Sendiri bukan lagi kata yang terpikirkan bagi Alom. Entah bagaimana dia masih tidak peecaya akan dirinya sendiri yang bisa maju satu langkah dalam pertemanan.
Arum. Teman pertama bagi Alom. Pertemuan mereka bisa dikatakan tidak sengaja karena pada saat ospek dulu mereka berkolompok dalam mencari teka-teki yang diberikan senior.
Sejak saat itu mereka sangat dekat. Tapi tidak hanya itu saja mereka juga satu kelas. Hal tersebut tidak bisa membuat Alom berhenti tersenyum. Akhirnya tidak ada lagi sendiri.
Tiba-tiba Ia teringat mendiang sahabatnya waktu kecil. Sahabat yang selalu ada untuknya bahkan setiap Alom berjalan pulang melewati taman yang dulu menjadi tempat bermain sekaligus hadiah, Alom merasakan bahwa sahabatnya masih ada disana tersenyum padanya.
Jessica, nama sahabatnya itu masih membekas dihati Alom. Jessica yang selalu memberi kata-kata semangat untuknya. Alom sangat menyayangi Jessica seperti saudarinya sendiri.
Tanpa sadar Alom meneteskan air matanya. "Alom kamu nangis?"
Alom langsung menghapus air matanya. Bagaimanapun sekarang Ia harus bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan kepadanya.
"Kayaknya mataku perih karena ada debu yang masuk" Alom tidak mau temannya khawatir.
"Arum kamu udah tahu mau ikut ekskul apa?" Tanya Alom mengalihkan pembicaraan.
"Udah. Ekskul musik. Oh iya, Alom gimana kalau kamu ikut juga?"Ajakan Arum membuat Alom terkejut.
"Ekskul musik? Emang aku keliatan ada bakat ya?"
"Hmm ini nih kebiasaan kamu yang kadang bikin aku geleng-geleng kepala. Kemarin saat pelajaran musik kita tes tangga nada dan Pak Arief sampai muji kamu karena suara kamu tuh bagus. Bahkan dia sampai nyaranin ikut ekskul musik. Jangan-jangan kamu lupa?!"
Alom hanya menyengir menjawab pertanyaan Arum.
"Aduh Alom.....Pokoknya kita harus masuk ekskul musik. Bakat itu jangan disia-siakan, oke?"
"Iya aku mau ikut. Emang kapan sih ekskulnya?"
"Hari ini pulang sekolah." Mereka memutuskan pembicaraan karena bel masuk sudah berbunyi.
....
Alom dan Arum berjalan santai di lorong sekolah menuju kelas musik. "Alom, aku udah kasih tau belum kalau ada cowok ganteng banget di ekskul kita."
"Belum, siapa?" Alom memang tidak mau tahu tentang segala hal yang menyangkut kaum Adam itu, tapi melihat Arum sangat antusias membuatnya penasaran.
"Rizki Ameraldi."Arum melihat kebingungan Alom. 'Pasti nih anak nggak tau lagi pikir Arum.
"Huh? Siapa tuh? Senior?" Arum menggeleng melihat tingkah temannya. Tuh kan bener.
....
Makasih buat kalian yang sudah baca cerita ini
Maaf karena ceritanya pendek
Makanya like dan comment supaya aku bisa semangat buat nulis☺☺See you next episode....😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Satu langkah
General FictionButuh satu langkah dalam mewujudkan impian. Kalimat tersebut selalu tersimpan dihati seorang Alom Anindia. Berharap setelah merapalkan kalimat itu hidupnya akan lebih baik dari sebelumnya. Tapi siapa sangka satu langkah dapat merubah hidup Alom be...