Bosan.

24 7 1
                                    

Kamu tidak bisa menilai sesuatu hanya dari luarnya saja, jika ingin tahu maka selami dia.

|dellrznt|
___________________________________________


         "Assalamualaikum," Naya memasuki rumahnya dengan lesu.

"Eh, si non udah pulang." Naya tersenyum kepada bibinya itu.

"Udah non mendingan ganti baju terus makan, bibi mau lanjut masak dulu."

"Makasih ya bi," bibi mengangguk dan segera kembali ke dapur.

Naya berjalan menuju kamarnya, menatap rumahnya dengan tatapan sayu dan senyum miris.

"Mending gue mandi aja deh" gumamnya lalu segera melaksanakan ritual mandinya.

Selesai dengan mandinya, Naya duduk ditepi kasur dan menatap kefigura didepannya dengan senyum lembut.

"Non,," suara ketukan pintu membuat Naya keluar dari lamunan nya.

"Eh iya bi?"

"Ayo makan atuh non, bibi udah masak" lalu naya mengangguk dan berjalan mengikuti bibinya.

"Bibi mau kemana?" Tanyanya saat melihat bibi hendak berjalan menuju dapur.

"Belakang non,"

"Ihh,, gausahh.. sini sini duduk sama naya aja." Naya berdiri dan membawa bibi untuk duduk disampingnya.

"Jangan non, nggak sopan."

"Bibi pake baju kan?" Pertanyaan naya membuat bibinya bingung namun tak urung mengangguk.

"Yaudah berarti sopan" ucapnya santai membuat bibi tertawa.

"Si non, ada ada aja"

Mereka pun menikmati makan siangnya dengan hikmat.

"Bi, aku keluar dulu ya."

"Kemana atuh non? Ini teh udah sore."

"Cari angin." Lalu naya berlalu keluar dari rumahnya.

Naya berjalan menuju taman didekat perumahannya. Gadis ber switer pink itu duduk dibangku sambil menyaksikan anak anak yang sedang bermain di playground.

"Sendirian aja lo!" Naya tersentak saat tiba-tiba ada suara yang menyapa pendengarnya.

"Apaan sih ko!" Lalu naya mendorong pelan bahu Miko

"Sans aja kali nay,," jawabnya sambil membenarkan letak duduknya.

"Ngapain lo disini?" Tanya naya memecah keheningan.

"Nyari angin aja sih.. kalo lo ngapain?"

"Ya kalo gue sih emang hampir tiap sore kesini." Jawabnya santai.

"Rumah lo deket sini kan ya?" Tanya miko.

"Hmm." Naya kembali menyaksikan anak anak kecil itu sampai matanya melihat sesuatu.

"Itu... curut?" Gumaman naya terdengar samar ditelinga miko.

"Apa nay?" Tanya miko.

"Hah? Enggak." Miko hanya ber oh ria.

Disisi lain, Aldo sedang menemani kania jalan jalan ke taman. Jika bukan karna kania merengek, mana mau aldo ikut dengan kakak cantiknya itu.

"Dek, beliin kakak permen kapas dong..." tanpa banyak berkata aldo berdiri dan menuju ke tempat penjual permen kapas.

"Dasar ngerepotin! Untung sayang." Gerutunya selama menunggu kembalian dari sang penjual.

"Siapa yang ngerepotin?" Jantung aldo hampir copot saat mengira orang itu adalah kania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Piece Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang