Prolog

32 8 1
                                    

"ALDOOO!!!" Teriakan gadis manis itu menggema di sepanjang koridor SMA DWIRUPA.

"IYA NONA,," Jawab lelaki bernama Aldo itu tak kalah kerasnya.

"Nona nona pala lo dua! Nama gue Naya bukan nona!" Ucapnya ngegas saat sudah berada didekat lelaki tersebut.

"Tapi gue manggil lo nya nona tuh, gimana?" Aldo justru menjawab sambil tersenyum manis didepan gadis yang mencak mencak didepannya itu.

"Kenapa lo coret coret dinding toilet kelas X lagi?!" Tudingnya sambil menggertakkan gigi.

"Gue bosen kemaren nona, makanya gue coret coret aja biar lebih berwarna." Jawabnya sambil cengengesan.

"Berwarna mata lo ijo! Bukannya berwarna malah ancur!!" Naya sungguh tak habis fikir dengan lelaki didepannya ini.

"Tapi nona,, mata gue emang ijo. Gimana dong?" Jawab Aldo jujur.

"Pokoknya gue gak mau tau, bersihin itu kamar mandi kalo perlu lo cat ulang!" Tegas Naya memijit pangkal hidungnya.

"Tap-"

"Nurut atau gue bikin lo ga bisa lihat matahari lagi besok?!" Sepertinya nonanya ini sedang pms, pikir Aldo.

"Iya nona,," aldo hanya pasrah dari pada ia dibuat babak belur oleh nonanya itu.

Naya segera pergi dan belum beberapa langkah ia berbalik dan berkata.

"Satu lagi. Jangan pangil gue nona!" Tegasnya justru membuat Aldo terkekeh.

Namanya Kanaya Lera Mafieta, gadis cantik, imut tapi akan sangat berbahaya jika berurusan dengannya. Dia gadis pintar yang menjabat menjadi ketua kelas sekaligus ketua osis disekolahnya. Jadi wajar dia marah saat Aldo mencoret coret dinding sekolah.

Dan yang membuat onar tadi, Giffano Aldo Sanjaya, Anak nakal yang selalu berurusan dengan BK namun punya segudang prestasi dibaliknya. Dia sangat tampan, tinggi, dannn.. perfectlah pokoknya tapi dia punya sifat yang sedikit dingin namun jika sudah mengenalnya dekat dia sangat jahil dan menyebalkan. Hobinya adalah mencari masalah dengan nonanya, Kanaya.

"Gila, capek juga..." Aldo mengelap peluh dipelipisnya lalu bersandar ditembok.

Dia sudah membersihkan seluruh penjuru kamar mandi seperti yang diperintahkan oleh nonanya tadi.

"Nih," tiba tiba terdengar suara seseorang dan uluran tangan yang menggenggam air mineral.

Aldo mendongak lalu tersenyum cerah saat tahu itu adalah nonanya.

"Makasih nona" ucapnya lalu meneguk habis air pemberian Naya.

"Hukuman lo selesai, lo boleh balik kekelas" Setelah mengucapkan itu, Naya segera berbalik menuju kelasya yang diikuti Aldo dibelakangnya.

"Kenapa lo ngikutin gue?" Tanya Naya dengan sinis.

"Kita kan sekelas nona,," jawab Aldo tenang.

Naya memijit pelipisnya, ia baru ingat kenyataan pahit yang satu itu.

"Nona," panggil Aldo saat mereka berjalan dikoridor.

"Hmm,," Naya hanya menjawabnya dengan gumaman saja.

"Nona," Panggilnya lagi.

"Hemmm.." Dijawab dengan gumamam pula.

"Nonaa,," panggilnya lagi sedikit lebih keras.

"Apa curut?!" Kan, Naya jadi ngegas kan.

"Lo cantik nona,," Perkataan Aldo membuat Naya menghentikan langkahnya sebentar.

The Piece Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang