Cuaca terlihat sedikit mendung pada hari ini. Namjoon telah membuka pintu dan memasuki area rooftop. Melangkah menuju pagar pembatas. Namun, ia mendapati orang lain lagi di sana yang telah melewati pembatas itu.
Lagi-lagi, satu kalimat yang sama keluar dari mulutnya.
"Hey, don't do it please!"
Orang tersebut yang ternyata adalah namja lantas berbalik akibat mendengar suara Namjoon. Di tangan kanannya terdapat sebuah ponsel dengan hiasan gantungan mainan yang bertuliskan sebuah nama.
'Jung Hoseok 🌻'
Keduanya hanya saling bertatapan dalam keheningan.
"Ah, hai. Aku kira hanya aku seorang diri di sini. Haha." ucap namja bernama Jung Hoseok itu sambil tertawa renyah. Rambutnya cokelat susu, poninya dibelah tengah, dan wajahnya tampan dan manis.
Namjoon hanya diam saja, tidak membalas ucapan namja di hadapannya ini. Hoseok yang tidak dibalas hanya tersenyum tipis lalu matanya melihat ke kalung yang digunakan namja bersurai blonde itu.
"Namamu Kim Namjoon, ya." celetuknya. Namjoon yang mendengarnya lantas melihat kalungnya.
"Ya, itu namaku." balasnya setelah mengangguk sekali.
"Sudah lama aku tidak mendengar namaku dipanggil oleh orang lain. Karena memang tidak ada lagi yang mau memanggil."
"Hmmm, style mu bagus juga." celetuk Hoseok lagi sambil memperhatikan pakaian yang Namjoon kenakan. Celana panjang warna cokelat susu ditambah kemeja putih yang lengannya panjang hingga menutup telapak tangan hingga hanya jari-jari yang tampak serta sepasang snickers.
"Oh, ini biasa saja." balas Namjoon datar.
"Dia ini sedang apa sebenarnya? Pertama nama lalu pakaianku."
"Tapi, bagiku kau terlihat keren. Aku menyukainya." ucap Hoseok sambil tersenyum lebar. Namjoon sedikit terpesona dengan senyuman tersebut membuatnya ingin ikut, namun tidak bisa. Karena itu sudah hilang.
Hoseok beralih dari Namjoon kepada ponselnya. Menatap agak lama sebelum akhirnya menghela nafas berat, menghilangkan senyumannya.
"Bajingan memang." gumamnya dan sontak membanting ponselnya ke lantai rooftop dan menginjaknya sampai hancur. Namjoon yang melihatnya sendiri hanya bisa kaget bercampur bingung.
"Hey, Namjoon-ah." panggil Hoseok tanpa melihat ke arah Namjoon.
"Apa kau pernah sadar kalau hidupmu penuh kepalsuan?" tanyanya. Tapi, Namjoon tidak menjawabnya. Mulutnya sedikit terbuka, namun tidak ada suara yang keluar.
Mendapati pertanyaannya tidak dijawab, Hoseok kembali berbicara.
"Hidupku lebih banyak palsunya kau tahu. Orang yang kukira sayang padaku ternyata palsu. Teman-teman yang kukira benar-benar teman rupanya palsu juga. Mereka malah meninggalkanku saat aku butuh bantuan mereka. Hhh... bajingan bertopeng memang!"
"Tidak enak rasanya jika hidup seperti ini. Lebih baik aku lenyap saja. Aku benci kepalsuan ini." putusnya.
Tik Tik Tik
Tanpa sadar, hujanpun telah turun. Perlahan makin deras, membasahi keduanya. Namun, dua namja itu tidak mempedulikan tubuh mereka yang basah dari atas sampai bawah.
"Cih!" Namjoon menderita atas cerita Hoseok.
"Astaga! Apa kau serius?! Aku tidak bisa mempercayai ini! Hanya karena alasan itu kau duluan di atas sini daripada aku!" Hoseok mengangkat kepalanya dan melihat Namjoon yang menatap datar padanya.
"Apa maksudmu?" tanya namja berambut cokelat susu yang sudah berantakan karena diguyur air hujan.
"Masih beruntung kau tidak bersikap palsu juga pada dirimu sendiri. Hanya orang lain yang melakukannya padamu. Kau bisa mencari lagi orang yang benar-benar asli di depanmu. Hanya perlu melihat dengan jelas mereka dan kau akan menemukannya. Bagiku, orang yang bersikap palsu pada dirinya sendiri itulah yang lebih baik lenyap!" ucap Namjoon keras. Matanya tampak berkaca-kaca, namun tertutupi oleh hujan.
"Aku selalu bertingkah palsu di depan orang-orang. Hanya agar ada yang peduli denganku. Aku selalu memakai topeng konyol itu! Bersikap menjadi apa yang disukai orang lain. Harusnya aku yang lenyap bukan kau. Aku sudah lelah berakting dan inilah aku yang asli."
Guyuran hujan tidak berhenti. Dua-duanya masih tetap diam dengan alunan suara hujan yang menemani. Selama itu pula, Hoseok menangis bersama air hujan. Sementara Namjoon sendiri menunduk, memandangi genangan air di bawah kakinya yang memperlihatkan bayangannya. Dirinya yang menyedihkan.
"Namjoon-ah."
Namjoon mendongak dan kini melihat Hoseok yang memandanginya. Tersenyum kepadanya.
"Terima kasih sudah menghiburku. Kau teman yang asli bagiku. Terima kasih." ucap Hoseok sedikit keras karena lebatnya suara hujan.
Dan setelahnya, Jung Hoseok menghilang mengakibatkan setitik air lolos dari mata Namjoon.
"Hoseok-ah. Kau sudah menghambatku seperti dua yang sebelumnya. Padahal kau tidak perlu begini. Tapi, terima kasih. Kau sama sekali tidak palsu, sebaliknya aku yang palsu. Dan aku ingin melakukan yang kalian bertiga lakukan... secepatnya."
Tbc.
Next? Please comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
My R
FanfictionTerkadang apa yang orang lain alami tidak seburuk apa yang ku alami dan anehnya aku yang lebih lama sadar kalau aku sudah tidak sanggup menahan semuanya dibanding mereka.