Kringgg!!
Bel pulang di sekolah White Valley membuat semua siswa-siswi bernapas lega. Terutama di kelas Abel. Karena jam pelajaran Abel lagi jam Pelajaran guru killer. Yap! Siapa lagi kalau bukan Pak Budi.
Pak Budi termasuk guru yang paling killer karena suka ngasih PR banyak, besoknya juga dikumpulin, suka komentar dikit kalau ada yang salah dikiittt aja dari jawaban apa pun. Parahnya dia juga jadi guru BK, siap-siap aja sih kalo yang suka melanggar.
Tapi tidak untuk Abel, yah sekarang juga mungkin Archer. Kalau Abel, memang sudah banyak yang tau kalau selalu melanggar dari dasi dilonggarin, kaos kaki pendek, yah kadang-kadang pernah lupa bawa buku pelajaran SAMA SEKALI. Bayangkan.. 1 hari Abel ngga bawa semua buku mapel. Tapi bukan namanya Abel kalau takut. Dia hanya santai menjawab "lupa Pak, Bu." singkat, padat, jelas.
Kalau untuk Archer sih belum di apa-apain sih, besok palingan sudah ditegur. Masih anak baru ya enak, dilembutin sehari dua hari. Nantinya engga lagi. Tapi, menurut Abel palingan Archer sama kayak Abel. Males.
Tapi Abel harus akui kalau otak Archer juga lumayan encer. Karena dia tadi maju karena disuruh Pak Budi. Dengan malas tingkat dewa, Archer tidak bawa buku sama sekali dan maju ke depan untuk menulis caranya. Dan wow! Panjang x lebar x tinggi jawabannya. Bisa dibilang sih, satu papan tulis penuh dengan santai Archer balik lagi ke tempat duduk.
¢ ¢ ¢
Pada saat Abel ingin pulang, dia melihat Archer yang sedang menaiki motornya untuk balik pulang juga.
Abel ngga tau nekat atau apa, tiba-tiba dia mendekati Archer LAGI. Untung sekolah sudah sepi, jadi ngga banyak yang liat momen langka ini LAGI.
Abel mendekati motor Archer dan mendekati Archer.
"Boleh numpang ngga?" Tanya Abel tanpa memberi alasan mengapa. Ya, Abel sengaja. Sebenarnya dia bisa dijemput sopirnya, tapi entah bagaimana, Abel ingin mencoba rasanya minta ke orang.
Archer meliriknya dan kembali menatap lurus pandangannya.
"Grab, taxi" jawab Archer singkat.
Abel yang mengerti langsung menjawab " dari tadi ngga lewat" jawab Abel mantap.
"Dekinai [tidak bisa]" jawab Archer. Dari tadi Archer kadang-kadang memakai bahasa Jepang, mungkin belum terbiasa dengan bahasa Indonesia.
Abel ternyata masih dingin. Dan langsung berkata "ok. Arigatoo." Ucap Abel dingin tanpa melihat Archer lagi.
Archer hanya mengangkat bahu dan mulai untuk pergi dari sekolah, tetapi..
"ABEL!!! PULANG BARENG GUE AJA!!" Teriak cowok yang sedang lari menuju Abel.
Entah mengapa tiba-tiba Archer berhenti sejenak dan melihat ke arah yang memanggil dan memberi tatapan tidak suka.
Abel yang kaget karena merasa terpanggil (bukan ke atas ya gais) lalu melanjutkan langkahnya keluar gerbang tanpa menoleh siapa pemilik suara tersebut. Abel sudah malas berurusan lagi sama cowok itu.
Yap! Siapa lagi kalau bukan Scoot. Scoot Grey. Cowok yah, bisa dibilang sedikit blasteran, ngga terlalu pinter, bisa dibandingin, masih pinteran Abel, anak photografi. Scoot suka sekali dengan memotret jadi, ngga jarang di hapenya banyak foto candid Abel.
Ya, Abel. Scoot menyukai Abel sejak Scoot dan Abel SMP. Mereka dulu sekelas tetapi jarang bermain bersama. Scoot dulu pemalu dan ngga berani mengungkapkan perasaannya kepada Abel hingga SMA ini dia mengungkapkan perasaannya di depan umum dan langsung ditolak mentah-mentah sama Abel.
Tapi Scoot beda dengan cowok lain yang pernah menembak Abel. Cowok-cowok lain langsung pergi dan ngga suka lagi sama sifat Abel yang dingin. Kalau Scoot beda. Ia tetap berjuang meski Abel tidak menyukainya hingga sekarang.
"Abel!! Waitt!!" Teriak Scoot. Abel terus saja berjalan santai tidak memedulikan teriakan Scoot.
Melihat adegan tersebut, Archer hanya diam. Tidak menggerakkan badannya sedikit pun, dia hanya diam menatap mereka berdua. Entah apa yang terjadi dengan Archer.
"Abel! Please just stop for a minute!" Ucap Scoot dengan nada memelas, karena sudah capek mengejar Abel yang terus berjalan.
Abel tetap berjalan, tetapi jalannya makin cepat karena dia malas dengan Scoot.
Hingga akhirnya Abel ngga liat jalan dan Abel tersandung batu yang menonjol dan dia sudah siap akan jatuh dengan kencang.
Tapi..
Ciiiiittt! Bruk!
Abel yang tadi siap jatuh kini ia membuka matanya dan kaget dia posenya sekarang. Yap! Dia sedang dalam pelukan Archer dengan tangan mereka yang berpegangan.
Archer tadi mulai untuk menjalankan motornya dan melihat Abel mau jatuh, entah dorongan dari mana Archer gas motornya dengan kencang dan menangkap Abel yang hampir mau jatuh ke jalan raya.
Abel menatap Archer dengan mata membulat. Kaget. Ya, Abel kaget, tetapi Archer hanya melirik dia dengan tatapan yang sama sepertu tadi. Dingin. Archer menghela napasnya dan mengembuskannya. Dingin. Napas Archer dingin dan bau mint.
Scoot yang melihat kejadian itu langsung mundur diri dan tidak ingin mengganggu.
Abel terlepas dari pelukan Archer dan Archer hanya berlalu begitu saja menggunakan motornya tanpa sekata apa pun.
"U are unique, Archer" gumam Abel melihat motor Archer yang menjauhinya.
¢ ¢ ¢Hai guys! Penasaran sikap Archer gimana lagi? tungguin aja yaa dan jangan lupa vote!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara
Teen Fiction"Gue butuh ruang untuk napas, jadi bisa kasih gue ruang buat gua napas? Jauhin gue. SELAMANYA." -Archer Todoroki "Pernah nyadar ngga sih, Ar? Nama depan kita sama, bisa disatuin jadi Ara kan?" -Abel Aozora ● tembok es ini runtuh karena kamu ●