Untuk kau yang sedang merasa dunia mu runtuh. Yang kini tengah mengeluh. Coba tengok sekitar dan menengadah lah pada langit, tidak kah kau kini merasa jauh?
Pada Allah yang jadi tempat berkeluh kala kau merasa rapuh.
Menangis dan bersedihlah secukupnya. Berpikirlah secukupnya. Karena perasaan cukup sekadarnya saja. Berlebihan hanya akan membawa luka. Lihat saja kini keadaan nya, tidak kah kamu lelah jadi orang bodoh yang berharap sedang sebenarnya kamu tak lebih dari candaan saja.
Lalu apa yang salah dengan patah? Bahkan nanti jika nanti sembuh sudah. Hingga nanti juga lupa seiring waktu bertambah. Kenapa, harus membuatnya parah? Padahal lebih sakit dari ini saja kau pernah. Sudahlah, tak usah menyatakan dirimu yang selalu salah. Yang sudah terjadi biarlah.
Sekalipun salah, apa semua itu bisa berubah?
Kamu berharga, meski dunia tak mengakuinya. Mereka hanya bisa berkata tapi, bukankah kamu yang mengalaminya? Lalu kenapa kamu harus peduli dengan ocehan mereka?
Sudahlah...
Kasihani hati dan dirimu. Sayangi saja dirimu terlebih dahulu. Ketimbang memikirkan mereka yang bahkan tak berperan banyak dalam hidupmu. Buat apa terlalu memikirkan semua hingga membuatmu di rudung sendu.Semua di luar kendali mu bukan?
Lalu apa yang kau dapatkan dengan menyalahkan diri sendiri berkepanjangan? Apa semua bisa berubah seiringan? Tentang rasa terpendam yang enggan kau ceritakan atau kau jabarkan namun, membuat mu uring-uringan. Hingga semua orang bisa menerka dirimu dengan mudah tanpa beban.Dunia menertawakan hal yang mereka anggap lucu. Meski itu tak lucu bagimu. Karena, di balik itu ada senyum yang harus kau jaga meski kau hanya membisu.
Ada luka yang harus tersamarkan oleh tawa. Sampai-sampai mereka mengira kau baik-baik saja. Tanpa peduli, kau sebenarnya terluka.
Sungguh, ini tidak lucu. Candaan kadang terlalu lugu. Hingga kau pura - pura saja tidak tahu. Tentang hati yang membiru memar tak menentu. Yang perlahan berubah menjadi isak sendu tanpa, ada yang tahu.
Sampai nanti, semua telah berlalu. Tinggal kenangan semu yang membiru. Hancur lebur seiring waktu.
Yang ku harap akan begitu.
- 2 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Membiru
PoetryDear semesta.. Aku hanya ingin bicara. Aku hanya ingin bicara tanpa harus di dengar dunia. Aku hanya ingin berkata tanpa harus dimengerti manusia. Aku hanya berbisik pada-Nya sang Maha Pencipta. Tapi, kini.. biar ku ceritakan saja. Dalam bait - bait...