maaf, aku jadi naif Ó╭╮Ò

728 132 20
                                    

  Perkataan Kwon Soonyoung soal Kim Doyoung cuek dengan sekitar, itu tidak salah. Bahkan buktinya, setelah mengetahui siapa Kim Sejeong, laki-laki itu seakan tidak seperti berpikir; ah.. mungkinkah orang yang suka mengirimnya sticky note adalah si Kim Sejeong ini? Ya Tuhan.. laki-laki ini saking cueknya atau bodoh sebenarnya? Kenapa dengannya?

  Sekarang laki-laki tersebut sedang dalam perjalanan pulang namun masih di koridor kelasnya. Masih sibuk menyalin catatan sang teman.

"Nih.. makasih ya!" ujar Doyoung kemudian memberikan buku tersebut pada sang pemilik.

"Iya.. sama-sama. Lain kali jangan dadak gini dong kalo mau minjem catatan. Terus, kenapa enggak bawa pulang aja sih?" gerutu sang teman.

"Yailah.. tinggal separagraf doang."

"Iya, iya.. udah, gue mau pulang dulu! Dah.."

"Hmm.."

  Dan tinggalah seorang Kim Doyoung di kelas. Dia beranjak dan berjalan menuju lokernya untuk menaruh sticky note-nya.

  Sembari bergumam menyanyikan sebuah lagu, Doyoung menuju tempat parkir dan mengambil motornya. Ketika dia hendak keluar dari area sekolah, matanya tanpa sengaja menangkap sosok yang terakhir kali berbicara dengannya di kantin. Sudah 2 hari berlalu. Dan entah kenapa, Doyoung mengurungkan niat untuk segera pulang dengan menghentikan motornya. Menyapa si perempuan yang sedang sibuk memainkan gawainya itu.

"Hai.." sapa Doyoung membuat Kim Sejeong menoleh dan terkejut. "Nunggu bus?"

"Eh.. e-enggak. Eum.. lagi nunggu jemputan." jawab Sejeong seadanya. Iya, dia sedang menunggu jemputannya.

"Oh.." dan entah kenapa lagi, Doyoung turun dari motornya dan menghampiri Sejeong. Duduk dengan jarak yang tak begitu jauh namun tak ingin terlalu dekat mengingat mereka tak memiliki relasi lebih dari sekedar 'say Hi' saja.

  Sejeong yang masih merasa gugup di dekat laki-laki itu, memilih diam dan mulai 'meneror' ibunya untuk segera menjemput dirinya.

"Aku nggak papa kan ya duduk sini?" tanya Doyoung yang begitu random.

"Nggak papa.. ini kan tempat umum juga, halte. Jadi terserah kamu mau duduk atau enggak.." dan diakhiri tawa kecil.

"Hehe.. iya sih." timpal Doyoung sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

  Sejeong kembali menatap gawainya dan mendesah pelan ketika sang ibu membalas bahwa jalanan sedang macet. Hah..

"Eum.. sakitnya udah sembuh?"

"Apa?"

"Lusa kemarin kan kamu bilang lagi sakit, walau batuk doang. Itu udah sembuh?"

  Ya Tuhan.. Sejeong kira laki-laki ini tahu tentang sakitnya yang sebenarnya. Huh.. syukurlah!

"Oh.. udah kok. Udah sembuh.." jawab Sejeong dengan senyum ramahnya. Tanpa disadari membuat sang oknum di hadapannya merasa desiran yang aneh.

"O-oh.. syukur deh kalo gitu." Doyoung mengalihkan perhatiannya dan mencoba menetralkan detak jantungnya.

  Mereka hanya terus diam tanpa ada basa-basi lagi. Meski begitu, Doyoung tetap setia untuk menemani perempuan tersebut.

  Ketika Sejeong menengok ke arah kanan, dia mendapati mobil milik sang ibu mendekat. Dia pun segera bangkit dari posisinya. Doyoung yang melihat hal itu ikut berdiri. Seorang wanita paruh baya keluar dari mobil tersebut setelah berhenti.

"Aduh.. maaf ya bikin kamu nunggu lama." ujar sang ibu penuh sesal.

"Iya, Bu.. nggakpapa kok." jawab Sejeong dengan senyum hangatnya.

Dear Crush || kimdoyoung kimsejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang