ok, at least he is different-part 2

10 3 0
                                    

Tuk, tuk, tuk

Suara langkah kaki Abel yang beradu dengan lantai kantin. Abel sudah berada di kantin dengan berjalan santai sambil melihat gerak-gerik Archer. Perlahan setelah Abel sudah mengambil makanan yang dia beli tadi, ia menghirup napas perlahan dan menghebuskannya dengan yakin.

Tuk, tuk, tuk..

Suara langkah kaki Abel yang semula tidak terdengar karena kantin sangatlah ramai dan berisik hingga sekarang terdengar. Kantin sangatlah sunyi tidak seperti biasanya karena Abel sedang mencoba mendekati meja kantin yang hanya di duduki Archer.

WOW! Ini pengalaman yang sangat langka sekali! Abel tak pernah sekali-kali dalam hidupnya mulai mendekati cowok. Yah ini harus diabadikan para siswa-siswi dengan memulai siaran langsung di instagram, memotret, dan gosip ria cewek-cewek yang menurut Abel alay.

"Ehmm.. gu-gue boleh kan duduk disini?" Tanya Abel dengan kata-kata yang menurutnya sedikit gagap.

"....". Tidak ada jawaban dari sang cowok yang diajak berbicara. Tentunya Archer.

Dengan berani tanpa menunggu lagi jawaban dari Archer, Abel duduk di samping Archer dengan jarak yang lumayan dekat. Abel menatap dingin kepada siswa-siswi yang memerhatikan mereka. Dengan sigap orang-orang langsung kembali ke aktivitas mereka.

Tiba-tiba..

" nani?[apa]" Tanya Archer tanpa melirik Abel sedikit pun dan langsung to the point dengan singkat, jelas, dan padat. Ah iya Abel lupa nambahin. Dingin.

Abel tau artinya. Dia kan anak wibu. Yap! Dia wibuers juga atau bisa dibilang Abel suka anime, jadi dia ngga perlu cowok realita, cowok anime saja dia sudah bilang cakep parah. Tapi semenjak lihat Archer rasanya beda.

"Ehmm, mau kenalan aja" Jawab Abel yang dari tadi mencari-cari alasan.

Archer hanya mendengarkan saja, tidak melihat ke arah Abel sama sekali. Hingga akhirnya..

"Ruang napas." Singkat Archer. Sikap dinginnya melebihi sikap Abel yang menurut siswa-siswi paling dingin hanyalah Abel. Dan ternyata ada yang melebihi dia.

Abel bingung dengan perkataan Archer hingga Abel bertanya, "M-maksudnya?". "Gagap lagi.. ckckk kenapa sih gue?" Tanya Abel dalam hati.

Archer menghela napas malas dan mencoba berhenti pada aktivitasnya sebentar untuk melirik Abel yang duduk di sampingnya. Jaraknya hanya 5 cm kira-kira mereka.

Lalu, Archer akhirnya berbicara yang sedikit panjang. Menurut Archernya sendiri mungkin.

"Gua butuh ruang untuk napas. Jadi, jauhin gue se la ma nya." Ucap Archer dengan nada yang sedikit menusuk menurut Abel.

Deg!

Entah mengapa hati Abel terasa tertusuk begitu saja mendengar ucapan Archer.

Hingga akhirnya, Archer lah yang memutuskan untuk pergi duluan  dari meja tersebut dan berjalan dengan tangan disaku celana dua-dua nya. Pada akhirnya Archer tidak memedulikan Abel yang diam seribu bahasa disana, hingga kedua sahabat Abel mendekati abel.

"Lo dari tadi ngga nyadar? Kan biasanya kalo ada cogan di sekolah ini banyak anak-anak alay yang minta nomot telpon lah id line lah, tapi sekarang engga buat Archer. Pasti udah di tolak mentah-mentah jadi gaada yang deketin dia lagi. Pada ngga berani. Tapi lu ngga ngeh yaudah gini kan." Cerewet Emily ke Abel.

"Emily. Sudah. Kasian Abelnya, malah kamu pojokin, gimana sih." Ucap Mulan menasihati Emily. Ah memang punya teman kayak Mulan enak lah. Bisa dibelain mulu. Tapi Abel tak peduli.

Abel hanya bangkit dari duduknya dan mulai berjalan sambil berkata kepada teman-temannya dengan singkat seperti biasa "gue ok." Terus Abel berjalan sendiri tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya lagi untuk berbicara kepada mereka berdua.

Kasihan mereka. Ditinggal mulu.
    
                            ¢ ¢ ¢

Haii gaiss ini last part yaa!! Next bakal seru nii yuk terus dibaca! Jangan lupa vote ya gaiss!!♡~

AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang