22

783 119 4
                                    

Percayalah penyesalan hanya akan menjadi sia sia saat semuanya sudah menjadi kenangan

🌼🌼🌼

"Ayok han cepetan" Naomi berlari mendahului aku yang tertinggal jauh dibelakangnya.

hari ini kami berniat untuk datang ke event musik yang akan mengundang grup favoritku

"Tungguin gue mi" Nafasku hampir habis karna tidak bisa mengimbangi tenaga lari Naomi
"Istirahat bentar, gue capek"

"Aduh, cemen bang-"

"Gue nggak mau!!"

Bukan, itu bukan suaraku ataupun suara Naomi

Suaranya terdengar seperti suara laki laki yang tengah kesakitan, dan sangat akrab ditelingaku..

"Mi, lo denger nggak?"

"Iya iya, suaranya dari gang sana nggak sih?"
Naomi menunjuk ke arah sebuah gang sempit didekat tempat kami berhenti

Tanpa pikir panjang aku dan Naomi berlari menuju gang itu dengan harapan, orang yang berteriak tadi masih selamat

Dan coba tebak apa yang aku lihat sekarang

Dua orang yang tengah adu tonjok dengan wajah lebam belur yang menyedihkan

"Lucasss berhenti!!" Pekikku

Kakiku melemas saat wajah lain yang tengah dipukuli itu menoleh ke arahku

Namun Lucas masih dengan membabi buta memukulinya

"Lucas, lepas" Aku mendorong tubuhnya yang besar agar menyingkir dari winwinku

"Win" Aku menaruh kepalanya di atas pangkuanku

"Kamu kenapa ada disini?" Tangisku pecah saat menatap mata winwin yang penuh dengan luka "Jangan nangis, aku nggak papa kok" Tangannya bergerak untuk mengusap air mataku lalu tersenyum.

Nggak papa katanya

Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri semuanya betapa Lucas dengan kejamnya menyerang winwin, dan dia masih bisa bilang nggak papa

Mataku kini beralih ke arah Lucas yang masih memaku ditempatnya dengan wajah tertunduk

Rasanya aku ingin mencabik cabik wajahnya sekarang

Namun genggaman tangan winwin yang hangat membuat amarahku perlahan mulai mereda

🌼🌼


Aku tidak akan menuntut penjelasan apapun dari winwin tentang apa yang terjadi hari ini

Tapi aku juga tidak ingin berbohong kalau pikiranku sedang memikirkan berbagai alasan atas semua kejadian yang aku lihat tadi

"Maafin aku ya" Tangannya menyentuh tanganku yang sedang mengoleskan obat merah di lukanya

"Kenapa minta maaf?"

"Karna kamu harus ngeliat itu semua"
Kini ia menggenggam kedua tanganku dengan erat

Sebenernya ada apa antara kamu dan Lucas?

Lagi lagi pertanyaan demi pertanyaan mulai bermunculan dikepalaku

"Maafin aku ya" Ucapnya sekali lagi dan menatapku dengan mata indah miliknya

Who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang