4. First Day

28 5 6
                                    

4| First Day

"Permisi, Nona."

Seorang pria berparas tampan menepuk bahu seorang wanita yang sedang duduk sendiri di sebuah kafe.

Wanita itu belum bersuara hanya menoleh pada sumber yang menepuk bahunya itu.

"Permisi, Nona. Hm, begini.." Wanita itu melihat yang pria yang tampak begitu berkarisma dengan rambut gaya komanya namun terlihat malu-malu untuk berbicara.

Menggemaskan.

Wanita itu hanya terus memperhatikan wajah pria tampan itu.

"Hm, begini boleh saya meminta tolong pada Nona?"

Wanita itu masih membisu dan terus memperhatikan.

Ada apa dengan wanita ini? Sepertinya aku salah menepuk orang. Dia tidak berbicara sama sekali.

"Hm, begini nanti mantan pacar saya akan datang—" pria itu bingung, dia akan melanjutkan rencananya atau pergi menepuk wanita lain.

"dan kau ingin meminta bantuanku untuk menjadi pacar sementara untukmu, begitu?"

Pria itu tersenyum dan mengangguk, "iya begitu. Apa boleh, Nona?"

Wanita itu tersenyum, "tentu saja."

Pria itu bertanya lagi, "lalu apa aku boleh duduk bersamamu."

Benar-benar menggemaskan.

"Tapi tuan," wanita itu mencegah.

"Ya." Jawab Pria itu yang hampir duduk dan masih melayangkan bokongnya sambil menatap wanita itu.

"Jika kau duduk di situ, kau harus menjadi pacarku, benar-benar seorang pacar bukan sementara."

Mendengar apa yang dikatakan wanita itu, Pria itu menaruh bokongnya di atas kursi dan berkata,

"Kalau begitu bukan masalah." Pria itu tersenyum.

"Jadi, hari ini hari pertama kita?"

"Iya, hari pertama."

"Tunggu, Nona. Tapi, siapa namamu?"

Dan hari itu, hari pertama bagi mereka berdua memiliki kekasih tanpa tahu nama satu sama lain terlebih dahulu.

Pertanyaan pria itu membuat gadis itu terkekeh. "Ah iya, kita bahkan belum berkenalan."—end.

candiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang