Brak!
Jisung menutup pintu kamar Minho dengan kencang. Ia berjalan dengan wajah kesal melewati sang ibu yang menatap penuh heran pada sang anak.
Setelah keluarnya Jisung dari kamar Minho, kini si pemilik kamar pun keluar dan terhenti saat melihat ibu dari lelaki yang disukainya itu berada tak jauh darinya.
"Apa Jisung seperti itu karenamu?"
Minho mengangguk, "Maafkan aku, ini semua salahku karena tidak membicarakan apa yang ingin dia dengar"
"Tidak masalah. Bukankah memang lebih baik jika dia tidak mengetahuinya terlebih dahulu?"
Minho tersenyum simpul, ia mendongak ke atas guna melihat dimana kamar Jisung berada.
"Seharusnya"Hembusan nafas pun terdengar dari wanita yang sudah berumur. "Kalau begitu aku akan melihat keadaannya terlebih dahulu"
Minho mengangguk, ia segera masuk kembali ke dalam kamarnya dan mendapati sang ayah yang entah sejak kapan sudah terduduk di tepi ranjang.
"Appa ingin bicara"
Minho berjalan mendekat dan mendudukkan dirinya disebelah sang ayah.
"Appa akan resign"
"Lho, kenapa?" Minho menatap penuh tanya pada sang ayah. Ia memiringkan posisi duduknya hingga menghadap ke arah lelaki yang sudah merawatnya sedari kecil.
"Akan terasa canggung setelah kepergianmu, dan appa tidak menyukai situasi itu"
"Apa keputusan yang kupilih salah?"
Sang ayah menggeleng "Keputusanmu tepat, tapi appa hanya merasa tidak baik perihal hubungan kita dan juga keluarga Han untuk kedepannya jika appa masih bekerja disini"
Minho menghembuskan nafasnya, ia menatap lekat manik sang ayah.
"Appa akan membuka usaha dengan uang yang sudah banyak terkumpul selama ini, bagaimana?"
Lelaki yang lebih muda tersenyum, ia menganggukkan kepalanya pertanda setuju
"Ide bagus! Kalau begitu, saat aku kembali nanti, aku harap usaha appa sudah sukses" seru Minho semangat.
"Tapi sebelum kau pergi, kita berkunjung ke makam eomma-mu terlebih dahulu, ya?"
Minho mengangguk, ia tersenyum simpul pada sang ayah hingga suara pintu terbuka membuat keduanya menoleh ke arah pintu.
"Tuan Han?"
Lelaki yang di panggil sebagai tuan Han itu tersenyum, ia masuk kedalam dan berdiri tepat didepan kedua lelaki tersebut.
"Boleh aku bicara berdua dengan appa-mu?"
Minho melirik ke arah sang ayah sekilas sebelum akhirnya mengangguk dan berdiri dari sana.
Ia hendak keluar, namun ucapan tuan Han membuat langkahnya terhenti.
"Tolong jelaskan semuanya pada anakku sebelum kau pergi"
Minho mengangguk, lelaki itu segera keluar dari sana, membiarkan tuan Han berbicara dengan sang ayah.
Sepeninggalan Minho, tuan Han segera duduk disebelah lelaki yang sudah menjadi sopir nya selama ini.
"Sebenarnya aku juga ingin membicarakan sesuatu"
Tuan Han mengangguk, "Kalau begitu bolehkah aku yang memulainya terlebih dahulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNAUD [Minsung]✓
FanfictionHan Jisung hanya beruntung dapat masuk ke sekolah elite ini, itulah yang dikatakan semua murid disana. Padahal bagi Lee Minho, Jisung itu bagaikan buah Strawberry Arnaud yang sangat mahal dan berharga. . . . . . "Mengapa tidak mengatakan pada merek...