BRILIAN|05

10K 504 9
                                    

"Cinta itu hanya perlu waktu dan perjuangan, biarlah takdir yang menjawab pertanyaan ini."

-----

Seorang cowok memasuki kelas Venny menarik cewek tersebut untuk mengikutinya.

"Ikut!" perintah cowok tersebut dengan dingin.

"Lepas sakit, bri." pinta Venny sambil berusaha melepaskan cekalan tangan cowok tersebut di pergelangan tangannya.

"Diam!"

Setelah sampai pada tempat yang dituju dia menghempaskan tangannya dari pergelangan cewek gila itu.

"Maksud Lo apa?" tanyanya dengan penuh emosi.

"Maksudnya bri, apa?" tanya gadis itu tak mengerti.

"Mau pura pura lupa? KEMARIN NGAPAIN LO BANTUIN GUE BANGSAT!!" bentaknya pada gadis dihadapannya itu.

"Kemarin Venny ngeliat bri kayak gak kuat, jadi Venny bantuin deh, gak ada maksud lain kok." jawab Venny dengan jujur kemudian dia menundukkan kepalanya takut melihat wajah Brilian yang emosinya meledak-ledak.

"Alah alasan Lo, Lo mau cari perhatian bunda kan? Dan Lo mau tahu semua kehidupan gue kan? Cih dasar gak tahu diri." ucap Brilian dengan nada meremehkan.

"Enggak kok bri, sumpah deh." ucap Venny dengan jujur.

"Awas Sampek Lo ngadu, sama temen temen gue, HIDUP LO GAK BAKAL TENANG." ucap cowok tersebut tepat menusuk ke hati gadis itu.

"JAUHIN GUE, LUPAIN DAN HILANGKAN RASA GAK PANTES LO ITU, SETIDAKNYA GUE TIDAK LAGI TERUSIK." bentak cowok tersebut kemudian melangkah  meninggalkan Venny sendiri.

"Kenapa, harus sesakit ini? Tuhan Venny gak kuat dengan kehidupan ini, banyak yang gak mau Nerima Venny, apakah seburuk itu? Mereka jahat!!" teriak gadis itu dengan tubuh yang meluruh kebawah.

"hiks... .. Hiksss ....hikss.." tangisan itu semakin menjadi terdengar pilu bagi orang yang mendengarnya.

Aneh deh biasanya orang dibantu senang, kok dia malah ngamuk emang cowok misterius.
batin gadis itu.

Venny bangkit setelah menghapus jejak air mata diwajahnya, kemudian dia berjalan menuju toilet untuk membersihkan wajahnya yang sembab.

Brukk.

"Maaf, gak sengaja." ucap Venny lalu mendongakkan kepalanya.

"Gak papa, oh ya kamu kenapa? Kok matanya sembab? Habis nangis ya." tanya gadis tersebut yang dia ketahui namanya Renata Praninta.

"Enggak kok, gak papa." ucap Venny.

"Nama aku Renata Praninta, panggil aja Renata kelas 12 IPA 1." ucap Renata sambil tersenyum.

"Nama aku Vrenny Delicia, panggil Venny bisa kelas 11 IPS 2." ucapnya dengan lembut.

"Yasudah sampai ketemu lagi." ucap gadis tersebut seraya melambaikan tangannya.

-----

Tringg

Venny memasuki area kantin sekolah hal pertama yang dia lihat adalah seorang perempuan yang duduk di sebelahnya brilian, bukankah gadis tersebut yang ia temui beberapa jam yang lalu?, Ada hubungan apa dia dengan Brilian? Otaknya berputar mencari jawaban dan Yap dia ingat nama gadis tersebut Renata Praninta panggilannya Renata kakak kelasnya dan kemungkinan gadis itu yang jadi perdebatan antara kedua cowok tersebut kemarin.

"Lo kenapa ven?" tanya Cika sambil melihat arah pandang Venny saat tahu apa yang dipandang Cika langsung bersuara kembali.

"Udahlah ven, Lo itu harus mundur itu cara terbaik, gue gak mau Lo terus tersakiti seperti ini, dia itu gak mau ada Lo dalam kehidupannya, jadi lupakan dia." ucap Cika seraya menepuk pundak venny sambil tersenyum.

BrilianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang