15

993 124 18
                                    

Hyunjae bangun dari bertekuk lutut nya. "Aku pergi, Mah."

.

"Kamu mau kemana, Jae?" tanya Radea yang melihat Hyunjae turun dari lantai atas dengan tergesa-gesa.

Hyunjae ambil kunci mobil lalu pergi tanpa menghiraukan Radea. Sampai Hyunjae lupa kalau ada Bunda nya Radea.

Hyunjae langsung ngendarain mobil nya menuju kediaman rumah Rose. Gak jauh-jauh banget.

Di dalam mobil, Hyunjae cuma bisa berdo'a supaya Rose mau menerima maaf-nya. Hyunjae juga sesekali mukulin stir mobil.

Hyunjae cinta sama Rose. Gak mau kehilangan, tapi ia tahu kalau apa yang ia perbuat sama sekali gak pantas di maaf-in.

Setelah sampai rumah Rose, Hyunjae buru-buru parkir-in mobil nya di luar gerbang rumah Rose dan langsung keluar dari mobil.

RUMAH INI DI JUAL
HUBUNGI 08××××67990

Bagai di tusuk ribuan panah. Cinta nya telah hilang. Maaf nya tak tersampai.

"Rose..." lirih Hyunjae.

Pemuda kelahiran sembilan puluh tujuh itu menitikan air mata nya. Berharap ada harapan untuk bertemu tetapi hilang semua harapan itu.

"Hai matahari-ku, kenapa kamu terbenam begitu cepat? Langit merindukan senyuman hangat mu. Aku mohon cahaya mu tak pernah sirna. Untuk apa ada Langit tetapi tak ada Matahari? Hampa rasanya."

Hyunjae menangis. Sebagian hidupnya telah hilang.

"Mungkin ini memang akhir dari cerita Matahari dan Langit. Tuhan-ku dan Tuhan-mu tidak mengizinkan aku kamu untuk menjadi kita."

🎭

"Teh, aku balik dulu ya. Dohyon nyariin aku," pamit Minseo.

"Dodo suruh kesini aja," sahut Taeyeon tapi di tolak Minseo.

"Jangan, Teh. Ku rasa disini ada yang harus di selesaikan secara privasi. Kalau ada apa-apa kabari aku ya. Aku pulang dulu, Assalamualaikum."

Minseo meluk Taeyeon sebentar lalu pamit kepada sang anak-Radea.

"Waalaikumsalam."

Minseo pulang. Tersisa Taeyeon dan Radea. Rada canggung tapi yang rasain itu bukan Radea melainkan Taeyeon.

"Mah, Hyunjae kenapa? Kok tadi pergi buru-buru banget?" tanya Radea.

"Masalah di rumah sakit," sahut Taeyeon lalu tersenyum.

Radea manggut-manggut. "Pasti dia kena marah karena liburan ke Bali, ya? Duh, tahu gitu gak usah."

Gimana Hyunjae mau di marahin atasan kalau yang punya rumah sakit beserta pekerja disana adalah milik Om nya Hyunjae.

"Bukan, Ra. Ada lah problem tapi gak nyangkut masalah kalian ke Bali kok," jelas Taeyeon.

Lalu pembicaraan mereka berdua terpotong oleh seseorang yang membuka pintu rumah dengan kasar.

Siapa lagi kalau bukan oknum bernama Hyunjae Erlangit.

"Assalamualaikum."

Hyunjae menghampiri mereka berdua dan gak lupa untuk salim dengan sang Mamah.

"Waalaikumsalam. Gimana kerjaan kamu, Jae?" tanya Radea dengan nada khawatir.

Hyunjae mengerutkan keningnya bingung lalu baru ngerti pas ngeliat kode dari Mamah nya.

"Udah stabil kok," sahut Hyunjae yang sudah pasti berbohong.

"Ra, bisa masakin makanan gak? Buat kita bertiga," pinta Hyunjae.

Radea ngangguk nurut walau badannya agak capek karena baru sekali pulang dari Bali. "Boleh, sebentar ya."

Setelah Radea benar-benar pergi ke dapur. Taeyeon langsung menanya beberapa pertanyaan.

"Sudah minta maaf?" tanya Taeyeon.

"Belum, Mah. Gak kesampean," jawab Hyunjae dengan wajah yang datar.

"Loh, kenapa? Jangan-jangan Rose beneran sudah pergi, Jae?"

Hyunjae natap Taeyeon. "Maksud Mamah? Mamah tahu Rose pergi? Kemana?!"

"Maafin Mamah. Mamah cuma tahu Rose pergi tanpa tahu tujuan nya," jawab Taeyeon dan 100% bohong.

Jelas-jelas tempo hari yang lalu Jiho bilang kalau mereka akan pindah ke Australia.

"Emang ending-nya bakal gini, Mah. Gak heran juga aku. Kami beda kepercayaan dan memutuskan untuk tutup buku aja," ujar Hyunjae.

"Cerita kamu persis kayak Mamah dan Papah. Tapi ending-nya Mamah yang ikut Papah."

🎭

Notes :

hAHAHSHAHA GATAU INI JLEK BANGET MAU NANGIS.


Stars, Sky, Sun  - Lee HyunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang