5. Sosok Hantu Tampan

7 2 0
                                    

5| Sosok hantu yang tampan

"Sedang patah hati?"

"Atau baru saja putus dari pacar?"

Tiba-tiba seorang lelaki duduk bersila di seberang seorang gadis yang menangis di ayunan taman menatapinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama sekali tidak ingin di jawab oleh gadis itu. Namun, anehnya dengan pertanyaan-pertanyaannya itu si gadis berhenti menangis. Jangan berharap sebuah romansa di sini, si gadis hanya kesal dengan si lelaki misterius itu.

Gadis itu memberikan tatapan tajam pada lelaki itu. Lelaki itu malah memberikan senyuman hangat dan matanya juga ikut tersenyum, membentuk seperti bulan sabit.

"Apa kau hantu?"

Lelaki itu terkekeh, mengapa bisa-bisanya gadis lucu yang dihadapannya itu bisa menyebutnya seorang hantu.

"Ya, komaengi, bocah! Apa aku terlihat seperti hantu?" Lelaki itu tersenyum tak percaya. "Lihatlah kedua kakiku pun menyentuh tanah. Aku tidak melayang."

"Baiklah, maafkan aku ahjussi, paman."

"Ya! Apa aku terlihat begitu tua sehingga kau memanggilku ahjussi."

"Ahjussi yang memanggilku bocah terlebih dahulu," tatapan gadis itu masih terlihat tajam. "jadi aku pikir kalau kau seorang ahjussi."

Oke, sial. Aku tidak tua aku masih dipertengahan duapuluhan.

"Kau pintar sekali ya, maksudku mulutmu itu."

"Ahjussi, kau aneh."

"Kau lebih aneh."

Gadis itu beranjak dari ayunan dan berjalan menjauh dari lelaki itu.

"Ya, kau sudah mau pulang?"

"Apa kau sudah menangisnya?"

Wajah gadis itu berbalik melihat lelaki itu yang sedang menatapnya.

"Jadi, ahjussi berharap aku terus menangis?"

"Ah, bukan begitu.."

Gadis ini benar-benar bisa membuat perasaanku campur aduk. Dengan cepat membuatku merasa lucu, dengan cepat membuatku nyaman, dan dengan cepat pula membuat perasaanku tidak nyaman. Sialan.

"Berkat ahjussi.."

"Berkat aku?"

"Iya berkat ahjussi aku berhenti menangis. Terimakasih."

"..."

Lelaki itu terdiam, dia tidak paham apakah itu dalam artian baik atau buruk. Misalnya memang lelaki itu yang membuatnya berhenti menangis karena keberadaannya membuatnya merasa lebih baik.. atau malah dia berhenti menangis karena dia tidak menginginkan keberadaannya dan memilih pergi.

"Setidaknya sekarang aku merasa lebih baik."

"Baguslah kalau begitu."

"Oh ya, ahjussi.."

Telinga lelaki itu masih aneh mendengar gadis itu memanggilnya ahjussi.

"Perihal aku mengira ahjussi adalah hantu itu," gadis itu mengambil nafas. "mungkin karena ahjussi punya warna kulit pucat yang indah.. sehingga aku tidak percaya kalau ahjussi adalah seorang manusia."

Gadis itu membuat lelaki itu diam dan terpana. Lalu melihat reaksi lelaki itu gadis itu tersenyum indah.

"Ya, bocah kau mau kemana!" Gadis yang baru saja menggodanya itu berlari meninggalkannya. "Kau harus bertanggung jawab!"

"YA. KAU."

"sebaiknya kau berhenti." Lelaki itu berusaha mengejarnya.

Gadis itu benar-benar bisa mengendalikan kendali perasaannya.—end

candiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang