3. Melihatnya Merindu

21 5 1
                                    

Aku terpesona pada seorang lelaki yang mampu menikmati rindu
dengan senyum tegar di wajahnya
kepada seorang lelaki yang mampu menikmati rindu
dengan menyusuri jalan yang sama dengan kenangan pemilik rindu itu
kepada seseorang lelaki yang mampu bertahan dengan rindu-rindu itu,
aku terpesona

bagamaina seorang manusia mampu menahan rindu seperti itu?

walaupun sesekali saat aku melihat ke dalam kedua bola mata lelaki itu
aku terus mendapati sebuah derita yang terus singgah
sebuah rasa yang tak mampu terutarakan

"Permisi, tuan."

Lelaki itu melepaskan alat pendengar dari telinganya, "Ya?"

"Ini mungkin terdengar sangat aneh," lelaki itu benar-benar menyimakku dengan baik, tatapannya membuat detak jantungku berdetak lebih kencang. "boleh aku memberikan tuan sebuah pelukan."

Entah darimana keberanian itu muncul, aku benar-benar bodoh bukan.

"Ye?" Lelaki itu tersenyum tipis di bibirnya dan mengernyitkan alisnya seolah dia sedang salah mendengar apa yang aku ucapkan.

Aku tersenyum melihat reaksinya yang seperti itu, "aniya, maafkan aku. anggap saja aku tidak mengatakan apapun.."

"Kalau begitu, aku permisi." dan wajahku benar-benar memerah.

Setidaknya aku mempunyai waktu yang indah dengan kebodohonku ini,
berbicara denganmu. (end)

candiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang