E

601 29 0
                                    

Belum sempat Haeri menjawab, dari pengeras suara terpanggil nama mereka untuk datang keruang kepala sekolah.

"masalah yang waktu itu?"tanya Haeri.

"bisa jadi,soalnya selama lo izin buat pemulihan itu kita ngk ada kenak panggil"ucap Jean. Mereka berenam beranjak dari kelas untuk pergi keruang kepala sekolah.

Sampai di depan ruang sekolah, udah ada Seidan,sama Guan yang nunggu mereka.

"Haeri,baik lo dikelas aja, yang usah banyak jalan-jalan dulu"ucap Guan. Haeri tersenyum sambil membetulkan berdiri yang sedikit kurang nyaman

"ngk papa,kan dipanggilnya bareng. Kenaknya juga bareng jadi harus hadapin bareng"ucap Haeri.

"kita masuk?" yang lain mengangguki ucapan Akra.

Tok tok

"permisi pak" Akra mengetuk pintu ruang kepala sekolah itu,dan membuka pintunya. Sedikit terkejut karna ada kedua orang tuanya,orang tua Seidan dan juga ayahnya Guan.

Saat pintu sudah terbuka sepenuhnya, giliran yang lain terkejut. Terlebih Seidan dan juga Guan.

"kalian silahkan masuk"
Akra dan yang lain masuk, DS hanya bisa memandang satu sama lain. Terlebih orang tua yang ada disana melihat kearah mereka.

Eris meremas tangan Haeri, membuat Haeri meringis kecil.
"tangan gue sakit Ris" bisik Haeri,Eris buru-buru melepaskan tangan Haeri dan meminta maaf.

"kalian tahu, kenapa kalian dipanggil kesini?" tanya kepala sekolah itu.

"karna kejadian waktu itu?"jawab Haeri. Kepala sekolah itu mengangguk.

"kejadian waktu itu murni salah paham, kalian sengaja dituduh karna mereka punya dendam tersendiri sama anak basket" ucap sang kepala sekolah.

"dih benerkan kata gue" ucap Chea, Zio langsung mijak kaki Chea biar anak itu diam.

"jadi masalah yang kemaren udah selesai gitu aja pak?" tanya Jean.

"iya. Dan kemana Daniel"

"lagi izin pak,ada urusan keluarga"jawab Guan.

"satu yang bapak minta sama kalian" mereka berdelapan memandang bingung kepala sekolahnya itu.

"kurangi hal-hal yang kalian lakuin dimalam hari. Bapak tahu kalian suka balap liar, kalau bisa jangan dilakuin lagi"
"kalian bisa kan?" lanjutnya.

"ngk janji pak" jawab Seidan, dan langsung di plototi oleh sang mama, yang tepat duduk disamping dirinya.

"pak kan udah selesai, kami pamit ya" ucap Eris, sang kepala sekolah mengangguk.

Disinilah mereka sekarang,dibelakang sekolah. Seidan duduk diatas pohon sambil senderan, ada Guan juga yang sama kayak Seidan.

Yang lain duduk diatas rumput. Tak ada yang mereka bicarakan sedari tadi,hanya diam.

"agak janggal bagi gue" Guan memecahkan keheningan.

"baru juga gue dikasi balik kunci motor gue yanv kenak sita, malah kesita lagi keknya malam ini" ucap Seidan.

"gue ngk ambil pusing yang masalah itu. Gue lebih mikir siapa yang neror waktu itu" ucap Akra.

"selama gue di rumah sakit, sama dirumah. Orang itu ngk ada nunjukin tanda-tanda atau gimana gitu?" tanya Haeri, sambil negok ke  Zio yang tepat duduk disampingnya. Zio menggelengkan kepalanya.

"disini kalian rupanya" yang lain menoleh.

"HARRY" Eris langsung lari keorang itu dan menghamburkan(?) tubuhnya ke pelukan orang itu.

"yey akhirnya balikk" ucap Eris sambil loncat-loncat ngk jelas.

"jatuh gue ketawain" ucap Haeri, Eris langsung berhenti dan narik orang yang dia panggil Harry itu buat duduk dekat dia.

"sapa ya?" tanya Chea.

"gue pergi cuma bentar doang" ucapnya, Akra ngelempar botol kosong ke Harry.

"push up lo seratus dihadapan gue" ucap Akra,Seidan sama Guan langsung heboh.

"mamposin jangan" ucap Seidan.

"mantep, sapa suruh pergi lama" ucap Guan.

"lo berdua juga turun, bareng turun seratus"

Hahahahahhaha

Yang ketawa? Haeri,Zio,Eris,sama Chea. Bukan ngetawain Harry tapi Seidan sama Guan.

"cepetan, broh. Ada temen gue" ucap Harry sambil nyuruh Seidan sama Guan turun.

"buruan" ucap Akra. Mereka bertiga langsung push up. Yang lain mandengin sambil ketawa minus Akra.

"SERATUSS" Mereka bertiga langsung  tidur terlentang, dengan napas tersenggal senggal.

Sayup sayup mereka mendengar suara bel. Dan yang lain langsung melihat kearah jam mereka.

"istirahat" gumam Haeri.

"kantin,gue bayar" ucap Akra, Akra membantu Haeri untuk berdiri. Yang lain langsung mandangin Akra.

"wait,wait....nih manusia pacaran sama Haeri?" tanya Harry, yang lain ngangguk.

"kok ngk bilang sih yank" ucap Harry pada Eris, Eris malah membuat raut muntah.

"yank,yank pala lo" ucap Eris.

"udah buruan, entar mepet waktu"ucap Akra, yang sudah lebih dulu jalan dengan Haeri. Dan ngk ada yang nyadar.

Yang lain buru-buru bangkit dari tidur sama duduknya. Nyusul Akra sama Haeri.

"Kra,ortu lo" ucap Seidan, Akra dan Haeri menghentikan langkah mereka.

"ma,pa"ucap Akra sambil menyalimi orang tuanya itu,diikuti yang lain.

"kalian ngk kenapa-napa kan sama masalah waktu itu?" tanya mama Akra.

"ngk kenapa-napa kok ma" jawab Akra.

"syukurlah" mama Akra melihat kearah Haeri, membuat Haeri menunduk.

"kamu Haeri ya?" Haeri mengangkat kepalanya  melihat mama Akra.

"iya,tante" jawabnya.

"gimana keadaan kakinya? Udah baikan?"

Haeri sedikit mengeryitkan dahinya, tapi ia segera menetralkan perasaannya yang tiba-tiba saja gugup.

"udah mendingan tante,cuma kalau jalan pakai tongkat masih sedikit susah" jawab Haeri.

"cepat sembuh ya" mama Akra mengelus kepala Haeri. Haeri tersenyum manis dan memgangguk.

"kalian mau kemana?" tanya mama Akra.

"mau kekantin tante,soalnya bakalan ditraktir sama Akra. Akrakan habis jadian sama Haeri" jawab Seidan. Karna jarak berdiri Akra sama Seidan itu kehalang sama Zio,dan Eris jadi Akra ngk bisa mijak kakinya Seidan. Seidan menjulurkan lidahnya mengejek Akra.

"tante udah tahu kok, kan Akra sering cerita sama nunjukin foto Haeri ke tante" ucap mama Akra sambil mengedipkan matanya pada Haeri.

Haeri nunduk malu digoda mamanya Akra. Yang lain ketawa lihat reaksi Haeri.

"oh ini ternyata cewek yang buat kamu minta balik ke sini lagi Mark" ucap papanya Mark.

"iya ma,pa. Udahan dulu ya kita mau makan, takut nanti ngk keburu buat makan"ucap Akra.

"ciah malu digoda" ucap Eris.

"yaudah,om sama tante duluan ya"
"Mark, jaga itu Haerinya. Jangan sampai kenapa-napa. Mama sama papa pulang ya" Akra ngangguk, mereka pun menyalami kedua orang tua Akra.

Sampai dikantin mereka ngambil meja paling pojok yang muat buat mereka bersembilan.

"bebaskan?" tanya Eris. Akra ngangguk.

"okey"

***

Bye bye

Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang