10 ; Taeyong

83 17 0
                                    

Seharian lelaki ini berkutak dengan game di Ponselnya , sampai ia mendapat pesan singkat yang muncul dibagian atas layar Ponselnya

"Besok kita akan ke makam Bundamu, kamu harus ikut"

Begitulah isi pesan yang sempat ia lihat , dengan nama pengiriman yang tertera "Ayah"

Ia adalah Taeyong, kini lelaki itu beralih ke kalender kecil yang ada diatas meja kecilnya.
Benar saja besok adalah hari peringatan kepergian Bundanya 16 tahun yang lalu.

Biasanya lelaki itu akan pergi ke makam setelah ayahnya dan Arin kembali, entah mengapa ia sangat malas jika harus pergi bersama mereka bersama Arin lebih tepatnya.

Disinilah mereka berdiri disebelah gundukan tanah yang sekarang telah tertata rapi dengan ukiran indah dan batu nisan yang bertuliskan Liana Rose bunda tercinta dari Taeyong dan Arin yang jika ditanya Arin tidak tahu pasti bagaiman wajah sang bunda tapi gadis ini selalu membayangkan wajah cantik sang bunda seperti yang terpampang indah di foto.

"Yong habis ini makan dulu yuk" ajak sang ayah

"Gabisa Yah, ada janjian sama temen"

"Jarang loh kita jalan bertiga" ucap sang Ayah

"Lain kali aja Yah , kak Taeyong lagi sibuk mungkin" kini Arin membuka suara sambil melihat sekilas sang kakak yang terlihat kurang nyaman

"Itu tau" Taeyong berbicara dengan suara pelan

"Ini hari ulang tahun adekmu loh" ucap sang Ayah lagi

"Udah deh Yah biasanya juga dirayaian berdua doang bareng ayah" Tayeong menatap Arin dan Ayah Siwon bergantian

"Nggapapa kok kak duluan aja" Arin menatap sang kakak

Tanpa berpamitan kini Taeyong telah berlalu pergi meninggalkan Arin dan Sang Ayah.
Tepat hari dimana Sang Bunda pergi Arin lahir, dan setiap ulang tahunnya Arin tidak ingin merayakannya entah mengapa dia lebih memilih menghabiskan waktu ke makam sang bunda dan makan bersama sang ayah. Menurutnya itu adalah perayaan terbaik .

"Ayah gausah makan makan deh , Arin capek mau langsung pulang aja" ucap Arin

Ini sudah hampir jam 22.00 tetapi Arin masih saja menatap layar ponselnya, entah apa yang dia tunggu. Sampai dering ponselnya membuyarkan lamunannya .

"Halo rin, lagi ngapain" terdengar suara lelaki di seberang

"Halo kak Doyoung, lagi rebahan aja tumben nelfon" ucap Arin

"Kamu udah terima paketnya?" Ucap si penelfon yang ternyata Doyoung

"Udah kak makasih yah, gaperlu repot repot sebenarnya"

"Ngga repot kok, kamu suka?" Tanya Doyoung

"Suka kak" Arin tanpa sadar tersenyum

Saat pulang dari makam sang Bunda , Arin terkejut karena ada paket yang datang dia pikir mungkin salah alamat tapi ternyata disitu tertera nama dan nomor ponselnya, setelah dibuka di dalamnya ada surat dan ternyata itu kado dari Doyoung.

"Bagus deh" ucap Doyoung kemudian

"Kok kakak bisa tahu aku ulang tahun?" Tanya Ari penasaran

"Kan aku sering nemenin Mark beli kado buat kamu, jadi ingat hehe" ucap Doyoung di akhiri dengan tawa kecilnya

"Mark?" tanya Arin ragu

"Ohiya kita semua lagi di rumah Mina, kamu mau ngomong sama Mark?"

"Ngga usah kak, ntar dianya keganggu. Kak Arin udah mau istrahat " ucap Arin

"Ohiya sampe lupa, bye rin have a nice dream" ucap Doyoung

"Kakak cepet tidur"

"Iya Rin sampai ketemu besok"

"Iya kak"

Ketika Doyoung  selesai menelfon Arin, lelaki itu melirik sekilas ke arah Mark yang sedang menatapnya seperti akan mengatakan sesuatu.

"Ada apa?" Tanya Doyoung ke Mark

"Lo habis telfon siapa kak?" Mark

"Arin, kasian pasti hari ini dia sendiri lagi" ucap Doyoung yang volume suaranya sengaja ia kencangkan

"Gue lupa kak" ucap Mark menepuk jidatnya

"Udah gue duga" ucap Doyoung melirik Mark

"Emang hari ini arin kenapa" ini Yeri sang pemilik indra pendengaran yang tajam

"Arin Birthday" ucap Mark pelan

Bye My FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang