Wonwoo membuka matanya perlahan ketika cahaya matahari mengintip dari celah gorden. Ia menyibak selimutnya dan berniat bangun. Namun ia sedikit terkejut melihat tubuhnya tidak dibalut sehelai benangpun. Kemudian ia ingat kegiatannya semalam.
"Aish! Dia tuh ngeselin banget sih! Udah tahu hari ini aku ada jadwal syuting, tapi malah ngerjain aku!" umpatnya entah pada siapa.
Tangannya mencoba menyingkirkan tangan lain yang tengah memeluknya erat. Tapi bukannya lepas, tangan itu malah semakin erat memeluknya. Wonwoo menghela napas. Kemudian meraih kaca kecil diatas nakas. Meneliti tubuhnya terutama leher untuk melihat apakah memiliki jejak atau tidak. Dan ia bisa menghela napas ketika leher dan seluruh tubuhnya masih bersih.
"Gyu, aku mau mandi, nanti siang aku ada syuting," Wonwoo menepuk pelan pipi Mingyu bermaksud membangunkannya.
Namun bukannya bangun, Mingyu malah mendusalkan kepalanya di leher Wonwoo. Tentu saja hal itu membuat Wonwoo kesal. Dengan kesal ia mencubit pipi Mingyu cukup keras, membuat si korban menggeram kesakitan.
"Arggh!!! Sakit yang!" sungutnya sambil mengusap pipinya.
"Makanya bangun! Jangan ngebo mulu!"
Setelah itu Wonwoo beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara itu Mingyu malah kembali menarik selimut dan kembali ke alam mimpi.
∞∞∞
Mingyu mendudukan dirinya di kursi meja makan. Didepannya sudah tersedia sepiring nasi goreng kimchi. Kemudian matanya melirik Wonwoo yang tengah berkutat di dapur.
"Kamu gak makan?" tanya Mingyu.
Wonwoo menoleh sebentar lalu kembali ke kegiatannya. "Udah tadi."
"Kok gak nungguin?"
"Kamunya lama sih! Aku udah laper duluan. Udah ih makan mah makan aja gak usah banyak omong!"
Mingyu menurut. Ia makan dengan tenang. Sesekali bertanya tentang kegiatan Wonwoo, meskipun hanya ditanggapi seadanya.
Tiba-tiba ponsel Wonwoo yang berada di atas meja bergetar. Mingyu melirik sekilas dan mendapati nama manajer sang suami.
"Yang! Manajer telepon!"
Wonwoo langsung mengambil ponselnya lalu mengangkat panggilan itu.
Hingga beberapa menit kemudian Wonwoo selesai dengan telponnya, dan Mingyu juga selesai dengan sarapannya. Ia kini tengah mencuci bekas makannya di wastafel.
"Ada apa?" tanya Mingyu.
"Jadwal syuting dimajuin. Aku harus udah ada di lokasi jam 9," jawab Wonwoo sambil menghela napas lelah. "Padahal aku masih pengen istirahat beberapa jam."
Mingyu yang mendengar itu menjadi sedikit prihatin. Ia mendudukan dirinya di samping Wonwoo, kemudian membawa tubuh itu kepelukannya.
"Cape?" Mingyu bertanya dengan lembut. Dan di balas anggukan oleh Wonwoo. "Makanya dulu dengerin aku ngomong. Kamu tuh gak usah kerja lagi, biar aku aja yang nyari uang. Tapi malah gak mau. Sekarang cape kan?"
"Ya terus nanti aku diem aja di rumah gitu? Bosen tahu ih!"
"Ya emang harus gitu kan?"
"Hm,,"
Kemudian hening beberapa saat. Tangan Mingyu mengelus surat coklat Wonwoo dengan lembut, sesekali ia memberikan ciuman di puncak kepala suaminya. Mata Mingyu melirik jam yang kini menunjukkan pukul 8 kurang 20 menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]My Enemy, My Perfect Husband [MEANIE]
Fanfiction[REVISI DULU YA] Yang orang-orang tahu mereka itu gak pernah akur. Lebih tepatnya rival dalam segala hal. Mereka selalu bersaing buat jadi orang nomor satu. Tapi siapa yang nyangka kalo ternyata kehidupan mereka berubah ketika sudah berada di satu...