Jisung berjalan dengan langkah lambat. Ia kembali mengingat bagaimana sunyi nya keadaan kelas saat dirinya selesai memperkenalkan diri. Tidak seperti yang lain, hanya dia yang diberi tatapan aneh tanpa sahutan apapun. Ah tidak, sebenarnya ada satu orang lagi yang juga tidak diberi sahutan didalam kelas, tapi Jisung tidak terlalu memperhatikannya.
Kaki yang berjalan menuju kantin pun nampak ragu. Ia lapar, sungguh. Tapi ia ragu untuk menuju ke sana. Bukan karena tidak memiliki uang. Sekolah ini sudah di fasilitasi makan siang untuk setiap murid. Jisung hanya ragu, ia belum mendapat satu pun kenalan sejak tadi. Mereka terlihat menghindar, seakan enggan bergaul dengan lelaki sepertinya.
"Hei, i-ingin ke kantin bersama?"
Jisung menoleh cepat. Ia melihat lelaki dengan tampilan yang sama rapi dengan dirinya itu sedang tersenyum canggung ke arahnya.
"Tentu!" Jisung mengangguk semangat. Ia segera mengembangkan senyum manisnya itu lalu berjalan beriringan menuju kantin.
Ramai dan berisik, itulah definisi kantin saat ini. Keduanya sempat saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya berjalan menuju meja yang berada di dekat sudut ruangan tersebut dengan nampan yang berisi makanan ditangan masing-masing.
"Boleh kami bergabung?" Tanya Jisung pada beberapa lelaki dan juga wanita yang berada disana.
Mereka telihat saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya mengangguk acuh.
"Cepat habiskan makan kalian dan pergi dari sini"
Jisung dan lelaki yang bersamanya itu baru saja mendudukkan diri mereka diatas kursi. Namun, ucapan salah satu lelaki disana sudah membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.
"Kenapa diam saja? Cepat habiskan karena aku tidak nyaman melihat penampilan kalian yang terlalu sederhana itu"
Jisung menoleh ke samping, menatap temannya yang sedang melahap makan siangnya itu dengan pandangan yang terus terfokus menunduk.
"Hey, kita belum berkenalan. Namaku Jisung" bisiknya.
Lelaki itu tidak menoleh sedikit pun ke arah Jisung, ia cuek dan terus melanjutkan acara makannya.
"Seungmin" balasnya singkat.
Jisung tersenyum. "Makannya pelan-pelan saja, nanti kau tersedak"
"Malah mengobrol?"
Jisung segera menatap ke arah lelaki yang duduk dihadapannya. Ia ditatap dengan tatapan tak suka. Wanita yang berada disebelah lelaki itu juga sibuk memandang remeh ke arahnya.
"Aku akan abai jika kalian cepat. Tapi jika kalian seperti ini, kalian bisa saja dikeluarkan dari sekolah yang seharusnya tidak dapat kalian masuki"
Wanita yang berada disebelahnya nampak mengangguk.
"Ck, orang rendahan seperti mereka harus di kasari!" Lelaki yang sedari tadi berada disebelah nya itu berdiri, menarik lengan Jisung agar segera ikut dengannya namun segera berhenti tatkala melihat seorang lelaki datang menghampiri meja mereka.
"Minho hyung?"
Lelaki yang dipanggil Minho itu menatap ke arah Jisung sekilas sebelum akhirnya mengambil nampan milik si manis dan juga milik Seungmin.
"Tidak perlu memakai kekerasan, dia akan pindah ke mejaku" setelah berucap seperti itu, Minho segera mengkode Jisung agar mengikutinya.
Jisung yang paham akan hal tersebut segera menarik lengan Seungmin agar ikut dengannya.
Suasana kantin yang cukup ramai menjadi hening. Mereka menatap ke arah Minho yang dengan santainya membawa dua nampan untuk ia pindahkan ke meja yang ditempatinya.
Jisung yang merasakan atmosfer disekitarnya berubah segera menatap ke arah Minho yang kini sudah terhenti pada meja yang terdapat beberapa lelaki disana.
Ia ikut mendudukkan diri ketika lelaki yang lebih tua darinya itu terduduk dihadapannya.
"Hyung terkenal disekolah ini, ya?" Tanya Jisung sembari menatap kagum ke arah lelaki dihadapannya itu.
"Makan dulu"
Jisung menghembuskan nafas kecewa. Padahal ia hanya bertanya lalu apa salahnya jika lelaki itu langsung menjawab.
"Kalian saling mengenal?" Tanya lelaki yang berada disebelah Minho.
"Tentu, mana mungkin aku tidak mengenalnya" jawab Jisung dengan begitu semangat.
"Kalau begitu namamu siapa?"
"Aku Jisung, dan ini Seungmin"
Lelaki tersebut mengangguk paham. "Namaku Bangchan, aku ada di kelas yang sama dengan Minho, dan yaa.... Dia cukup terkenal di sekolah ini"
Jisung membuka mulutnya tidak percaya, ia menatap Minho dengan pandangan berbinar seperti sedang melihat seorang pahlawan. "Hyung memang keren!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Paman Lee!!" Jisung berlari ke arah mobil yang sudah terparkir didepan gerbang sekolahnya itu.
Ia segera memasuki mobil tersebut. Lalu tidak lama kemudian seorang lelaki ikut masuk ke dalam mobilnya dan duduk dikursi depan.
"Lho, Minho hyung duduk dibelakang saja! Aku tidak suka sendirian di belakang" rengeknya sembari menatap ke arah Minho yang hendak mengenakan seatbelt.
"Sudah terlanjur, Ji"
"Paman Lee~" si manis merengek ke arah sang sopir kepercayaan keluarganya itu.
Lelaki yang sudah berumur itu menghembuskan nafasnya sembari menatap ke arah Minho. "Pindah dan temani Jisung"
"Baiklah, appa"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Let's start & stay enjoy~
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNAUD [Minsung]✓
FanfictionHan Jisung hanya beruntung dapat masuk ke sekolah elite ini, itulah yang dikatakan semua murid disana. Padahal bagi Lee Minho, Jisung itu bagaikan buah Strawberry Arnaud yang sangat mahal dan berharga. . . . . . "Mengapa tidak mengatakan pada merek...