JANJI

1.2K 29 7
                                    

Flashback :

"Hayati, Kamu nanti kalau sudah besar mau jadi apa ?" tanya Zain kecil pada sahabat satu–satunya itu.

"Aku mau jadi Dokter, biar bisa ngobatin Kamu kalau lagi sakit." Jawab Hayati dengan gaya polosnya.

"Tapi, Aku takut disuntik. Kata Kakakku, disuntik itu sakit." jawab Zain kecil sambil mengelembungkan pipinya.

"Masa cowok takut sama suntik ? Nanti Hayati suntiknya dengan sayang deh!" kata Hayati lagi dengan senyum cantiknya yang gemesin.

Zain kecil menatap Hayati kecil dengan senyum senang.

"Iya deh, Zain janji gak akan takut kalau Hayati yang menyuntiknya." kata Zain sambil memegang tangan Hayati kecil.

"Kalau Zain, sudah besar nanti mau jadi apa ?" tanya Hayati sambil mereka berpegangan tangan.

"Zain mau jadi Arsitek, biar bisa bangunin rumah buat dokternya Zain." jawab Zain kecil dengan sangat yakin sambil menatap Hayati.

"Beneran ?" tanya Hayati kecil sangat senang. Zain kecil mejawab dengan sebuah anggukan mantab.

"Ihh nanti kita tinggal bareng yah dirumah yang Zain bangun." kata Hayati lagi senang sambil membulatkan mata indahnya.

"Iya, nanti kita disana bareng Keluarga kita." jawab Zainudin lagi dengan polosnya, entah Ia mengerti dengan maksud perkataannya tersebut atau tidak.

"Terus nanti kita sekolah dimana biar cita–cita kita terwujud ?" tanya Zain bingung.

"Hmnnn, ditempat orang tua Hayati sekolah dulu aja." kata Hayati sambil mengangkat jari telunjuknya keatas seperti menemukan sebuah pemikiran yang membuatnya sangat senang.

"Orang tua Hayati sekolah dimana ?" 

"Yogyakarta." jawab Hayati singkat.


Itulah kilasan janji masa kecil Zainudin dan Hayati, janji dari dua orang anak kecil yang belum mengerti apa–apa tentang dunia, janji dari dua orang anak kecil yang masih berusia 6 tahun. Janji dua orang anak kecil yang masih polos, namun takdir seperti mengikat mereka dalam pusaran takdir yang akan menentukan masa depan keduanya.

Karena tidak lama setelah mereka mengucap janjinya sore itu, Ayah Hayati yang bekerja sebagai seorang Dokter disebuah Rumah Sakit umum daerah Pariaman–Sumatera Barat, dipindah tugaskan secara tiba–tiba ke Pulau Jawa yang membuat keduanya terpisah jauh oleh jarak dan waktu.

Sedih ?

So, pasti! Karena Zainudin dan Hayati adalah sahabat yang sangat dekat. Dimana ada Zainudin pasti disitu ada Hayati, dan di mana ada Hayati disitu juga ada Zainudin. Bahkan untuk kata perpisahan pun tidak sempat terucap dari mulut Hayati kecil, karena perpisahan yang tiba–tiba itu, membuat Zainudin kecil nelangsa. Namun satu hal yang membuat Zainudin kecil menjadi kembali bersemangat menjalani hari–harinya kembali ,adalah janji itu! Sebuah janji yang mereka ucapkan untuk sama-sama meraih masa depan mereka kelak, dan kota Yogyakarta menjadi kunci yang bisa mempertemukan keduanya.


***
POV Zainudin
Hai, perkenalkan namaku Zainudin. Panggilanku sehari–hari Zain. Eit! Awas aja kalau kalian berani memanggilku Udin, minta kena tapol pake tarompa (Sandal) butut itu namanya. Aku semester 2 jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik di salah satu Universitas Negeri di Yogyakarta. Kalau kalian bertanya kenapa Aku kuliahnya di jurusan Arsitektur ? itu karena janji masa kecilku dengan seorang wanita, sahabat sekaligus cinta pertamaku, Hayati. Apa Aku kuliah di jurusan ini hanya karena seorang wanita ? eits kalian salah. Jika kalian menganggapnya begitu, juga gak salah sepenuhnya salah sih sebenarnya. Tapi, jujur Aku kuliah di jurusan ini karena memang Aku sangat senang sekali dengan yang namanya bangunan. Mungkin karena faktor turunan kali yah! turunan kuli, wkwkwk. Lebih tepatnya Bapakku seorang mandor bangunan dan Emakku seorang Guru Fisika di SLTP Negeri di Jakarta sana.

BUKAN ZAINUDIN DAN HAYATI (Live On Google Play Store)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang