08.

2.3K 109 10
                                    

Chapter kali ini masih sambungan dari chapter kemarin yg belum selesai karena lumayan panjang. Jadi, selamat membaca:)

~~~~~

"L-lepaskan tanganku, Baka!" Ucap Sarada kesal sekaligus senang.

"Oh, sudah sampai ya? Jadi, yg mana rumahmu?" Tanya Boruto polos dengan Watadosnya.

"Tch. Dasar Baka Boruto! Kau juga tahu rumahku tidak disini Baka!" Umpat Sarada kesal.

"Kenapa orang seperti dia bisa dipilih menjadi Anbu? Apa otak Hachidaime juga sudah gesrek seperti dia?!" Batin Sarada mengumpat. Dia benar benar tidak habis pikir, kenapa dia bisa mencintai orang bodoh, seperti Uzumaki Boruto ini?!

"Hei hei. Tenang lah Sarada aku hanya bercanda!" Ucap Boruto diserati gelak tawa, karena melihat wajah Sarada yg sudah sangat merah karena menahan amarahnya.

"DASAR BAKA BORUTO!!!" Teriak Sarada frustasi. Dia sangat, sangat, sangat kesal. Kalau bukan karena memikirkan dia mencintai pria disampingnya ini, dia pasti sudah membunuhnya dari saat Boruto masih di dalam kandungan Hinata.

"Hahaha. Baiklah Sarada, ayo kita pulang." Ajak Boruto dengan menggandeng tangan Sarada dan berjalan mendahuluinya. Sarada yg frustasi, hanya pasrah mengikuti Boruto dari belakang.

Setelah lama berjalan, akhirnya mereka pun sampai di Kediaman Uchiha.

"Terima kasih karena sudah mengantarku pulang." Ucap Sarada sambil tersenyum. Sejenak, dia sudah melupakan kekesalannya pada pria bersurai kuning disampingnya ini.

"Sama sama. Kalau begitu, aku pulang dulu. Sampaikan salamku pada Sasuke-Chan dan Bibi Sakura." Pamit Boruto pada Sarada.

"Tidak ingin mampir sebentar?" Tanya Sarada basa basi. Dia hanya ingin lebih lama bersama Boruto.

"Tidak, terima kasih. Sudah lama aku tidak pulang kerumah." Ujar Boruto, tatapannya sendu.

"Dimana Baka Boruto yg kukenal selalu ceria dan pembuat masalag itu? Kenapa aku tidak melihatnya?" Tanya Sarada tersenyum jahil. Dia hanya tidak ingin melihat Boruto bersedih.

"Tch, bisakah kau berhenti memanggilku Baka?" Balas Boruto dengan wajah sedikit kesal, karena Sarada terus saja menanggilnya 'Baka Boruto'.

"Kenapa? Kau kan memang Baka." Ucap Sarada sambil tersenyum.

Sasuke dan Sakura yg melihat hal itu dari depan pintu rumah mereka, hanya tersenyum. Mereka sudah berada disana tepat saat semua drama ini dimulai. Menyaksikan perdebatan kecil yg terjadi di antara Boruto dan Sarada. Tanpa berniat melewatkannya, bahkan sedetik pun.

"Sekarang aku sudah tidak Baka lagi, dattebasa!" Balas Boruto tidak terima Sarada masih memanggilnya Baka.

"Benarkah? Kau ingin aku memanggilmu apa?" Tanya Sarada tersenyum jahil.

"Apa saja selain ejekan, hinaan dan umpatan." Jawab Boruto pasrah. Sarada terlihat sedang berfikir. Dia harus memanggil Boruto dengan panggilan apa selain Baka?

"Anata?" Panggil Sarada pelan. Sialnya, masih bisa didengar oleh semua orang yg berada disana.

"Hah? Kau tadi memanggilku apa?" Tanya Boruto terkejut.

"Tidak ada." Jawab Sarada tenang. Dia sedikit terkikik melihat ekspresi wajah Boruto yg terlihat konyol.

"Hei, kau sedang mempermainkanku Sarada?" Ujar Boruto tersenyum miring.

"Tidak, memangnya tadi aku memanggilmu apa?" Tanya Sarada terseyum dan terkikik. Boruto yg melihatnya hanya menghela nafasnya pasrah. Sampai kapan pun dia tidak akan pernah menang berdebat dengan wanita bersurai raven di sampingnya ini.

"Bisa sedikit membungkuk, Bolt. Aku ingin membisikkanmu sesuatu." Sambung Sarada. Ia terlihat sangat tenang. Inilah salah satu keahlian Klan Uchiha, bisa menyembunyikan perasaan dengan sangat baik.

"Hm, dasar pendek." Jawab Boruto santai sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Lalu membungkuk sedikit untuk mensejajarkan tingginya dengan Sarada.

Cup

Sarada mencium pipi Boruto sekilas. Boruto langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Sarada. Boruto sangat sangat terkejut. Tapi dia bisa menetralkan kembali perasaan hatinya yg sedang berkecamuk. Begitu juga dengan Sasuke dan Sakura yg tak kalah terkejut melihat putri semata wayangnya mencium lelaki didepan mereka.

"Kau sangat licik, dattebasa." Batin Boruto mengumpat sekaligus senang.

Boruto kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah Sarada. Dia ingin membisikkan sesuatu yg pasti bisa membuat Sarada kesal.

"Hei, kau tau? Aku mengenal seorang wanita. Dia dingin, pemarah, keras kepala dan selalu mengatakan kalau aku ini bodoh.  Kami selalu bertengkar sepanjang hari. Bahkan dia pernah mengatakan kalau dia membenciku,"

Sarada yg mulai menyadari arah pembicaraan Boruto semakin penasaran dibuatnya. Karena Boruto menjeda kalimatnya. Dia hanya diam menunggu kelanjutan dari kalimat yg akan diucapkan oleh Boruto.

"Tapi tiba tiba saja dia tadi menciumku. Sekarang siapa yg bodoh?" Bisik Boruto tersenyum Devil penuh kemenangan. Sarada yg mendengarnya seketika merona hebat. Dia benar benar dibuat takjub oleh perkembangan otak Boruto yg menurutnya sangat drastis.

"Dasar Baka Boruto!" Teriaknya kesal. Boruto yg mendengarnya langsung melesat pergi meninggalkan Sarada yg masih merona karena ucapannya tadi.

Sarada berbalik ingin masuk ke dalam rumah. Tapi, betapa terkejutnya dia saat melihat Sasuke dan Sakura berada di depan pintu rumahnya.

"S-sejak kapan kalian berada disana?" Tanya Sarada gugup. Dia sangat berharap Sasuke dan Sarada tidak melihat adegan itu.

"Sesaat sebelum drama ini dimulai." Jawab Sakura tersenyum cerah.

Deg! Skakmat!

"A-apa mereka melihat yg tadi? Bagaimana ini, shannaro?" Batin Sarada malu dan gugup.

"Sudahlah sayang, tidak perlu malu dan gugup begitu. Papa dan mama mengerti kok." Ucap Sakura menenangkan anaknya yg terlihat sangat malu dan gugup. Sasuke hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis.

"K-kalau begitu, aku ke kamar dulu." Sarada berlari ke kamarnya. Dia sangat malu karena papa dan mamanya melihat dia mencium pipi Boruto.

"Kenapa mereka bisa berada disana? Apa mereka melihatnya? Aku malu sekali, shannaro!" Batin Sarada mengumpat. Karena wajahnya sudah semerah tomat.

"Ternyata anak kita sudah besar ya Sasuke-Kun." Ucap Sakura Tersenyum bahagia. Sasuke hanya membalas senyum Sakura dengan manis. Sehingga membuat Sakura yg melihatnya merona tipis.

-Bolt-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang