Sudah tiga hari berlalu, Jungkook masih merasa pundung, galau, sedih, hatinya seperti terbelah. Kalian mau tau kenapa?
Soalnya sejak rapat eskul band, Jimin dan Taehyung makin dekat, selalu menempel. Tepatnya Taehyung yang terus menempeli Jimin. Dan yang paling membuat Jungkook sesak, Jimin biasa saja.
Berbeda saat dengan Jungkook, Jimin selalu mengomelinya, melempar kata-kata kasar atau mengumpatinya, mengusirnya. Jungkook semakin mewek.
"Oh, lihatlah wajah sohib kita. Makin hari, semakin cemberut bibirnya." Goda Jaehyun, dan sontak membuat kawanan lainnya tertawa.
"Anjing, kalian. Sohib lagi pundung malah diketawain. Tega kalian." Ucap Jungkook dramatis, gelak tawa makin memenuhi kantin.
Ya, mereka, siswa kelas sepuluh’ TKJ, tengah mengumpul di tempat biasa, tempatnya Mbak Yu jualan di kantin. Mirip tempat tongkrongan, soalnya gak ada yang berani beli disitu semenjak sekelompok jurusan TKJ terus beli disitu.
Beberapa perempuan caper selalu mampir disitu, hanya cuma untuk bertemu sama mereka, terutama Jungkook. Kalian tau Sana? Kawanan sekelas Jimin. Sering kesitu, ya mau ketemu Jungkook.
"Sudah jangan galau, Jiminmu aman kok." Ucap Eunwoo menepuk bahu sohibnya, Jungkook. Dibalas decakan malas dari sang empu.
"Ya, aman sama Kak Taehyung, aku tau."
"Ah, payah. Kamu begitu doang pundung, nih, berhubung aku itu keperi-sohiban, ku kasih tau. Belum tentu Kak Jimin suka sama Kak Taehyung tau. Kalian tau lah, mereka memang dekat dari kelas sepuluh karena sama-sama koordinator dan ketua eskul band, nah karena mereka lama kenal, jadi gak risih atau canggung satu sama lain. Itu hal wajar," Jelas Yugyeom.
"Hal wajar apanya, gandengan tangan? Curiga sebenarnya Kak Taehyung gak punya teman. Nempel terus sama Kak Jimin, mirip perangko." Jelas Jungkook, gak make sense penjelasan Yugyeom. Menurut Jungkook.
Lagian mereka mirip sepasang kekasih, setiap hari pulang bareng, Jimin gak nolak sama sekali. Berbeda saat Jungkook yang ajak pulang bareng. Ditolak mentah-mentah. Bahkan, memang ada gosip kalau mereka pacaran.
Masih gosip, kalo beneran, Jungkook bakal tewas di tempat.
Brak!
"AH! Aku tau gimana cara mastiin kalo Kak Jimin itu merhatikan kamu atau mikirin kamu, Jung!" Ucap Mingyu sambil menggebrak meja, membuat lainnya tersedak dengan siomay dan esnya.
"MINGYU, ANJING. MAU RIBUT?!" Jaehyun menjitak kepala sohib hitamnya itu, sumpah dia susah nafas karna tersedak siomay.
"Sabar dong! Kan mau kasih solusi!"
"GAK GITU JUGA, MINGYU!" Serentak mereka berteriak; Jungkook, Jaehyun, Yugyeom, Eunwoo, Younghoon, Bright. Dan menjadikan mereka pusat perhatian. Mingyu terduduk lagi, bibirnya mencebik kesal.
"Kamu ada solusi apa?" Tanya Jungkook, Mingyu kembali sumringah. Mendekat jarak pada Jungkook, tanda rahasia.
"Kamu kan masih suka nyapa Kak Jimin kalo gak ada Kak Taehyung, atau curi-curi pandang. Kalo bisa cuekin Kak Jimin, kalo ada dia jangan lirik-lirik, jangan nyapa. Lewat aja, anggap gak ada. Pasti dia langsung mikir ‘Kok tumben gak nyapa’, gitu." Jelas Mingyu panjang lebar, Jungkook merenung sejenak. Apa bisa cuekin Jimin? SUSAH.
"Setuju, kalo Kak Jimin ngerasa ada yang hilang, fix! Itu berarti dia suka kamu, atau mungkin sudah tertarik sama kamu." Jaehyun menimpal.
"Kalo memang kurang greget, ku pinjami sepupuku, Kim Yeri. Kelas sepuluh jurusan TKK, lumayan, lho." Ucap Yugyeom.
"Atau gak sepupumu, Somi. Gak ada yang tau kan kalian sepupuan? Kali Kak Jimin lihat kamu dekat sama Somi, langsung cemberut." Timpal Mingyu, Jungkook manggut-manggut pelan. Boleh juga, semua ini demi Kak Jimin. Jungkook rela kok.
"Boleh dicoba, nanti pas lewat kucuekin aja, ya? Kan gak ada Kak Taehyung, pasti lihat aku." Ucap Jungkook yang dibalas anggukan oleh para sohibnya.
Bel masuk berbunyi, segerombolan begundal TKJ mulai meninggalkan kantin. Berbeda dengan kawanan Jimin, mereka lebih memilih pergu ke kelas belakangan.
Jimin melihat kawanan Jungkook lewat, bahkan memperhatikan Jungkook yang selalu tampak paling bersinar dari yang lain. Tepat saat Jungkook melewati Jimin tanpa bertegur sapa yang biasa dilakukan Jungkook saat gak ada Taehyung.
Jimin menaikan sebelah alisnya. Tumben? Bahkan, teman-teman Jimin melongo melihat Jungkook melewati Jimin begitu saja. Pasalnya gak pernah terjadi sebelumnya. INI LANGKA!!!!
"Jimin, Jungkook tumben gak nyapa kamu. Padahal gak ada Taehyung." Tanya Jisoo bisik-bisik. Jimin terdiam sejenak, kenapa, ya?
Kenapa jadi kepikiran Jungkook? Jimin menggelengkan kepala supaya sadar apa yang barusan ia pikirkan.
"Gak penting."
Jimin dan kawannyaㅡWendy, Jisoo, Seulgi, Ryujinㅡsudah di depan gerbang. Sekolah sudah selesai untuk hari ini. Jimin tengah menunggu Taehyung seperti biasa. Pulang bareng, ada projek yang harus dikerjakan.
"Jimin? Ayo, pulang." Taehyung sudah di depan Jimin dengan motor matic kebanggannya. Jimin naik ke motor Taehyung.
Suara sorakan terdengar dari arah parkiran terbuka di depan sekolah, Jimin melihat mereka; sekawanan Jungkook, menyoraki Jungkook yang membocengi perempuan. Siapa?
"HOI, SOMI. KALO JUNGKOOK NGEBUT, PELUK AJA. BIAR GAK JATUH!!" Teriak Mingyu, sumpah suaranya nyaring sampai terdengar di seberangnya, tempat Jimin. Taehyung bahkan memperhatikan mereka.
Motor besar milik Jungkook-pun melaju kencang keluar area sekolah dengan perempuan bernama Somi boncengnya. Jimin dan Taehyung langsung keluar are sekolah juga.
Behind the scene.
Jeon Somi.
Somiiiii. Pulang bareng aku, nanti.
Tumben?
Ada apa, nih?Mau buat Kak Jimin cemburu.
Kali berhasil.Males, ah.
Sebelum pulang McD deh.
Atur aja.
Read.Hehehe.

KAMU SEDANG MEMBACA
TKJ vs TKK.
FanfictionCerita mengenai perjuangan pemuda Jeon mengejar kakak tingkatnya.