[TAEIL]

408 75 19
                                    

aku bangun terlalu pagi. aku jarang sekali bangun lebih awal. dengan begitu aku bisa sedikit santai sembari membuat bekal makan siang. tiba-tiba aku terpikirkan lelaki itu.

dia ternyata suka sekali bersepada ya. pantas saja otot tubuhnya terbentuk. itu semakin membuatnya terlihat seksi. dan aku suka.

mengingat pertemuan kami di elevator membuatku sedikit merona.  entah darimana idenya, aku bahkan membuat tiga kotak bekal. milikku, untuk doyoung dan... untuk lelaki  itu.

yah, sampai sekarang aku tidak berani bertegur sapa sekedar menanyakan nama. mungkin dengan aku beralasan sering berpapasan dengannya di elevator dan drama membawa kotak bekal berlebh, bisa kuberikan padanya sekaligus bertegur sapa.

oh, tidak! aku semakin tidak sabar menuju kantor.

tapi.... bisa jadi pagi ini aku tidak bertemu dengannya kan?

beberapa hari ini setiap kali pintu elevator terbuka, aku selalu berharap itu dia walaupun ujungnya aku dikecewakan oleh ekspetasiku. tidak apalah. siapa tahu jodoh.

aku sudah memakai pakaian terbaikku. bahkan sengaja menata rambutu agak bergelombang –karena doyoung pernah bilang style rambut bergelombang membuatku makin terlihat muda.

aku menanti sepuluh menit dengan penuh harap menunggunya. sudah hampir jam masuk. daripada telat, lebih baik aku naik duluan saja. mungkin belum jodoh. kotak bekal jatahnya nanti kuberikan pada jaehyun –kekasih doyoung– daripada disia-siakan.

aku terlalu larut akan pikiranku hingga tidak sadar pintu elevator yang hampir tertutup kembali terbuka.

oh, dia! lelaki tampanku!

kemeja hitam dengan lengan yang digulung sampai siku. headphone kecil yang terpasang di kedua telinganya. aku berulang kali mencuri pandang dan aku dibuat merona. dari samping saja dia begitu tampan.

sebelum elevator berhenti di angka 5 (tempat kerjaku), aku berusah mencari kesempatan untuk memberikan kotak bekal masakan buatanku. hanya nasi dan omelet serta beberapa potong buah. aku berharap dengan ini kami bisa membangun komunikasi.

baru aku ingin membuka mulut, kulihat dia mengeluarkan sesuatu dari tas.

oh, sebungkus onigiri. dan dia memakannya dengan lahap.

tanganku yang semula gemetar memegang kotak bekal kini bersembunyi di balik punggungku. ketika denting elevator berbunyi pas di angka 5, pintu terbuka. aku buru-buru memasukkan kotak bekal ke dalam tas kertas milikku lalu segera pergi dari sana.

mungkin.... lain kali saja. lagipula, aneh juga kan orang asing tiba-tiba memberikanmu kotak bekal sarapan?

ya, kalau saja kuberikan dia pasti menganggapku aneh. 



|| bersambung ||

an elevator  [johnil fic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang