K

325 27 0
                                    

Haeri dan Akra tampak lebih santai mereka duduk di bangku panjang sambil menikmati jajanan yang mereka beli tadi. Akra beberapa kali mengeluarkan lelucon yang membuat Haeri tertawa.

"gue kira lo orangnya yang susah diajak buat bergaul, ternyata lo asik juga" ucap Haeri.

"lo tunggu disini" Akra bangkit dari duduk dan berjalan ke penjual balon air. Lalu kembali menghampiri Haeri.

"mau main?" ucap Akra sambil menyodorkan balon itu pada Haeri. Haeri menerimanya, meniup balon tersebut.

Beberapa balon terbuat,ia terkekeh sambil memecahkan balon tersebut.
Ia dengan sengaja meniupkan balon tersebut pada Akra. Dan tertawa lepas.

"ngajak perang ya lo?"
Haeri menggidikkan bahunya dan kembali meniup balon tersebut pada Akra. Akra kembali membeli balon tersebut untuknya. Haeri semakin banyak meniup balon tersebut pada Akra saat cowok itu juga memiliki balon yang sama.

"sshh"

Akra buru buru mendekati Haeri saat cewek itu mengucek matanya yang terkena air sabun.

"jangan di kucek" Akra menahan tangan Haeri yang hendak mengucek matanya. Perlahan ia meniup mata Haeri.

"masih pedih?"
Haeri menggeleng dan tertawa kecil.

"makasih" Akra mengangguk. Ia kembali duduk disamping Haeri.

"mau ke permainan lain?"
Haeri melihat sekeliling dan menggeleng. Sudah cukup baginya duduk disini. Jika ia pergi ke tempat bermain yang lain itu hanya akan menyulitkan Akra.

"tatapan mata lo ngk bisa bohong Hae" Haeri hanya tersenyum pada Akra.

"duduk disini aja udah cukup"

"gue boleh mamggil lo Echa?" tanya Akra. Haeri menoleh melihat cowok itu dan tampak sedikit berpikir.

"boleh. Lagi pula terserah lo mau manggil gue apa" jawab Haeri.

"yaudah kalau gue panggil sayang gimana?" Akra menaik turunkan alisnya menggoda Haeri. Haeri meninju pelan bahu Akra.

"gue tahu lo suka sama gue dari SMP" Haeri terkejut dengan ucapan Akra.
Haeri mengalihkan perhatian kearah lain. Ia tak dapat menahan rona pada pipinya. Ia malu ternyata Akra tahu selama ini ia menyukai sosok laki laki itu.

"hadap kesini aja mukanya. Ngk usah malu"

"mau dengar tanggapan gue ngk?" Haeri langsung menoleh. Tapi ia merutuki responnya itu. Saat melihat Akra tertawa kecil melihatnya.

"gue waktu itu udah sadar sama perasaan gue. Tapi gue ragu buat ngomong ke lo. Maaf waktu itu gue udah buat lo ngerasa ke gantung"
"tapi sekarang gue sadar. Semakin gue jauh dari lo. Gue semakin suka sama lo. Dan asal lo tahu, gue selalu merhatiin lo waktu lo balap tiap malam"

"maksud lo?" Jelas saja Haeri terkejut. Selama ini ia tak sadar jika diperhatikan seseorang saat melakukan balap.

"lo ingat orang yang selalu pakai masker hitam dan nabrak bahu lo siap lo selesai balapan?"

"jadi itu lo?" Akra mengangguk.

Haeri mendengus saat mengetahui itu adalah Akra."lo tahu bahu gue sakit tahu ngk waktu lo nyenggol gue yang terakhir kali"
Masih segar diingatan Haeri saat malam di mana ia memenangkan balap dan bahunya ditabrak dengan cukup kuat oleh seseorang. Dan ternyata orangnya sekarang ada disamping dia.

"gue minta maaf kalau ini ngk romantis" Akra berlutut dihadapan Haeri, memegang kedua tangan gadis itu.

"lo mau ngk jadi pacar gue?"
Haeri menatap wajah Akra yang menyorotkan ketulusan dari ucapannya. Haeri menunduk.

Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang