𓄿 Mimpi Dimulai.

20 1 0
                                    

25 tahun telah berlalu...

Dimalam hari yang sunyi di Kota Lockdown ketika semua beristirahat untuk hari esok seorang mengendarai kuda memakai topi serta masker singgah di sebuah bar lalu masuk dan hanya melihat seorang anak yang sedang memajang poster eksekusi.

Dia melihat kearah poster dan mendapati mukanya terpajang disana. Isi poster tersebut adalah eksekusi baginya karena membunuh adipati Lockdown dengan alasan politik.

Lantas ia memanggil anak itu, "hei kau kemarilah."

Anak itu menjawab ,"aku?",anak itu menghampirinya dan bertanya ,"Ada apa tuan memanggilku?"

Sang pengendara menatap anak itu dan berkata ,"Apa kau kenal siapa orang yang berada di poster yang kau pajang itu?"
Dia hanya menjawab dengan nada pelan,"ya penduduk lockdown bilang dia adalah pembunuh adipati."
"Kau tahu nama sang pembunuh?"
"Namanya Niarga, penduduk lah yang memberikan nama itu."

Niarga duduk di kursi yang ada didekatnya dengan menaruh satu tangannya ke meja dan bocah itu berbicara kepadanya "tuan apa anda haus? Saya bisa ambilkan minuman" Niarga menatap anak itu
"tidak perlu,siapa namamu?"
"namaku Arga" sambil tersenyum dan mengajukan tangan layaknya orang besaliman saat berkenalan, Niarga pun menanggapi nya "halo Arga, namaku Iar senang bisa mengenalmu."

Ia memakai nama aslinya. Iar melakukan hal yang tak terduga dia mencoba membuka maskernya dan membuat Arga terkejut.

"Kau Niarga!"

Anak itu kaget dan melihat kembali poster itu, namun Iar hanya tersenyum dan tertawa kecil "kenapa kau kaget bocah, besok aku dieksekusi?"
" Tuan rela dieksekusi?",bocah itu terlihat heran.
"ya, tugasku sudah usai, apa kau tak takut akan kehadiran ku? Aku ini sudah membunuh adipati lho."

"tidak."

ia terkejut dengan respon si bocah "Bisakah aku menitip sesuatu ke kamu bocah?" Sambil mengambil barang yang ia ingin titipkan yang berada dalam rompinya.

"Ini dia"
"Apa itu?" Si bocah bertanya

Iar menjelaskan bahwa itu adalah barang yang berharga baginya selama kertas itu bersamanya ia tidak sendiri.

"Ini adalah kertas yang kusimpan selama hidupku dan aku Menitipkannya ke kamu, aku melipat kertas ini dan kau harus membukanya di waktu yang tepat."
Sambil mengambil tangan bocah itu dan memberinya, ia pun berdiri dan menuju kudanya dan menaikinya, kembali bertanya kepada Arga.

"Dimana keluarga mu bocah? "
"Tidak, aku tidak punya aku sebatang kara." Bocah itu sambil menundukan kepala

Iar turun dari kudanya dan menghampirinya serta berlutut
"Ikutlah denganku kau akan jadi keluarga ku, aku akan mewarnai hidup mu."
"Benarkah itu?"

Dengan raut muka bahagia Arga sangat senang mendapatkan tawaran itu tapi...

"Kau kan telah membunuh adipati."
"Ya itu benar tapi apa kau ingat apa yang telah adipati lakukan kepada rakyat terutama daerah Lockdown Selatan?"

Arga mulai mengingat kembali masa-masa kelam yang adipati lakukan kepada daerah Lockdown selatan, perang dimana-mana, malam penuh darah.

"Ya aku ingat."
Iar menatapnya "Percayalah aku adalah orang yang baik, ikutlah."
Iar pun berdiri dan melihat kearah bocah itu. Lalu bocah itu menjawab "Baik."

Iar menaiki kuda bersama Arga dan ia meletakkan Arga didepannya, kuda pun dipecut dan berlarilah kuda itu dengan sangat cepat drap,drap,drap Arga tertawa ketakutan ketika kuda melaju cepat "tenanglah nak" Sambil tersenyum Iar terpingkal-pingkal melihat reaksi Arga itu, kuda melompat tapss Arga mengganggap itu sebagai sebuah wahana. Arga bertanya kepada Iar

"Kemana kita pergi?"
"Rumahku." Iar menjawab sambil memegang topi.

Karena lamanya perjalanan dan Arga tertidur lalu Iar mencari perhentian dan berhentilah mereka disebuah hutan untuk beristirahat bersama Arga, disitulah Iar menangis sedih karena esok adalah hari eksekusinya ia berharap anak yang ia bawa dapat mewujudkan suatu perubahan dari kota yang bernama Lockdown. Sambil tidur dipangkuan Iar ia membelai rambut Arga

"Ku harap anak ini membawa perubahan."

Iar mengusap air matanya ia mempercayakannya pada bocah kecil itu. Iar kembali menaiki kuda bersama Arga yang sedang tertidur ia meletakkannya di depannya . Perjalanan yang lama untuk ke utara Lockdown menuju rumah iar,waktu terus berjalan dan sampailah mereka ketempat yang mereka jadikan tujuan yaitu rumahnya, lalu Iar membuka pintu

"Halo?"

Ternyata seisi rumah sedang beristirahat. Dirumahnya terdapat beberapa anak yang ia asuh mereka semua sedang tidur dan mendengkur. Lalu Iar membaringkan Arga di dekat ranjangnya.

"Semoga besok adalah hari yang indah" Sebelum Iar akhirnya tidur.

_________________________________________________
Tunggu kelanjutannya ya...


*Untuk yang pertama kali saya membuat cerita dengan ketikan,saya senang kalian bisa mampir kesini untuk membaca,ini adalah karya pertama saya. Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan dalam kalimat hahaha maklumin lah hahaha.

Mohon like ya... Jangan lupa komen dan ikuti terus ceritanya ini hingga tamat, terimakasih...

Reach My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang