13 ; pengakuan

145 18 5
                                    

Sedari tadi gadis yang terbaring di atas tempat tidur rumah sakit ini terlihat begitu gelisah, bisa dilihat dari tatapannya yang terus menganalisa seisi ruangan tetapi mata nya selalu tertuju pada lelaki dan gadis yang baru 15 menit yang lalu tiba .

"Ehem" lamunan gadis itu buyat seketika ketika mendengar deheman dari sang gadis

"Eh maaf ya Yer aku belum bisa bangun masih pusing kepalanya" ucap gadis yg terbaring tersebut yang tak lain adalah Arin

"Udah makan rin?" Yeri

"Aku ngga suka makanan rumah sakit, tadi minta tolong kak Doyoung cariin makanan" Arin berbicara sambil sekilas melirik Mark yang sedari tadi entah memperhatikan apa karena matanya tertutup dengan topi yang dikenakannya

Umur panjang Doyoung yang sedang di bicarakan tiba tiba masuk ke dalam ruangan

"Nih, kok bisa?" Ucap Doyoung seraya meletakan makanan di atas meja yang terletak di samping tempat tidur Arin lalu melihat ke arah Yeri dan Mark

"Tadi Mark sama yang lain ada dirumah terus dianya minta ikut" ucap Yeri menjelaskan

"Kak kenapa ngga ngabarin gue" tiba tiba Mark membuka suara membuat Arin dan Doyoung bertatapan sekilas

"Takutnya lo sibuk" ucap Doyoung singkat

"Rin sini aku bantuan" ucap Yeri yang berdiri ingin membantu Arin yang terlihat kesulitan mengubah posisinya

"Makasih yer" Arin tersenyum

"Rin apanya yang sakit" Mark mendekat ke arah Arin

"Cuma sakit biasa kok, ayah sama Kak Doyoung aja yang lebay" ucap Arin enggan menatap Mark tapi menatap Doyoung dengan tatapan sejuta makna

"Sini kuncir rambutnya" ucapDoyoung membantu menguncir rambut Arin

"Aku baru tahu kalo kak Doy semanis ini" ucap Yeri di akhiri dengan tawa mengejeknya

Mark yang sedari tadi berdiri disamping Arin terus memperhatikan gerak gerik gadis itu.

"Sini" ucap Mark menarik botol air mineral dari tangan Arin yang terlihat kesusahan membuka segel botol

"Makasih" ucap Arin singkat ketika Mark memberikan botol air mineral yang telah dibuka

"Rin Aku temenin Yeri cari makan bentar yah, kasian anaknya kelaparan" ucap Doyoung tiba tiba sambil menatap Yeri dan mendapat anggukan kecil dari gadis itu

"Kak jangan lama yah, ayah masih lama" ucap Arin dengan wajah memelas nya

"Iya" sebelum Doyoung pergi lelaki itu masih sempat sempatnya mengacak rambut Arin

Kini tersisa Mark dan Arin di ruangan tersebut ditemani suara sendok dan piring dari Arin yang sedari tadi hanya mengaduk aduk makanan nya.

"Rin aku udah jadian sama Mina" itu adalah kalimat pernah yang keluar dari mulut Mark, mungkin lelaki ini bingung akan memulai darimana

"I know, semoga langgeng"

"Aku tetep jadi sahabat kamu ngga ada yang berubah hanya karena aku udah punya pacar" ucap Mark dengan nada meyakinkan

"Iya aku tau" Arin menatap kedua manik lelaki yang kini duduk di sisi ranjangnya

"Kamu tetap bisa cerita apapun ke aku dan aku akan tetap ada buat kamu" ucap Mark

"Dan aku yang akan berusaha tanpa kamu kali ini, karena aku ngerasa udah membebani banyak orang. Aku tau Mark kalo kamu baik kamu tulus sama aku, jadi stop bikin aku ngerasa aku jadi beban buat kamu stop bantu aku stop jadi orang yang selalu ada buat aku biar aku bisa ngelakuin sendiri kalopun nanti ngga ada satupun yang stay bareng aku" Arin susah payah menahan air matanya tetapi tetesan itu tetap lolos dengan sendirinya.

Momen seperti ini yang kadang membuat Mark tidak tega meninggalkan gadis itu,karena Mark tahu betul kalo Arin ini termasuk gadis yang hatinya mudah rapuh dia gadis yang selalu merasa bahwa dirinya beban untuk orang orang di sekitarnya.

Mark menarik Arin dalam pelukannya lalu menepuk pelan punggung gadis itu, sekarang dia sedikit lega karena telah memberitahu Arin bahwa dia sudah jadian dengan Mina. Karena belakangan ini dia merasa begitu jauh dengan gadis itu, bagaiman mau menyampaikan kabar jadiannya menatap Mark saja Arin enggan.













Ada yang sudah bosan dengan cerita ini? 🙏🏻

Bye My FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang