Empat.

344 68 5
                                    


Kim Taehyung, berjalan angkuh mengahmpiri Jimin yang tengah bersantai menyender di depan kelasnya.

"Jimin."

"Oh, ada orang sombong ternyata, gak lihat aku," Ucap Jimin sedikit sarkas, Taehyung mendengus, Jimin reflek terkikik kecil.

"Kita ada kerjaan lagi, besok lusa kita tampil untuk acara penilaian sekolah," Jimin mendelik senagai reaksi,

"Apasih, kebiasaan mendadak gini, dipikir gampang kali ya, ah, gak ikutan aku. Males kalo gini," Jimin mengerucutkan bibir kedepan, Taehyung tersenyum tipis, tipis sekali, hanya Tuhan yang bisa lihat.

"Jangan cemberut, kamu tau sendiri Pak Nudin gimana," Iya, Jimin tau, orang itu semaunya, asal perintah, gak ada otaknya. Total bikin kesal saja, masih pagi padahal.

"Selalu anggap remeh sesuatu, seenaknya, kalo ada butuhnya langsung dipake, kalo gak ada, langsung dibuang. Ih, eskul band makin gak ada harganya, Kim. Kesal aku, tuh!" Jimin memelas, suaranya kentara kesal, tapi lebih pada merengek bak balita.

Imut sekali, batin Taehyung. Tapi bukan Taehyung kalo begitu saja sudah tersenyum meleleh.

"Kita harus profesional." Taehyung bilang mutlak, Jimin gak suka.

"Berisik, kalo kamu bantu juga gak apa, ini gak ada bantu sama sekali, kamu masih ketua koordinator band, lho." Taehyung terkekeh dan menjawab janji akan bantu.

Keduanya samar-samar mendengar segerombolan lelaki yang menaiki tangga, suara tertawanya menggelegar, Jimin sedikit familiar sama suaranya, kaya tau gitu.

Ternyata benar, Jungkook and the gang. Sekumpulan anak baru yang langsung famous di sekolahnya. Ada, Mingyu, Yugyeom, Jaehyun, Eunwoo, Bright, Dokyeom. Ada satu lagi, Bambam. Tapi lagi sakit. Oh, Jungkook juga jangan lupa. The most famous guy di sekolah.

Jimin dan Taehyung menatap reflek segerombolan itu, Jungkook balas tatap mereka. Eh, gak. Jimin doang, Taehyungnya nggak.

"Selamat pagi, Kak Jimin! Duh, jodoh memang gak kemana, ya? Ketemu terus, hehe," Jungkook menyapa Jimin ramah, senyuman sumringah tak pernah luntur barang sedikit, berbeda sama Jimin. Cuek, acuh, pasang ekspresi datar, ih amit-amit.

Tapi Jungkook gak gentar, sudah terlampau biasa sama itu. Yang ada kalo Jimin meresponnya, Jungkook bisa pingsan mendadak.

"Sombongnya, aku nyapa, lho. Masa gak dibalas, kakak kelas harus ramah sama adik kelasnya, Kak," Ucap Jungkook main-main, bisa terdengar kekehan pelan dari bilah sang empu.

"Apㅡ"

"Kamu juga yang sopan sama kakak tingkatmu. Jelas disini ada saya juga, kenapa Jimin doang yang disapa?" Taehyung angkat bicara. Oh, sejak kapan ada Kepala suku disini?

Jungkook mendelik kesal, tidak suka sama Kim Taehyung, dempet Jiminnya terus. Lagi, dia ketua osis yang cuek sekali, jangan-jangan sifat cuek Jimin itu tertular dari kepala suku ini.

Oh, tidak bisa dibiarkan, Ferguso!

"Gak mau. Nanti kalo aku nyapa Kak Taehyung, yang ada Kak Taehyung baper sama aku. Ih, gak kebayang, Kak," Emang dasarnya Jungkook itu ceplas-ceplos, gak tau dia lagi bicara sama siapa.

"Pantas Jimin gak mau sama kamu, kelakuan begundal begini, asal ceplos aja, gak tau sopan santun. Jauh-jauh sana, gak sadar apa kalo Jimin risih dideketin kamu."

Kan. Dibilang juga apa, Jungkook gak tau berurusan sama siapa. Kim Taehyung, ketua OSIS di sekolah, terkenal dengan sikap cuek namun tanggap. Jarang bicara, sekalinya bicara bikin orang mati kutu.

TKJ vs TKK.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang