Little Cactus

264 38 2
                                    

A little special thing, called you.
.
.
.
Seperti gadis pada umumnya, Wendy juga pernah menghayalkan punya kisah romantis. Kisah romantis yang normal, yang umum. Punya pasangan, lovey dovey. Pergi kencan ke tepi sungai Han, sekedar menikmati ramnyeon  dengan telur setengah matang. Pergi ke Namsan tower dan memasang gembok cinta. Atau hal-hal cheese lainnya yang anak muda lakukan.

Di hari valentine seperti ini, ia juga berharap ada yang memberi kejutan. Coklat? Mawar? Pergi makan malam romantis?

Hah~ bukannya rebahan ditemani laptop sepagi ini dan menonton drama special Valentine yang membuatnya tambah iri pada si tokoh utama.

Sebagai artis, terlebih idol, memang hal tabu hanya untuk sekedar berkencan. Tapi bukan berarti diantara mereka tidak ada yang berkencan. Teman satu timnya pun ada yang menjalin hubungan dengan sesama idol lagi, bahkan hubungan mereka sudah terjalin lama dan baik-baik saja.

Dasar Wendy saja.

Selain karena ia tidak banyak bergaul. Ia juga tidak cukup punya keberanian untuk menjalin hubungan yang sangat beresiko itu. Nanti mungkin. Entah kapan. Ahahah.

Sudahlah daripada terus meratap, dan lagi pula drama yang ia tonton tidak bisa membuatnya terhibur, lebih baik ia melakukan sesuatu. Kalau tidak ada yang memberinya coklat, ia bisa memberikannya untuk orang lain, member misalnya atau manajer atau pelatihnya.

Masih sangat pagi sehingga member masih tidur di kamar masing-masing, menyiapkan energi untuk pergi latihan nanti siang. Hanya dirinya yang kini memasuki area dapur.

Wendy mulai membuka-buka tempat penyimpanan bahan-bahan makanan di dapur. Ia berpikir sejenak untuk membuat coklat macam apa hari ini. Setelah membaca sebetar beberapa referensi dari internet dan mengecek lagi bahan yang tersedia. Lalu ia mulai kegiatan favoritnya itu.

Si yang termuda Yeri menghampirinya dengan penampilan khas bangun tidur. Ia mengambil tempat duduk di seberang Wendy.

"Eonni, haau buat apa?" Yeri mengucek matanya sambil sesekali menguap.

"Cokelaaat~" ucap Wendy penuh semangat sambil mengaduk adonan diatas air yang dipanaskan.

"Cie cie, mau memberikan coklat untuk siapa?"

"Siapa lagi memang, ya kalian, manajer mungkin coach-nim juga kalau cukup."

Mendengar itu Yeri tergelak. "Dasar jomblo!"

Kurang ajar memang.

"Ngaca, please!"

Sebelum Yeri kembali mebalas Wendy dengan keusilannya, bel dorm berbunyi. Yeri pun yang bangkit untuk melihat siapa yang memencetnya dari monitor.

"Eonni, pengantar paket. Punyamu bukan?"

"Bukan. Yang lain mungkin. Kau terima saja, sepertinya mereka masih pada tidur."

"Ndeee."

Yeri pun berlalu hanya untuk kembali beberapa saat kemudian dengan berlari heboh dan teriak-teriak.

"Eonni! Eonni! Juhyun eonni! Bangun cepat!"

Astaga Wendy sampai kaget dan hampir menumpahkan adonannya. Untung saja tangannya tangkas.

Irene memunculkan kepalanya dari balik pintu dengan muka merenggut dan mata masih setengah tertutup.

"Yak! Kim Yerim, berisik!"

"Eonni, eonni, kau harus lihat, cepat cepat!"

Yeri langsung menarik tangan Irene dan membawanya ke pintu masuk. Wendy yang jadi penasaran, mematika kompor dan menghentikan sejenak kegiatannya untuk menghampiri mereka.

FF Untold Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang