"Cewek yang sama kamu tadi siang, yang kamu pasangin kalung dilehernya, yang kamu gan-"
Winwin membungkam mulutku dengan tangannya dan menatapku
"Kamu ini kenapa sih?" Dia menyodorkan ponselnya kepadaku "aku tu dari pagi di studio, dan baru selesai sekarang. Ni kalo nggak percaya tanya aja sama Jaehyun"
"Tapi tadi"
Aku masih bergelut dengan kejadian tadi siang yang jelas jelas aku melihat winwin bersama dengan perempuan lain di toko aksesoris. Wajahnya seratus persen mirip tanpa perbedaan apapun, hanya saja sikapnya lebih lembut dari manusia yang ada dihadapanku ini.
"Aku mau mandi, siapin air hangatnya" Winwin menepuk nepuk tanganku, membuatku tersadar dari pikiran burukku tentangnya
"Males"
Aku menyandarkan kepalaku dibahu winwin, walaupun agak keras dengan tulang yang lebih mendominasi tapi rasanya tetap nyaman buatku.
Aku ingin selamanya begini, akankah takdir mengabulkannya
"Aku belum mandi, nanti kamu ketularan baunya"
"Nggak papa" Aku memeluk erat pinggang winwin, tidak ingin melepaskannya
Drrt drtt
Handpone winwin berdering menampilkan sebuah nama asing dilayar ponselnya, asing bagiku tapi sepertinya tidak untuknya
"Bentar, aku angkat telfon dulu" Dia melepaskan kaitan tanganku pada pinggangnya dan berjalan sedikit terburu meninggalkan aku sendiri
Tidak biasanya dia sperti itu, setiap ada telfon sepenting apapun itu dia akan mengangkatnya didepanku
Aneh
"Siapa?"
Aku bertanya pada laki laki yang baru saja merebahkan kepalanya dibahuku dengan ekspresi wajah lesu, tidak seperti sebelumnya. Siapa penelefon yang membuat wajah kekasihku berubah seketika?
Pembicaraan macam apa yang membuatnya begini?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌼🌼
"Gimana hasilnya dok? "
"Saya tidak menyangkah kamu bisa bertahan sejauh ini, semoga semuanya bisa kembali normal lagi seperti biasa"
Laki laki itu masih terdiam ditempatnya, menatap sekilas pada selembar kertas yang masih setia ia pegang dengan mata nanar
Pria berpakaian serba putih itu menepuk nepuk bahu winwin sambil tersenyum meyakinkan "saya yakin kamu bisa melewati ini"
laki laki itu kemudian beranjak dari tempatnya meninggalkan winwin yang masih memaku
"Win?"
"Gue sama sekali nggak takut sama penyakit ini" Ia menghela nafasnya pelan "yang gue takutin saat gue udah nggak ada nanti, siapa yang bakal jagain Hanna"
"Gue yakin lo pasti sembuh"
"Jagain Hanna ya" winwin mengelap setetes cairan bening yang lolos dari matanya sebelum terjun lebih jauh membasahi pipinya "jagain dia, buat gue. Jangan biarin dia sedih"
Laki laki itu memeluk winwin dengan dekapan lembutnya yang hangat, sangat erat. Dan tanpa malu menitihkan air matanya, dua orang laki laki yang sedang menangis di koridor rumah sakit dan menjadi sebuah objek pemandangan bagi orang yang lalu lalang disana
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
