"Ryujin apa kau benar telah menyatakan perasaanmu pada Beomgyu?" Tanya Yeji ketika Ryujin baru saja datang menempati bangkunya.
Apa?! Kenapa jadi seperti ini. Ryujin tidak merasa telah menyatakan perasannya pada Beomgyu. Siapa yang telah melebih-lebihkan dan menyebarkannya. Tidak salah lagi pasti dia, Ryujin menoleh pada Soobin. Lelaki itu segera membuang mukanya menghindari tatapan Ryujin. Sialan kau Choi Soobin!
Saat itu juga pandangannya bertemu dengan Beomgyu. Ah, kemarin Ryujin telah mengaku menyukai lelaki itu.
"Jadi itu benar." Ucap Yeji.
Ryujin hanya membuang napasnya kasar. Ia menyesal dengan apa yang telah kemarin ia lakukan. Berbohong dengan mengaku menyukai Beomgyu agar Hueningkai tidak berharap lagi padanya dan hubungannya dengan Yuna baru saja membaik. Sekarang berita itu sudah tersebar kemana-mana. Ryujin harus menanggung apa yang telah dia perbuat. Berbohong sampai akhir.
"Benar aku bilang. Jika kalian saling membenci, benci bisa berubah jadi cinta." Ucap Yeonjun seolah dialah pakar dalam hal percintaan.
Ryujin kembali menghadap belakang, ingin sekali tangannya menjitak kepala Yeonjun tapi Ryujin urungkan karena tatapannya bertemu dengan Hueningkai.
"Ryujin wajahmu tampak memerah." Ucap Taehyun kemudian mengundang tawa yang lainnya. Taehyun hanya menggoda Ryujin, wajahnya tidak memerah sama sekali.
"Ya! Jika kalian berbicara lagi akan aku patahkan kakimu satu per satu." Ancam Ryujin dengan sangat kesal.
Hueningkai beranjak dari bangkunya dan melangkah pergi keluar kelas. Ryujin menatap Hueningkai. Dia masih merasa bersalah.
Rasanya tidak mood sekali untuk Hueningkai tetap berada didalam kelas saat ini. Heuningkai tidak punya tujuan saat pergi meninggalkan kelas. Dia hanya mengikuti kemana arah kakinya melangkah.
Brukk!!
Saat Hueningkai hendak menuruni tangga, dia bertabrakan dengan seseorang. Shin Yuna. Gadis itu berlari menaiki anak tangga karena kesiangan.
"Aaa!!" Yuna hampir saja terjatuh kebelakang jika Hueningkai tidak cepat memegangnya.
"Hampir saja." Gumam Hueningkai setelah menyelamatkan Yuna.
"Aww! Sakit." Keluh Hueningkai saat Yuna memukul bahunya. Itu murni Yuna lakukan karena reflek hampir terjatuh gara-garanya.
Ttett!! Ttett!! (Suara bel masuk)
"Kenapa kau memukulku. Kau yang berlari." Ujar Hueningkai. Bukannya dia berterimakasih malah pukulan pedas yang Hueningkai terima.
"Oh, benar juga." Yuna melirik Hueningkai malu karena disini dialah yang salah. "maaf."
"Kau mau kemana? Bukankah sebentar lagi bel masuk berbunyi?" Tanya Yuna lalu melihat kesekitar koridor yang sudah terlihat sepi. Semua siswa siswi sudah masuk kedalam kelasnya masing-masing. Yuna mengerutkan alisnya. "Apa bellnya sudah berbunyi?"
Saat itu terdengar suara langkah kaki menaiki anak tangga. Suara berat lelaki paruh baya itu semakin mendekat. Hueningkai dan Yuna mematung dan saling menatap. Guru kedisiplinan!
Hueningkai menarik tangan Yuna untuk mengajaknya kabur sebelum mereka ketahuan. Entah akan kabur kemana yang jelas mereka harus Cepat bersembunyi dari guru kedisiplinan itu.
Mereka berlari menaiki anak tangga dan disana ada sebuah pintu. Mungkin itu akan menjadi tempat yang aman untuk mereka sembunyi. Sampailah mereka disebuah ruangan yang penuh dengan meja, bangku, dan beberapa papan tulis.
"Ruang apa ini?" Tanya Yuna.
"Gudang aset?" Hueningkai menarik dua bangku untuk dirinya dan Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME [TXT X ITZY]
Adventureff ini memceritakan tentang kehidupan anak sekolah pada umumnya. dihiasi oleh cerita pertemanan, asmara, kebersamaan. #Simak ceritanya, jangan lupa vote dan comment. karena hal itu yang membuat author jadi semangat nulis. hehehe... thx