UNTUK ZAIN

414 19 4
                                    

POV Zain

Aku kembali kekamar Kosku, saat jam sudah diangka 4 sore. Waktu kulihat HP, banyak sekali notifikasi panggilan dan WA yang masuk. Astaga, ternyata dari teman-temanku yang menanyakan keberadaanku, bahkan mereka kekamarku siang tadi saat jam makan siang. Aku lupa mengabari sahabat-sahabatku kalau hari ini ada tugas lapangan.

Namun ada sebuah WA yang membuatku hatiku berteriak senang, yaitu sebuah pesan WA dari Hayati. Ia baru membalasnya, setelah seminggu yang lalu Aku mengirimkan pesan WA padanya.

Hayati :
"Maaf baru balas pesannya Zul, Hayati kemaren-kemaren lagi sibuk praktek. Boleh! main aja ke kos Hayati, alamatnya : Jl. dilarang Toleh-Toleh no.xx. Kalau kesini jangan lupa kabari yah^^ see u"

Aku yang barusan kelelahan karena banyak mengerjakan tugas lapangan, malah jadi semangat otomatis begitu membaca pesan WA-nya Hayati, sampai-sampai Aku meloncat kegirangan. Hehehe, soalnya Aku sangat khawatir kalau Ia tidak mengingatku lagi atau malah sudah melupakanku, karena Aku mengirim pesan WA untuk menanyakan alamat kosnya lebih dari seminggu yang lalu, mengikuti saran teman-temanku untuk memperjuangkan cintanya Hayati, "jangan pernah mengharapkan cinta datang cuma-cuma, karena cinta yang diperjuangkan dengan sekuat tenaga adalah cinta sejati, dan hanya mereka pecinta sejati pulalah yang sanggup melakukannya."  Entah mengutip kata dari mana, tapi karena ucapan teman-temanku itulah Aku bertekad untuk memperjuangkan cinta Hayatiku. Bukan sebagai Zainudin, tapi sebagai diriku yang baru. Aku ingin memulainya dari 0, Aku ingin memperjuangkan cinta Hayati tanpa embel-embel nama Zainudin.

***
Keesokan harinya, ketiga sahabatku datang kekosku saat jam masih menunjukkan angka 9 pagi. Kebetulan hari itu adalah hari sabtu, Kami tidak ada jadwal kuliah hari itu. Tidak heran juga sih! biasanya mereka sering datang tiba-tiba ke Kosku atau kadang juga ngumpul di Kosnya Rangga dan Edy.

"Woi kampreett dari kemarin dicariin malah asik aja dia nyantai disini." kata Edy begitu Ia sampai dan duduk didepan kamarku.

"Kemana kau Zain ? kemaren gak masuk kuliah ? dicariin dikos juga gak ada." Sela Rangga ikut ngedumel kesal.

"Iyo e, ada sejam lo kita tungguin. Ditelpon gak aktif hapenya." kata Patrik ikut menambahkan komplainnya.

"Aku mau jawab yang mana dulu nih ? kalau kalian nanya nya bareng begitu." ujarku santai sambil bercanda.

"Seterah kau lah, bajigurr." kata Edy memonyongkan mulutnya.

"Hahaha." Aku malah ketawa sendiri melihatnya.

"Bajigur, malah ketawa dia." ucap Rangga.

"Kesurupan kau Zain ?" tanya Edy coba memegang keningku.

"Eit eit! jangan-jangan pegang. Aku masih normal yo! kalau mau, kau pegang Patrik aja Ed."

"Bajingan, Aku normal yo." kata Patrik tidak terima.

"Jadi, maksudmu Aku yang gak normal,  begitu?" umpat Edi.

"Hahaha," tawa Kami kompak.

"Kalian pesan minuman tempat Bu Maya sana, baru kita ngobrolnya. Sekalian Aku butuh bantuan kalian ini."

"Nah ini! cocok." kata Edy senang sambil mengacungkan dua jempolnya.

"Pas mantab!" kata Rangga menyetujui dengan penuh semangat.

"Aku jus Naga yo, biar bisa mambawa terbang Bu Maya." ucap Patrik dengan semangatnya. Emang gila ini tiga sahabatku, tiap kesini pasti niatnya mau mengintip sebengnya Bu Maya. Tapi, mang Bu Maya sangat menggoda sih. 

"Siapa yang mau bawa terbang saya ?" tanya Bu Maya tiba-tiba yang kebetulan sedang melintas dekat kami.

"Nah modar kau cu pat kai, wkwkwk." tawa Edy meledek sambil memelankan suaranya biar gak kedengaran sama Bu Maya.

BUKAN ZAINUDIN DAN HAYATI (Live On Google Play Store)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang