Hanya Satu Langkah (1-2)

13 2 0
                                    

"Alom" suara panggilan itu membuat Alom menoleh pada teman barunya, Arum. "Kamu mau makan apa?" Sekarang mereka sedang beristirahat di kantin. Entah kenapa Alom tidak mau berlama-lama di tempat yang dipenuhi anak-anak sekolah yang lapar.

"Aku bawa bekal dari rumah, Rum. Aku bisa berbagi sama kamu. Karena bekalnya cukup untuk kita makan berdua." Arum langsung menoleh pada Alom "Seriusan nih makasih lo, aku jadi bisa hemat uang, tapi kayaknya nggak ada tempat buat kita makan disini." Alom sebenarnya tahu dimana mereka bisa makan tanpa harus mencari tempat kosong.

"Aku tahu tempat yang bagus buat kita makan." Alom menarik tangan temannya itu agar mengikutinya. "Belakang sekolah. Bukannya tempatnya nggak keurus ya? Gosipnya tempat ini tuh angker."

"Tenang aja, Arum. Kamu pasti bakalan terkejut sama tempat ini." Sepertinya tidak sia-sia Alom harus berkeringat untuk membersihkan halaman ini. Bukannya Alom anak rajin, tetapi ketika ia sedang ospek dan melakukan kesalahan, seniornya memberikan hukuman membersihkan halaman belakang sekolah. Awalnya Alom sempat ragu-ragu karena takut, tapi ia memberanikan diri.

"Tunggu dulu. Ini halaman belakang sekolah?" Alom mengangguk menjawab pertanyan dari Arum. "Ayo, Alom. kita makan di bangku dekat sana." Sepertinya Arum tidak sabar ia langsung menarik tangan Alom. Alom memaklumi sifat temannya itu. Karena halaman belakang sekolah bukan lagi tempat anker yang biasa digosipkan melainkan seperti taman yang dapat membuat orang bisa menikmati angin sejuk disini.

....

"Aku mau dibawa kemana, sih" Alom kecil menggurutu lantaran matanya ditutup dengan kain. "Sebentar lagi sampai." Sahabat kecilnya itu terkadang membuat Alom bingung dengan tingkahnya. Maksudnya hari ini memang spesial bagi Alom karena ia berulang tahun dan sahabatnya bermaksud memberi kejutan padanya. Tapi kenapa harus pakai penutup mata.

Setelah lama berjalan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

"Alom sekarang buka penutup matanya." Alom membuka tutup mata yang dipakainya. Ia langsung terkejut melihat taman yang biasa menjadi tempat bermain mereka sekarang taman itu terlihat cantik.

Alom langsung memeluk sahabatnya. "Makasih ini hadiah paling istimewa."

....

Kenangan kecil itu tiba-tiba terbesit dihati Alom. "Alom" panggilan Arum membuatnya tersadar.

"Iya kenapa Rum?" Alom menoleh pada temannya.

"Apa kamu yang membersihkan halaman belakang sekolah kita yang sekarang bisa kita sebut taman?" pertanyaan Arum membuat Alom mengangguk.

"Apa ada alasan khusus, karena kamu terlihat niat membersihkannya." Alom berpikir sejenak, sepertinya ada karena tempat ini mengingatkan Alom pada sahabatnya dulu. Tapi sepertinya Ia masih belum bisa memberitahu Arum.

"Tidak ada."

....

Jam sudah menunjukkan pukul 3 lebih dan waktunya pulang sekolah. Lagi-lagi Alom harus merelakan kakinya lelah untuk berjalan karena bus sekolah sudah penuh. Sepertinya Alom harus berangkat lebih pagi agar dapat tempat kosong.

Alom terus berjalan sampai akhirnya tiba di rumah. Istirahat hal yang dibutuhkan Alom saat ini. Tanpa sadar Alom ternyum mengingat hari ini Ia sudah mendapat kan teman walupun itu hanya satu tapi lebih dari cukup untuk membuat Alom tidak sendiri.

Karena hanya butuh satu langkah dalam pertemanan.

....


Hanya Satu langkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang