"Sudah banyak orang yang ku temui setiap hari saat aku datang ke rooftop itu. Banyak luka yang ku dengar dari mereka dan aku tahu seperti apa rasanya. Tapi, cerita mereka tidak lebih dari cerita ku. Rasa sakit ku lebih dari mereka. Namun, mereka yang lebih dulu pergi. Seharusnya aku yang lebih cepat pergi dari tempat ini."
"Aku rasa tidak ada yang mau mendengarkan ceritaku walau hanya sekedar untuk sedikit meringankan bebanku. Aku tidak bisa. Sudah tidak bisa lagi bagiku untuk menanggung semua luka sialan ini."
Namjoon yang awalnya berjalan lambat, mulai berlari dengan perasaan yang campur aduk. Semua cerita yang telah ia dengar, semua yang hilang dari pandangannya, hanya menambah perihnya luka yang ia dapatkan selama ini. Setiap nafas yang dikeluarkan, setiap langkah yang digerakkan, hanya membuatnya semakin sakit akibat mengingat segala luka yang menghiasi dirinya. Ditambah air mata yang keluar dari netranya, lengkap sudah dirinya yang sesungguhnya.
Cinta yang hancur...
Kehilangan kasih sayang...
Menjadi palsu...
Tidak punya niat untuk bermimpi...
Tidak peduli orang-orang yang ia senggol ataupun ia tabrak saat berlari. Ia hanya ingin segera ke rooftop. Tempatnya. Hanya ingin menghilangkan rasa sakit ini dari dirinya. Ia hanya tidak ingin dikurung lagi oleh luka-luka yang sudah terlalu banyak menghiasi hidupnya.
Namjoon sudah sampai di pintu masuk rooftop. Ia menormalkan nafasnya sejenak sambil menghapus kasar air mata dari wajahnya. Segera, tangannya memutar knop.
Beberapa saat kemudian, ia terdiam di tempatnya berdiri. Ia kembali mendapati bahwa dirinya tidak sendirian di atas sana. Ada seorang namja berambut cokelat keemasan di sana setelah Jeon Jungkook, Park Jimin, Jung Hoseok, dan Min Yoongi. Berdiri, telah melewati pembatas, melihat kepadanya dengan tatapan yang menghujam telak dadanya bagi Namjoon. Untuk pertama kalinya ada yang bernasib sama sepertinya.
Namja itu mengenakan hoodie dan bandana hitam. Sebuah kalung menggantung di leher dengan sebuah nama.
'Kim Taehyung'
Namjoon masih tidak bersuara. Rasa sesak mulai menjalari tubuh jangkungnya kala melihat ekspresi Kim Taehyung yang diperlihatkan ke arahnya. Tidak ada binaran kehidupan di mata namja itu. Ekspresi yang begitu menyedihkan yang mengisyaratkan rasa sakit yang teramat sangat yang membuat Namjoon tidak sanggup.
"Aku kesini hanya untuk menghentikan luka-luka yang terus ada. Setiap aku pulang ke rumah, selalu saja ada luka baru. Di luar rumah pun demikian. Always hated by people. Aku sudah lelah. Aku ingin istirahat." Kim Taehyung berujar pelan.
Namjoon melebarkan matanya mendengar suara serak namja di hadapannya. Apa lagi saat melihat perban di lengan, berbagai bekas luka di leher, dan wajah itu. Kedua tangannya yang terkepal bergetar. Ia terus melihat rupa tampan yang datar itu dan dirinya awalnya berusaha untuk tidak peduli lagi dengan derita orang lain, namun pada saat itu ia meneriakkan kalimat yang tidak ia percayai lagi.
"Hey, don't do it please."
Tidak ada reaksi yang diberikan oleh Taehyung setelah Namjoon mengatakan hal tersebut. Angin kencang menerpa keduanya. Ekspresi Taehyung masih sama dan bahkan lebih. Tidak ada gunanya.
Namjoon yang tahu kalau ia gagal lagi mulai jatuh dengan bertumpu pada kedua lututnya. Menutup wajahnya yang sudah dihiasi air matanya yang kembali tumpah, ia menangis sejadi-jadinya. Namjoon benar-benar sudah tidak bisa bertahan lagi. Sementara Taehyung, hanya melihatnya saja.
"Aku... hiks... aku sudah tidak tahan. Aku sudah... hiks... tidak sanggup lagi. Aku juga... aku juga sama lelahnya denganmu. Hiks... aku juga ingin istirahat." isak Namjoon.
"Aku... kau... dan mereka sudah terlalu banyak terluka. Tidak ada yang mencintaiku! Tidak ada yang menyayangiku! Aku memalsukan diriku sendiri agar ada yang peduli walaupun itu hanya sia-sia! Aku tidak lagi sedikitpun berharap untuk bermimpi agar masih bisa bertahan di dunia ini! Aku bertingkah seperti orang bodoh yang terus melukai diri sendiri!"
"Meskipun begitu, aku mohon... aku mohon pergilah! Sehingga aku tidak bisa melihat ekspresimu yang begitu menyakitkan itu di depanku! Aku tidak sanggup melihat untuk yang kesekian kalinya!" teriaknya pada Taehyung.
Namja bersurai cokelat keemasan itu tertegun. Namun, ia tidak bersuara untuk sekedar membalas ungkapan hati Namjoon yang sudah ia pendam selama ini. Hanya ada keheningan yang pilu di antara keduanya.
Tap..
"Aku rasa hari ini bukanlah waktuku." ucap Taehyung sembari melangkahkan kakinya melewati Namjoon. Melihat ke arah namja yang masih dalam posisinya sebelum akhirnya menghilang. Dan hal itu membuat Namjoon terkejut setelah mengetahui satu hal.
Kim Taehyung, melompati pagar pembatas dan berjalan pergi meninggalkan rooftop.
Tbc.
Next chapter? Please comment.
💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My R
FanfictionTerkadang apa yang orang lain alami tidak seburuk apa yang ku alami dan anehnya aku yang lebih lama sadar kalau aku sudah tidak sanggup menahan semuanya dibanding mereka.