Suara tepuk tangan terdengar ketika seorang sutradara mengatakan bahwa syuting hari ini selesai dan sang aktor yang bekerja sangat baik. Laki-laki yang menjadi bintang utama hari itu menyunggingkan senyum manisnya. Beberapa kali ia membungkukkan badan dan mengucapkan kata terima kasih atas kerja keras mereka.
"Terima kasih sudah bekerja keras, Won!"
Wonwoo tersenyum saat merasakan bahunya di tepuk dengan pelan. Bisa ia lihat sang manager yang langsung merangkul bahunya.
"Hyung juga," balas Wonwoo.
Mereka berdua berjalan keluar dari tempat mereka syuting iklan dengan sang manager yang masih setia merangkul bahu sang aktor.
"Abis ini kita jadi ke toko buku?" tanya sang manager kemudian.
Wonwoo menghentikan langkahnya ketika mereka tiba di parkiran. Ia menggeleng pelan sebelum menjawab.
"Kayanya gak jadi, hyung. Hari ini Mingyu libur jadi aku mau minta anter dia aja. Lagian Seokmin pasti kesepian kalo malam minggunya sendirian, kkkk~" goda Wonwoo membuat wajah sang manager bernama lengkap Hong Jisoo itu memerah.
Jisoo memukul pelan lengan Wonwoo karena merasa malu. "Wonu iih!"
"Ahahaha,,,"
Setelah itu mereka memutuskan untuk segera masuk ke dalam mobil menuju kediaman Wonwoo. Selama perjalanan mereka habiskan dengan bercerita bagaimana syuting hari ini. Memang sudah menjadi kebiasaan keduanya. Wonwoo akan bercerita apakah kegiatannya hari ini menyenangkan atau tidak, dan Jisoo akan mendengarkan cerita sang aktor dengan seksama.
"Hyung, minggu depan Jeonghan-hyung ngajak kumpul. Katanya mau ngerayain ulang tahun Seunghan," ujar Wonwoo ketika ia ingat percakapannya kemarin dengan Jeonghan.
Jisoo menaikkan alisnya. "Serius?" tanyanya kemudian.
Wonwoo mengangguk pelan. "Kemarin pas di acara awards aku ketemu Jeonghan-hyung di toilet, terus bilang katanya pengen kumpul sama anak-anak. Jadi hyung kosongin jadwal aku hari itu ya," jelas Wonwoo yang kemudian dijawab anggukan oleh Jisoo.
Tak lama mereka sampai di kediaman Wonwoo. Setelah mengucapkan terima kasih laki-laki manis itu segera turun kemudian melambai ketika mobil yang membawa sang manager pergi dari hadapannya.
Kakinya melangkah memasuki rumahnya dengan santai. Begitu masuk ia bisa melihat Mingyu yang tengah memasak makan siang di dapur. Segera saja ia menghampiri suaminya itu.
Grep
Mingyu sedikit terkejut ketika merasakan sebuah tangan melingkari perutnya. Harum manis yang menguar dari tubuh sosok di belakangnya membuat senyum tampan muncul di wajahnya.
"Udah pulang, hm?" tanya Mingyu tanpa membalikan badannya dan masih fokus memasak, sedangkan Wonwoo menjawab dengan anggukan di punggung Mingyu. "Kenapa gak istirahat aja, nanti kalo makanannya udah siap aku bangunin," lanjutnya, namun kini mendapat gelengan pelan.
"Gak mau," suara Wonwoo terdengar pelan karena wajahnya tenggelam dalam punggung tegap sang suami.
Mingyu hanya bisa menghela napas dan membiarkan suami manisnya untuk bermanja padanya. Tangannya dengan cekatan memasukan beberapa bahan makanan ke dalam panci lalu mengaduknya. Pergerakannya jadi terbatas karena pelukan Wonwoo, tapi hal itu tidak membuatnya risih, yang ada ia menjadi senang.
Beberapa menit kemudian Mingyu mematikan kompor. Mendengar itu membuat Wonwoo mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah tampan sang suami dari belakang.
"Udah?" tanyanya.
Mingyu mengangguk, lalu dengan segera ia membalikkan tubuhnya hingga berhadapan dengan Wonwoo. Tangannya melingkari pinggang ramping sang suami lalu menariknya hingga tubuh mereka menempel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]My Enemy, My Perfect Husband [MEANIE]
Fanfiction[REVISI DULU YA] Yang orang-orang tahu mereka itu gak pernah akur. Lebih tepatnya rival dalam segala hal. Mereka selalu bersaing buat jadi orang nomor satu. Tapi siapa yang nyangka kalo ternyata kehidupan mereka berubah ketika sudah berada di satu...