Satu.

798 85 3
                                    

Jeon Jungkook, siapa yang tak kenal siswa satu ini? Pemuda kelas satu SMK yang berbicara seenak jidat dan berlaku semaunya. Tidak, bukan nakal maksudku. Tapi bocah ini sangat bar-bar, apalagi saat bersama sang pujaan hati. Wah, sangat gamblang pastinya.

Sering kena tolak, dikatai, bahkan kena usir-pun ia tak gentar. Bukan Jeon Jungkook namanya kalau menyerah.

Jeon Jungkook, siswa kelas satu SMK jurusan TKJ ini sangat memuja kakak tingkatnya, Park Jimin, kelas dua SMK jurusan kecantikan.

Jimin adalah salah satu murid yang cukup terpandang dan terkenal di sekolah. Lelaki cantik, manis, ramah, tapi itu tidak berlaku untuk Jeon Jungkook.

Jimin total kesal dengan pemuda Jeon itu, adik tingkatnya yang sering kali mengganggunya. Seperti saat ini,

"Kak Jimin, nanti pulang bareng, mau?"

"Gak."

"Ayolah, sesekali pulang samaku, gak bosan apa naik gojek terus? Boros uangmu,"

"Uangku banyak. Minggir," Ucap Jimin cuek, tapi bukan Jungkook kalau menyerah. Justru semakin tertantang.

"Gak. Pulang bareng dulu, baru lewatㅡakh!" Jungkook mengaduh sakit kala Jimin menyikut pinggangnya. Jiminnya lolos. Jungkook payah.

"Kak, jangan kabur! Jawab dulu! Sial, pinggangku ngilu! Mingyu, bawa aku ke ruang kesehatan, sepertinya ginjalku terpentok organ lain," Jungkook memegangi pinggangnya, serius sakit. Mingyu sebagai sohibnya hanya menggeleng pelan,

"Jungkook cemen, kamu itu anak taekwondo sabuk hitam, tapi lemah sekali," Mingyu menarik Jungkook ke kelas.

"Mingyu berisik, perlu kupanggil Kak Jimin buat sikut kamu?" Ucapan Jungkook jadi angin lalu, Mingyu tetap acuh, tarik tangan Jungkook masuk kelas.



Disisi lain .. Jimin terduduk di kelasnya, menyeruput susu yang tadi dibeli di kantin, bibirnya mengerucut kedepan. Imut.

"Jimin kenapa?" Tanya temannya, Jisoo.

"Apanya yang kenapa?"

"Itu lho, bibirmu monyong-monyong gitu? Mau dicium sama Jungkook? Nantiku panggilin." Jisoo jawab santai, Jimin mendelik kearah temannya itu.

"Hih, gak sudi aku cium-cium dia!" Jimin mengedikan bahunya, membayangkan jika bibir seksinya dicium sama bibir Jungkook. Duh! Gak!

"Gak sudi-sudi, tapi dibayangin. Tipe tsundere, Jungkook pasti suka."

"Sekali lagi kamu sebut Jungkook, kutendang kamu, Ji!"

"Jimin cemburu, ah takut!" Jisoo sudah lari terlebih dahulu sambil terbahak sebelum Jimin melempar susu kotaknya kearah Jisoo.

Bel berbunyi, tanda masuk jam pelajaran. Kelas sebelah jurusan kecantikan tengah belajar bahasa inggris. Suasana aman dan tentram terjadi di kelas Jimin, tapi tidak lagi kala pintu kelasnya diketuk,

Itu Yugyeom, lelaki itu masuk, Jimin yakin ia tidak sendiri. Dan, well, firasatnya benar. Ada dua orang lagi ternyata, ada Younghoon dan Jungkook, adik tingkat sialannya itu.

"Permisi, Ms. Saya izin minta waktunya sebentar." Izin Yugyeom kepada guru, direspon hanya dengan anggukan tanda mensetujui.

"Terima kasih, Ms. Baik, selamat pagi semua. Saya Yugyeom perwakilan dari OSIS, ingin meminta donasi atau bantuan seikhlasnya untuk teman kita yang baru saja kecelakaan, mohon bantuannya." Ucap Yugyeom penuh sopan santun, jiwa OSISnya sangat ada. Jungkook bangga punya sohib macam itu orang.

Younghoon dan Jungkook mulai menghampiri satu-persatu meja untuk meminta sumbangan. Tak sadar, Jungkook sudah di meja Jimin,

"Eh, calonku. Ayo, sumbang yang banyak, Kak. Untuk temanku," Ucap Jungkook, Jimin gak ubris sama sekali. Memilih acuh, hanya menaruh uang, Jungkook lihat nominalnya agak dilebihkan, Jungkook tersenyum.

"Makasih, calonku," Jimin malu setengah mati, Jungkook bilang gamblang dan lumayan kencang, jadinya kedengeran. Murid lain sudah mencie-ciekannya.

Jungkook ke meja paling terakhir,
"Siapa yang sakit, Jung?" Tanya si Sana, katanya dia suka Jungkook. Tapi Jungkook gak pernah tengok dia, Jungkook gak mau. Orang maunya sama Jimin, tok.

"Bambam,"

"Kenapa dia, Jung?"

"Cium mobil," Sana mengernyitkan dahinya, tak paham.

"Nabrak mobil maksudmu? Kenapa bisa gitu, Jung?" Jungkook jengah, cuma mau ambil donasi, malah diwawancarai. Jimin memperhatikan dari tadi, dalam hati menggerutu terus,

'Ngapain tanya-tanya, sih,' Gitu.

"Mana kutau, yang nabrak Bambam. Tanya Bambam aja." Jungkook jawab ketus, sontak mengundang tawa murid-murid lain.

"Baik, terima kasih untuk bantuannya, kami izin pamit keluar. Ms, thank you!" Yugyeom memberi salam pada guru, lalu ketiga pemuda itu pergi dari kelas Jimin.





Jam menunjukan pukul empat sore. Semua siswa dan siswi keluar dari sekolahan, berniat untuk pulang.

Jimin dan sekawannya tak langsung pulang, mereka sejak kelas sepuluh terbiasa berbincang sebentar di depan pagar. Entah, apa yang dibicarakan.

Sama juga dengan Jungkook dan sekawannya, menunggu di parkiran dengan motor yang sudah siap. Biasanya berbincang soal hari ini, lalu pergi serempak ketempat nongkrong. Sudah biasa.

"Kak Jimin!"

Jimin menoleh, oh damn. Pemuda Jeon itu, astaga. Jungkook menghampirinya tanpa malu, padahal banyak orang. Tapi memang biasanya begitu, buat apa malu.

"Ayo, pulang bareng." Ajak Jungkook, Jimin menggeleng pelan.

"Gak, aku pesan gojek." Ingat, bukan Jeon Jungkook kalau langsung menyerah.

"Batalin, aku maksa, Kak." Jimin tetap kekeh, menggeleng lagi. Keduanya tetap pada ego masing-masing. Jimin menolak, Jungkook memaksa.

"Jangan paksa,"

"Oke, gak paksa. Cuma gak terima penolakan," Jimin mendengus sekali lagi, total geram sama adik tingkatnya ini.

"Sama aja, bodoh!"

"Jangan kasar sama calonmu, anggap aja pengganti maafmu tadi sikut pinggangku, sakit tau." Jungkook pasang muka memelas. Jimin gak iba sama sekali, justru gemas.

Iya, gemas mau tampol.

"Lebay banget, anak taekwondo kok lemah." Jimin bilang ketus sekali, tapi Jungkook malah tersenyum. Jimin melihat, langsung bergedik ngeri,

"Apa kamu senyum-senyum? Serem!"

"Kok tau aku anak taekwondo? Kak Jimin diam-diam merhatiin, ya?" Jimin membulatkan matanya, Jungkook makin tersenyum lebar.

"Sudah, jangan pelototin aku. Gak bakal takut, Kak Jimin makin imut soalnya. Dah, kalo memang gak mau pulang bareng. Hati-hati di jalan ya, calon." Jungkook berlalu ke tempat parkir, sebelumnya memberanikan diri mengusak pelan surai halus Jimin, membuat empunya malu setengah mati karena sadar menjadi pusat perhatian orang-orang.

Bahkan sebelum motor Jungkook melaju, ia melayangkan flying kiss untuk Jimin. Empunya telak malu. []

TKJ vs TKK.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang