu saja ke ruang guru. Sedangkan murid-murid bersorak ria karena tahu jika ada rapat mendadak seperti ini, seluruh siswa siswi pasti akan dipulangkan lebih awal dari biasanya.

Sebagian siswa laki-laki mengambil bola kaki, dan sebagian lagi mengambil bola basket.

Jangan tanyakan kemana siswi perempuan pergi. Mereka bahkan tidak berniat untuk olahraga. Seperti sekarang, ada foto-foto, membuat tiktok, catokan, berbagi cerita, bermain gadget, serta tidur.

Contohnya sekarang, Mela sedang mencatok rambut Juju. Karena sepulang sekolah, mereka berencana untuk hangout. Jadi, Mela hanya sedikit memperbaiki penampilan Juju.

"Ju, nanti kita perginya berdua doang kan?" tanya Mela sambil menyisir kasar rambut Juju agar catokannya tidak hilang.

"Kau pekak apa kek mana? Dah 4 kali ya ku dengar kau tanya kek gitu." ketus Juju.

"Yaelah Ju, namanya juga mastiin."

Mela menekan tombol off pada catokan, lalu mencabut colokan.

Kemudian Mela mengeluarkan dompet kecil transparan yang berisi liptint, parfume, vaseline, lipbalm, serta handcream.

Tangan Mela mengambil liptint dan lipbalm dari dompet kecilnya.

"Ju, pake dikit ya biar ga pucet." ucap Mela sambil mengoleskan lipbalm kemudian sedikit liptint.

"Seharusnya yang pakek ini tu kau, bodoh." sindir Juju.

Bibir Mela mengerucut.

Lucu, pikir Juju.

"Gak usah sok imut ya, kuntilanak"

"Dih..." sinis Mela.

Lipbalm dan liptint tadi juga akan dipakai oleh Mela. Karena kulit Mela yang sangat pucat, membuatnya seperti mayat hidup jika tidak memakai liptint.
Ia mulai mengolesi lipbalm pada bibir ranumnya, kemudian liptint.

Mela mengoleskan sedikit liptint, karena bibir nya yang tebal itu akan sangat berbahaya jika memakai liptint berlebihan. Bisa-bisa satu sekolahan akan terhipnotis olehnya.

Liptint sudah, sisiran sudah, catokan sudah, sekarang parfume.

Juju menyemprotkan parfume pada titik-titik tertentu, juga pada Mela. Karena itu juga sebenarnya parfum Mela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because of you [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang