bab 8

30 1 1
                                    

"Seseorang pasti punya masalahnya masing masing. Kamu, teman teman kamu, dan mamah. Papa kamu juga...
Dia pun pasti punya masalahnya sendiri, Bill." Ucap riana pada anak tunggalnya yang terduduk menatap datar di atas sofa berwarna coklat tua yang mencolok. Dia hanya terdiam membisukan diri menghadapi ibunya yang baru saja datang dari kota halamannya tadi malam. Riana menatap anaknya dengan hangat, menasihatinya dengan kata kata selembut mungkin agar anaknya bisa menjadi penurut.
"Mamah tau kamu suka balapan, mamah tau kamu suka main malam. Tapi nak, justru itu akan membuat papah semakin membenci kamu, menjauh sejauh jauhnyah." Tuturnya mengusap lembut rambut sang putra yang semakin tebal dan panjang.
Edgard tak berani mengusik,walau berjuta alasan bisa membuatnya menyela nasihat ibunya, dia memilih diam dan bungkam. Karna bagaimanapun dia membantah, ibunya akan tetap berkata demikian, begitu dan begitu. Riana tak pernah marah, apalagi menamparnya seperti yang di lakukan hendrick waktu silam, tapi riana Selalu seperti itu, menyuruh anaknya agar tersadar dari balapan, dan dunia malamnya. Jika andi ataupun fiona mengetahui kenakalannya, yakinlah mereka akan menyesal telah mengenal Edgard yang selama ini di kenal mereka sebagai remaja baik baik. Di depan semua orang, di depan guru gurunya, di depan teman teman dan sahabatnya. Edgard hanya memperlihatkan sisi terdiam, jarang bicara dan sering melamun.
Bukan apa yang di lamunkan, melainkan hidupnya yang tidak mungkin akan terus seperti ini. Nakal dan brandal,lebih tepatnya seperti seorang joker yang bertopeng hello kitty. Dia pernah narkoba, meminum pil penenang yang di beri nico untuknya. Dia sering pergi ke klub malam,ring tinju dan jalanan itu menjadi tempat andalannya untuk meluapkan semua kekesalan yang dia miliki. Tapi satu hal yang belum pernah Edgard perbuat selama ini, dia belum pernah melakukan hal senonoh dengan perempuan.

****

"Pagi, sirip ikan koi.!" Bill, nama lain edgard mulai iseng pada gadis berkacamata yang kemarin pagi berpapasan dengannya di super market.
Kini dia memberanikan diri mengacak kecil rambut fio dan memanggilnya dengan panggilan yang sering andi ucapkan untuk ponakannya.

Fio BERBALIK "HEY ,..!" Dia merapikan rambutnya yang kusut di buat bill. Dia menatap Bill yang berlalu beberapa langkah di depannya.
Edgard meliriknya sekilas, tersenyum jail dan kembali berlalu menyapa dudy,si juara kelas, sekaligus teman baru dekat,yang belum mengetahui apapun tentangnya. "Dia mencolok.!" Ulas lina, menggigit keras permen loly yang di hisapnya sedari tadi, Mengunyahnyah tanpa merasa lengket ataupun keras di dalam mulut, santai. Gadis di sampingnya hanya menghembus nafas kasar dengan pipi yang menggembung,tanda dia agak sedikit jengkel di buat edgard. Rambutnya kembali di ikatnya, matanya melirik edgard dengan kusut "Dasar anak jagung.!" Ketusnya menghempaskan kaki,beranjak mengaitkan tangan lina, dan berjalan melewati seseorang yang tadi di sebutnya si anak jagung.
Edgard tertawa tipis melihat bola mata Fio yang berada tepat di sudut matanya, menatap ke arahnya dengan ketus.

"1..2...3." Dudy menghitung dengan jarinya. "Mungkin baru 2,3 minggu,." Ucapnya kembali memasukkan tangan ke dalam saku celana, seraya menatap edgard dengan juru matanya. "Apa.?" Dongak remaja 18 tahun itu membalas tatapan Dudy dan kembali melihat layar ponselnya. "Kalian baru kenal 3 minggu. Tapi kayaknya udah akrab bener."

Edgard tersenyum tipis."kau belum mengetahui keahlianku kawan..tidak ada yang bisa menyianyiakan pesona seorang edgard di sekolah ini.!" Tawanya, jahil menepuk nepuk bahu Dudy, lalu berjalan meninggalkannya.
"Aaarrrrkkhh,Dasar narsis." Omelnya menyusul temannya yang telah berjalan beberapa langkah di depan.

***
Jam pelajaran ke 2, pukul 11:30, kelas sebelas A masih mencatat beberapa catatan di dalam layar monitor depan.
Fio terfokus pada layar dan bukunya, sedangkan lina,temannya itu malah tersenyum dan sesekali menyikut Fio dengan kakinya. "Lin diam,sebentar lagi aku beres kok.!" Ucap Fio menekankan ujung pulpennya pada buku. Beberapa menit berlalu, semua murid bergemuruh ke luar ruangan, kecuali fiona,anak itu sangat lamban dalam hal tulis menulis,sama seperti Edgard, dan lina yang senantiasa menemani gadis itu di dalam kelas.
"Ternyata bukan cuma aku saja yang payah soal mencatat.!" Ucap seseorang,tiba tiba meletakkan milkshake stawberry di atas meja fiona."hai kak!" Sapa lina yang di balas senyuman kecil Edgard.
Fio seketika menghentikan kegiatannya saat mendengar suara itu, pelan pelan dia menaikkan bola matanya ke atas dan menemukan sosok yang tadi pagi mengacak rambutnya hingga berantakan. "Ngapain kamu di sini.?" Ucapnya datar kembali menulis.
"Marahan.emang kenapa kalau aku di sini!" Balas Edgard mengerdikkan jari nya pada kening gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

flying paper.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang