Tap your foot and listen in
Ignore the world, let the music cave in
Close your phone and breathe in the air
You'll soon realize that there's something that isSo much more than this
It is what it is
So much more than this
Oh, oh, oh, oh, oh, oh (hey)Al mendekati Alom yang sedang mendengarkan lagu, niat awal ingin menyapa tapi ia urungkan dan berakhir dengan duduk disamping Alom. Selama bersekolah Al tidak pernah dekat dengan teman sekelasnya dia selalu menutup diri bahkan sengaja menjauhkan diri dari teman-temannya. Walaupun terkadang gurunya memberi tugas untuk berkelompok tapi Al selalu menolak dan mengerjakan tugasnya sendiri.
Bahkan guru pun segan menegur Al karena mana ada yang berani melawan anak Kepala Sekolah. Al adalah anak dari Kepala Sekolah tapi ia tidak mau teman-temannya tau. Hanya beberapa guru yang dapat dipercaya untuk menjaga rahasianya. Dia ingin menjadi anak yang bisa-biasa saja biarlah dia dikata culun ataupun nerd atau apalah itu ia tidak peduli.
"Al, kamu disini dari tadi?"Alom melepas earphone menatap bingung Al. Tentu saja ia tak tahu ada Al disampingnya lagu Grace Vanderwaal membuatnya tenang.
"Iya, apa yang sedang kamu dengar?"
"Oh ini So Much More Than This Grace Vanderwaal. Kamu mau dengar?" Alom memberikan Earphone yang satunya pada Al. Niat Awal ingin membicarakan tentang rencana mereka beberapa waktu lalu diurungkan Al. Entah jika berada disamping Alom hati Al berdetak tidak karuan ia tak tau apa yang dirasakannya. Sejak awal pertemuan mereka yang tidak disengaja membuat Al ingin terus berada disamping Alom.
Al meraih earphone tersebut dan mencoba meresapi lagu. Alom tersenyum melihat raut wajah Al. Dingin dan tidak berekspresi. Terkadang saat mereka bertiga kumpul Arum sering memberi lelucon disela-sela obrolan mereka tapi hanya Al yang tidak tertawa. Mereka memaklumi itu karena walau bagaimana pun Al sudah termasuk bagian dari pertemanan mereka dan harus menerima apa adanya.
"Wah... Ada yang lagi asik pacaran nih." Seruan tersebut menyadarkan Alom dan Al. Raut wajah Alom terkejut oke cepat atau lambat pasti emang bakaln terjadi kan? Ayo Alom kamu bukan dirimu yang dulu selalu menerima bully sekarang saatnya kamu harus berani.
"Kita ketemu lagi ya. Masih inget peringatan terakhir gw kalau kita ketemu lagi. Kebetulan gw lagi kesel dan kalian bisa jadi pelampisan kekesalan gw." Liam berjalan dengan angkuh mendekati Alom dan Al.
"Kamu juga jangan lupa aku masih ada video kamu yang lagi nge-bully Al." Alom berdiri dari duduknya.
"Oh gitu, terus gw harus takut gitu? NGGAK." Niat Liam yang ingin menjahili Alom terhentikan.
"Ada apa ini? Liam kamu mau jahil lagi ya?" Bu Mia selaku wakil kesiswaan dan juga guru kimia yang mengajar di kelas Alom datang.
"Liam ikut ke ruangan ibu sekarang." lanjut Bu Mia seperti memberi perintah yang tak terbantahkan. Liam yang mendengarnya berdecak kesal tapi ia tetap mengikuti Bu Mia. Alom bernafas lega tadinya ia sudah khawatir. Walalupun ia selalu merapalkan dirinya untuk berani tapi keringat dingin masih dirasakan Alom sampai bayangan Liam sudah menghilang.
Al melihat tangan Alom bergetar entah keberanian darimana dia meraih dan mengenggam tangan tersebut. Alom terkejut dan menatap bingung Al.
"Udah bel masuk, sebaiknya kita kembali ke kelas." Mereka kembali ke kelas dengan bergandeng tangan.
.....
Maaf baru Update dan makasih bagi kalian yang udah baca cerita ini. jujur ini pengalaman pertama bagi author.
vote dan comment ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Satu langkah
General FictionButuh satu langkah dalam mewujudkan impian. Kalimat tersebut selalu tersimpan dihati seorang Alom Anindia. Berharap setelah merapalkan kalimat itu hidupnya akan lebih baik dari sebelumnya. Tapi siapa sangka satu langkah dapat merubah hidup Alom be...