R

338 23 0
                                    

Semoga ngk bosan. Soalnya lumayan panjang

🐣
🐣

Jean mengusap pipinya yang panas karna tamparan ibunya itu. Ia sudah menduga jika hal ini akan terjadi.

"kenapa kamu ngk bilang sama mama kalau Echa kecelakaan?" Jean termangu saat mendengar nada dingin dari ibunya itu.

"maaf ma-"

"kalau sampai Echa kenapa napa, dan mama ngk tahu sama sekali kayak mana Jean? Hal kayak gini kenapa kamu tutup tutupin dari mama?"

"Maaf ma, Jean minta maaf udah ngerahasiain ini. Jean ngk mau kalau semalam mama sampai nekat buat datang kerumah sakit"

Mama Jean menghela napas pelan. Lalu mengelus pipi Jean yang ia tampar tadi.
"maafin mama juga udah nampar kamu" Jean mengangguk. Mama Jean berjalan mendekati bangkar Haeri. Zio bangkit dari duduknya membiarkan Mama Jean duduk.

"kenapa bisa sampai kecelakaan kayak gini heum?" Haeri memejamkan matanya saat kepala di elus oleh mama Jean. Rasanya ia ingin menangis lagi, sudah lama ia tidak merasakan ini.

"Echa ngk papa kok Bun,bunda jangan kayak tadi lagi. Echa serem liatnya" mama Jean terkekeh mendengarnya.

"apa yang sakit sini bilang sama Bunda, terus bilang sama Bunda siapa yang udah nabrak kamu. Sampai Echanya bunda harus dioperasi"
Haeri terkekeh pelan, lalu merentangkan tangannya kode ingin dipeluk. Mama Jean dengan senang hati memeluk Haeri.

"Echa malahan berterimakasih sama yang nabrak" mama Jean dan yang lain terkejut mendengar ucapan Haeri.

"kok kamu ngomongnya kayak gitu?"

Haeri mendongak melihat mama Jean,masih saling berpelukan. Ia tersenyum"karna hal ini Echa bisa ngerasain mama ada di samping Echa. Ngerasain gimana rasanya di peluk mama kayak dulu"

"bunda tahu? Echa kemarin ngeliat mama waktu Echa tidur. Tapi waktu Echa mau peluk mama langsung hilang" Air mata Haeri membasahi pipi tembam cewek itu, tapi senyumnya tak luncur dari wajah manisnya itu.

"tapi Echa seneng, mama udah tenang disana jadi Echa ngk mau ganggu. Echa ganggu bunda aja ya hehe" Haeri menenggelamkan wajahnya di bahu mama Jean. Wanita paruh baya itu menghapus air matanya yang turun dan mengusap punggung Haeri.

"Echa kangen mama,Bun. Echa juga rindu papa" lirihan itu terdengar oleh mereka. Bahkan Zio,Eris,dan Chea juga ikut menangis.

"eh kok anak anak gadis bunda nangis semua. Sini sini peluk bunda, sama Echa" Zio,Eris dan Chea ikut memeluk mama Jean.

"Echa jangan sedih dong, kita disini loh bareng Echa" ucap Zio.

"jingin sidih ding,kiti disini lih biring ichi hilih" Ucap Haeri.

Eris menoyor kepala Haeri karna seenak jidatnya cewek itu meledek mereka."ye ni anak ngerusak suasana aja"

"udahlah sesek gue keempit badan Eris" ucap Haeri.

"miror please, badan situ juga lebar"Eris dengan kesal melepas pelukannya pada Haeri.

"udah ngk usah berantem"

Setelah itu mereka berbincang bincang masalah sekolah. Jean juga menceritakan kalau mamanya itu disuruh datang kesekolah karna masalah yang waktu itu.

****

Haeri sudah seminggu yang lalu pulang dari rumah sakit. Seharusnya hari ini ia baru diperbolehkan pulang tapi karna keras kepalanya ia sudah pulang dari seminggu yang lalu. Ia memilih untuk memakai tongkat saja untuk alat bantu jalannya sampai kakinya benar benar pulih.

Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang