Bab 4 : Gara-Gara Hafiz

29.6K 3.3K 161
                                    

Kelebihan manusia tak akan ada artinya kalau tidak dimanfaatkan dan tidak bermanfaat bagi orang lain.

-Takdirku Kamu-

@nurhoiriah16_

🕊🕊🕊


Terdengar suara bel pulang sekolah berbunyi. Anak-anak XI IPA 3 segera merapikan buku-buku tulis serta tempat pensilnya ke dalam tas. Usai itu Pak Mamat yang tak lain guru Bahasa Indonesia menyuruh sang ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pulang. Lantas anak-anak pun mulai khusyuk berdoa.

Tatkala Pak Mamat sudah keluar kelas, tiba-tiba tiga siswa lelaki memakai pakaian olahraga datang ke kelas XI IPA 3. Salah satu dari ketiga laki-laki itu ada yang membawa boneka teddy bear berwarna pink ukuran besar . Siswa lelaki yang membawa boneka itu sudah tidak asing bagi anak-anak XI IPA 3. Apalagi mereka sudah menebak bahwa boneka yang dibawa lelaki itu akan ia kasihkan kepada pacarnya, yang tak lain Intan teman sekelas Nadira yang menyebalkan itu.

Lelaki yang membawa boneka itu berjalan menuju meja urutan ketiga nomor dua dari pintu. Suara Intan bersama teman-temannya itu sudah heboh. Membuat Nadira, Amelia, Ana dan Felicia ilfeel mendengarnya.

"Aaa ... sweet banget sih Intan sama Deril. Bener-bener couple tersweet di SMA Pelita." ucap Putri teman sebangkunya Intan.

"Sweet? Oh my God ... gue ilfeel ish...." kata Felicia sambil bergidik.

"Udah Feli, kita pulang aja yuk!" ujar Nadira.

Ketika Nadira, Amelia, Ana dan Felicia baru berjalan beberapa langkah. Teman-temannya heboh sambil berkata 'baper'. Nadira menengok ke arah sumber suara, dia melihat Intan memeluk Deril di depan teman-temannya, membuat Nadira terkejut, bahkan ia terus mengucap istighfar.

"Makasih sayang, aku suka bonekanya." kata Intan.

Deril mengelus rambut hitam Intan yang panjang sepinggang itu sambil berkata,"apapun yang kamu mau, akan aku berikan."

"Heh Deril Bucin! Ngasih cewek tuh jangan boneka ataupun cokelat, tapi akad! Itu baru namanya cowok
sejati!" kata Aji.

"Setujuuuu!!!" teriak Ana. Nadira, Amelia, dan Felicia hanya terdiam.

"Ih kok kalian gak bilang setuju?" tanya Ana kepada Nadira, Amelia dan Felicia.

Amelia langsung menarik tangan Ana. "Udah Ana, ayok pulang! Ngapain lihatin orang yang pacaran gak guna!"

Kini Nadira, Amelia, Felicia dan Ana sudah keluar kelas sedang berjalan menuju gerbang sekolah.

"Guys, I know Intan sama Deril pacaran udah lama dari SMP katanya. Terus kan, semua siswa dan siswi di sini juga udah pada tahu kalau mereka couple terhitz gitu. I want to ask you guys, pernah gak kalian iri sama mereka?" tanya Felicia.

Nadira, Amelia dan Ana serempak menatap ke arah Felicia.

"Iri sama yang pacaran?" tanya Amelia. Felicia mengangguk.

"Ngapain iri sama yang punya pacar? Ya kali iri sama yang buat dosa haha...." kata Amelia terkekeh.

"Kalau kamu sih Ra, iri nggak?" tanya Ana.

Posisi Nadira sama teman-temannya masih sama sedang berjalan.

Nadira menghela napas sejenak kemudian berkata,"kata Mama, aku harus jomlo aja dan menjaga diri, itu artinya aku nggak boleh pacaran. Aku pernah iri sama mereka, tapi setelah dipikir-pikir ngapain iri sama yang buat dosa? Pacaran itu dosa, jadi sekarang lebih baik banyak-banyak mendekatkan diri kepada Allah. Insya Allah, Allah akan memberikan jodoh yang terbaik buat kita."

Takdirku Kamu [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang