Kopi dan Candu

22 1 0
                                    

Hari ini Minhyun sedang dilanda mood yang buruk.

Ini berarti bencana bagi Sorai.

Bintangnya terasa seperti mau redup! Astaga apa yang harus sorai lakukan agar Minhyun kembali menjadi Minhyun yang ceria.

Tuhan! Tolong!

Oke Sorai, stop. Jangan berlebihan.

Sorai menghentikan kepanikan sesaat itu lalu memutar otaknya agar mendapatkan ide yang cemerlang. Pada saat-saat seperti ini Sorai berharap ia diberi otak yang pintar dan mempunyai banyak ide yang bagus.

Dan kalian tahu? tuhan memang baik, doanya terkabul. Ia tiba-tiba seperti mendapatkan ilham yang diberi tuhan hanya untuknya.

Sorai beranjak dari tempatnya dan mengambil banyak kertas dari meja tulisnya. Pulpen pun tak lupa ia bawa, ia tidak bisa menulis tanpa pulpen, bukan?

Sorai menulis begitu banyak kertas dan memasukannya kedalam toples yang dihias begitu niat. "Buka kalau badmood. Jangan langsung semuanya tapi, nanti abis dong," begitu tulisan didepan toplesnya.

Kalian tahu isi kertasnya?

Semua ungkapan cinta.

Sorai ingin meyakinkan Minhyun bahwa dirinya ada dan tidak akan meninggalkan lelaki itu.

Sorai ingin Minhyun tau bahwa Sorai mencintainya.

Dan Sorai akan berusaha memperbaiki perasaan lelaki itu, karena hati Minhyun, miliknya juga.

Mungkin terdengar klise bagi kalian, tapi itu benar-benar dirasakan oleh laki-laki yang memiliki 3 bintang dipipinya yang sedikit gembil. Sorai benar-benar tahu apa yang dia lakukan dan tidak akan pernah menyesali apapun yang dia tulis hari itu.

"Nyon, mau minum kopi? Aku temenin. Tapi sekali ini aja, besok gak boleh," ujar Sorai sambil membawa 2 gelas kopi yang ia buat barusan. Dengan langkahnya yang sedikit dipercepat menuju tempat kekasihnya duduk termenung.

Sorai meletakkan gelas itu dan menatap wajah pria-nya. Oh tidak, Minhyun-nya terasa lebih kurus dari biasanya, padahal baru jatuh kedalam mood yang buruk beberapa jam.

Sunyi..

Tanpa tawa kecil dan candaan Minhyun, terasa sangat sepi.

"Nyon, kamu tau?" Akhirnya Sorai membuka suara mengakhiri hening yang terasa diantara mereka. Minhyun yang tengah menyesap kopinya pun berhenti sejenak dan menaikan alisnya tanda bahwa ia menyimak apa yang dibicarakan Sorai.

"Kamu kecanduan kopi gara-gara apa? Kamu tahu?" Sorai bertanya lagi.

Minhyun menurunkan gelas itu, "tau, karena enak,"

Sorai pun memajukan bibirnya, "ada lagi, satu alasan lagi,"

"Apa?"

"Karena kafein. Kafein itu bikin kecanduan. Makanya kamu kalo ga minum kopi suka pengen muluu begituu. Nafsu kopii,"

Minhyun tertawa pelan mendengar ocehan Sorai barusan. Kalau itu, dia juga sudah tau, Sorai.

"Nyon!" Baru saja Minhyun membuka mulutnya untuk membalas Sorai, pacarnya itu lanjut berbicara. Cerewet sekali pacarnya ini. Maklum.

"Kalau gak ngopi, apa yang kamu rasain?" Tanya Sorai lagi.

Minhyun pun menjawab santai, "ya, aku jadi kepengen terus. Rasanya kurang lengkap aja gitu, yang, kopi juga bisa bikin aku tenang, tahu?"

Sorai mengangguk-anggukan kepalanya mendengar itu, ia memajukan badannya melewati meja pembatas mereka, membuat minhyun agak mundur kebelakang.

"Kalo begitu, kamu senyum dong, "

Minhyun mengerutkan keningnya bingung, Ada apa lagi dengan pacarnya ini?

"Buat apa?"

"Kamu masa ga tanggung jawab? Kata kamu kalo kecanduan itu misal ga diturutin jadinya kurang lengkap, ga enak,"

Minhyun menatap Sorai penuh teka-teki.

Baru saja ingin membuka mulutnya, Sorai sudah lanjut berbicara lagi.

"Gara-gara suka minum kopi, kamu juga ada kafeinnya..." Sorai menatapnya serius.

"Buktinya aku kecanduan senyum kamu, nih."

Sorai menatap kasihnya lagi sambil menarik sudut bibir Minhyun, "Aku sayang kamu, ayo kamu senyum dulu. Gak suka liat pacarku murung,"

Tulang pipi Minhyun pun naik menciptakan lengkungan senyum yang sangat amat manis. Ah, pacarnya bisa saja.

"Nahh gitu dongg! Ehehehe," ucap Sorai sambil memberikan toples yang ia buat tadi. "Ini biar hasrat aku sama senyum kamu terpenuhi, ayo kamu kasian sama aku, tersiksa kalo kamu cemberut,"

"Aku juga senyum nihh! lebaarrr!" Ujar Sorai sambil memeluk badan Minhyun sambil tertawa.

Keduanya sama-sama tertawa dan lanjut bercerita dan membagi cerita masing-masing, tentang sebab suasana hati Minhyun, tentang semua hal. Berharap Suasana hati pacarnya membaik.

"Makasih ya, candunya udah terpenuhi. Setelah lihat senyuman kamu, aku jadi tenang," Sorai mendongak, mengecup bibir Minhyun sekilas.

Sorai tidak berbohong waktu ia bilang seperti itu. Ia mengatakan yang sejujurnya. Daritadi Minhyun belum tersenyum dan itu sangat meresahkan. Ia tidak bisa tenang jika seperti itu.

When i say i love you, i really do

Candu ini tidak bisa ditahan.

Seperti halnya Minhyun yang kecanduan kopi,

Sorai kecanduan Minhyun.

"dan hatiku menginginkanmu lebih dari yang kau tahu, i really do,"

m i r a iWhere stories live. Discover now