Alom berangkat lebih pagi dari biasanya. Ia melewati jalan menuju halte depan komplek perumahan. Sambil mendengarkan lagu (Grace Vanderwaal- I don't know my name-). Sesekali ia bersenandung mengikuti irama lagu.
Jalan masih lenggang, hanya beberapa yang lewat sekedar membeli sarapan atau berolahraga. Saat ingin melewati tikungan ia melihat anak sedang di bully.
'Aduhh.. masih pagi juga. Kenapa harus aku juga yang melihat ini.'
Karena ia akan merasa bersalah kalau bersikap tidak peduli akhirnya dia maju perlahan.
"Hei, kalian hentikan!" Sejujurnya ia senang karena suaranya tidak gemetar.
"Ga usah ikut campur daripada lo yang gantiin dia buat gue siksa." Ancam anak yang sepertinya kakak kelas dan mengenakan seragam sama pula.
'Beruntung hari ini aku pakai hoodie. Sebisa mungkin di sekolah jangan sampai ketemu dia. Bila perlu aku pakai masker.'
"Oi, bengong aja lo. Pergi sana!"
"Oh gitu. Ok aku pergi tapi kalian yang nyesel nantinya kalau aku bakalan sebarin video kalian yang lagi bully ke sosmed biar nanti viral abis itu kalian dihujat sama netizen terus dipanggil kepala sekolah abis itu..."
"Oke-oke kita pergi. Guys cabut."
"Serius nih."
"Iya gue lagi males terlibat kalau ketahuan. Awas lo ya kalau kita ketemu lagi."
Akhirnya mereka pergi dan menyisakan Alom dengan laki-laki yang sedang menahan sakit. Alom pun membantu anak itu untuk berdiri.
"Makasih."
'Tipe anak yang cuek' pikir Alom"Iya sama-sama. Aku Alom." Ucap Alom memperkenalkan diri.
"Gerald. Panggil aja Al."
"Al, kayaknya kita satu sekolah mau bareng?"
"Boleh."
Sepanjang perjalanan hanya keheningan diantara mereka. Sampai saat sekolah sudah dirasa dekat. Alom berhenti ia melepas hoodie yang dipakai lalu memasukkanya dalam tas dan memakai topi serta masker.
Al yang melihat Alom seperti itu bingung.
"Ini biar ga ketahuan sama anak-anak tadi." Seakan menjawab kebingungan di wajah Al.
"Kalau kamu takut. Kenapa tadi bantuin aku?"
"Emangnya salah bantuin sesama manusia?"
"Ga sih. Tapi kan kamu bisa aja pura-pura ga lihat atau bahkan ga peduli."
"Tadinya pengen gitu tapi aku kayak ngerasa bersalah. By the way kamu kelas berapa?"
"10 IPS 1."
"Kita sekelas. Kok aku ga pernah liat kamu?"
"Baru masuk hari ini."
Tak terasa mereka pun tiba di kelas.....
Hari ini suasana istirahat terasa berbeda. Bagi Arum. Karena hari ini tidak hanya ada Alom dan Arum tapi juga Al.Karena dia baru masuk hari ini. Alom memutuskan untuk mengajak Al istirahat bersama.
"Alom kenapa kamu ajak dia sih?" bisik Arum kepada Alom.
"Kenapa memangnya? Dia baru masuk jadi belum terlalu dekat dengan teman-teman."
"Ok. Kalau gitu. Oh iya, kemaren pas kita manggung di caffe. Paman ku video-in kita."
"Terus. Video-nya ada dikamu?"
"Iya. Sebenarnya aku ada ide tapi ini terserah kamu ya" Persaan Alom tiba-tiba ga enak nih
"Ide apa?"
"Bagaimana kalau kita buat chanel youtube cover lagu?" Pertanyaan Arum membuat Alom berhenti mengunyah makanannya.
"Kenapa tiba-tiba pengen bikin chanel youtube?"
"Ya.. pengen aja, lagian ya suara kamu tuh bagus banget, serius deh pasti nanti banyak yang nonton."
"Boleh aja."
"Yes. Aku udah takut duluan kamu ga nerima."
"Setelah aku pikir-pikir ga ada salahnya kan mencoba hal baru lagian ini pertama kali bagi aku tau."
Al yang tadinya hanya mendengarkan akhirnya membuka suara."Bolehkah aku ikut bergabung?"
....
Hai.. semua. Terima kasih yang sudah membaca. Semoga senang ya.. dengan cerita ini.
See you next part....😀😀😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Satu langkah
General FictionButuh satu langkah dalam mewujudkan impian. Kalimat tersebut selalu tersimpan dihati seorang Alom Anindia. Berharap setelah merapalkan kalimat itu hidupnya akan lebih baik dari sebelumnya. Tapi siapa sangka satu langkah dapat merubah hidup Alom be...