CHAPTER 16. THE PROTECTOR

705 63 37
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Mulutku menganga, memandangi bangunan-bangunan kayu yang tertata rapi dikelilingi pepohonan. Jika tak melihat langsung, aku tak akan mengira akan ada sekelompok manusia yang memiliki kehidupan di tengah belantara.

Terdengar suitan panjang berayun, diikuti dengan suara siulan pendek berirama cepat dari atas pohon sebelum dibalas dengan suara lolong riuh dari arah pack. Beberapa lelaki bertubuh kekar dan berseragam hitam berlompatan dari cabang pohon sebelum mendarat dan menunduk hormat.

"Selamat datang kembali, Alpha Javiero!" sapa seorang yang berambut hitam gondrong dengan seragam hitam tanpa kerah yang dibiarkan terbuka. Ia kemudian cengar-cengir menatap ke arah kami. "Selamat datang, Alpha Alrico dan Luna Cleona!"

Alrico dan Cleona mengangguk dan tersenyum.

Mata Javiero tajam mengawasi lelaki gondrong itu. "Hapus senyuman jelek itu dari wajahmu, Enrique. Di mana Ravero?"

"Ah, aku senang kau merindukanku, Alpha Javiero. Ravero sedang bersama Andrea, membantu mate-nya itu membersihkan sampah di Solana," sahutnya seraya tertawa kecil.

Javiero mendengkus. "Anak-anak itu masih belum belajar cara membuang sampah? Oleh-oleh untukmu dan yang lain ada di mobil Alpha Mario dan Luna Lily. Ravero yang akan membagikannya nanti. Katakan padanya untuk segera menemuiku."

"Siap, segera laksanakan, Alpha Javiero!" Ia pun berlagak memberi hormat ala bangsawan.

Tawa Alrico pecah. "Aku suka gayamu, Enrique!" Ia pun cengar-cengir saat mengalihkan pandangan ke Javiero. "Gamma-mu memang unik."

"Lebih tepatnya, konyol," gerutu Javiero.

"Paling tidak dia pelatih prajurit serigala yang cukup tangguh ... walau dengan segala kegilaannya," goda Alrico.

Javiero mendengkus sebelum menarik lenganku untuk mengikuti langkahnya menuju sebuah bangunan besar bernuansa hitam.

Mataku mengedar, mengamati sekeliling. Pack Javiero ternyata sangat luas. Rumah-rumah kecil berbahan kayu terlihat bersih dan rapi di kanan kiri bangunan besar. Beberapa lelaki dan wanita tampak mencuri-curi pandang ke arahku seraya menunduk hormat pada Javiero.

Aku menyelipkan rambut yang bergerak liar dipermainkan angin ke balik telinga sambil menawarkan senyum termanisku pada mereka. Sebagian membalas, sebagian lagi memilih menatap ke arah lain atau kembali sibuk dengan apa pun yang mereka lakukan.

Kulihat ada dua bangunan besar dan panjang yang letaknya agak jauh dari rumah yang kutuju. Beberapa anak kecil dan remaja terlihat di sana.

"Itu bangunan apa?" tanyaku penasaran.

"Tierra dan Solana. Sekolah khusus untuk semua keturunan manusia serigala," jawab Javiero. "Pack lain juga bisa mengirimkan anak-anak mereka ke sana, selama bersedia mengikuti peraturan yang ada."

Aku melongo sembari menatap bangunan-bangunan itu tanpa kedip, membiarkan Javiero menarikku ke arah rumah besar.

***

Aku baru saja menaruh bokongku di sofa bersama Cleona setelah mengganti pakaian dan botku yang telah kotor, ketika seorang berwajah serius berambut gelap dan bermata hijau, memakai pakaian hitam seperti seragam khusus yang dipakai oleh Enrique dan teman-temannya, melangkah masuk. Namun, baju lelaki itu sedikit berbeda karena memiliki kerah dan tampak sangat rapi.

JAVIERO - Lucis Series 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang