Kakinya bergerak dengan cepat menuruni anak tangga. Lelaki dengan wajah menggemaskan itu segera berlari menuju meja makan dan terkejut saat melihat lelaki lain yang sudah lebih dulu berada disana.
Ia menghela nafasnya pasrah dan segera menarik kursi yang terdapat disana dengan malas.
"Kenapa hyung cepat sekali berada didapur? Aku kan ingin membuatkanmu dan paman Lee sarapan"
"Lho, ini kan tugas kami" Paman Lee terduduk dihadapan Jisung sembari tersenyum lembut.
"Tapi ini tugasku nanti kalau sudah menjadi pasangan hidupnya Minho hyung" seakan tidak punya malu, Jisung berucap seperti itu dihadapan paman Lee dengan begitu santainya.
Paman Lee terkekeh sembari memandangi wajah menggemaskan anak dihadapannya itu.
"Kau pasti memiliki orang lain yang lebih pantas, Jisung"
Jisung merenggut, ia menatap ke arah Minho yang kini meletakkan masakannya diatas meja. Lelaki itu segera mendudukkan dirinya disebelah sang ayah.
"Sepi, biasanya kan kita sarapan berlima" Jisung membuat raut sedih pada wajahnya itu. Ia menatap ke arah piring di hadapannya yang masih kosong.
"Makan saja dulu, nanti kita bisa telat" Ucap Minho sembari menunjuk ke arah piring si manis dengan dagunya.
"Biasanya disebelahku ada orang"
Minho menghela nafas pelan, ia menatap ke arah sang ayah sekilas sebelum akhirnya berdiri dan pindah posisi menjadi di sebelah si manis.
"Sudah, kan?"
Jisung tersenyum lebar, ia mengangguk dengan semangat lantas menyendokkan makanan pada piringnya.
"Paman Lee makan yang banyak, hari ini paman tidak akan terlalu lelah karena appa tidak meminta antar jemput lagi, kkkk" Jisung, sembari menyendokkan makanan berucap semangat pada sang sopir.
"Bahkan jika seharian ini paman Lee mau dirumah saja, aku tidak masalah berangkat dan pulang bersama Minho hyung dengan menaiki bus"
Sang sopir terkekeh, ia menggelengkan kepalanya melihat tingkah menggemaskan Jisung. Lain hal dengan Minho yang tetap melanjutkan acara makannya dengan tenang seakan tidak peduli dengan kalimat-kalimat yang keluar dari mulut si manis.
"Cepat habisi makan kalian, nanti terlambat"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Minhoo!!"
Bangchan, lelaki yang berada di ujung koridor lantai satu berlari kecil menghampirinya.
Ia mengernyit heran saat melihat temannya yang berlari dari ruang guru di ujung sana.
Jisung yang berada di sebelahnya pun nampak kebingungan.
Namun ia semakin kebingungan saat Seungmin yang tiba-tiba muncul dari arah kanan dan menghentikannya.
"Milikmu"
Ia menatap bingung ke arah kunci yang diberikan oleh Seungmin. Matanya melirik kesebelahnya guna memastikan keberadaan Minho yang sayangnya sudah berjalan ke arah ruang guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNAUD [Minsung]✓
FanfictionHan Jisung hanya beruntung dapat masuk ke sekolah elite ini, itulah yang dikatakan semua murid disana. Padahal bagi Lee Minho, Jisung itu bagaikan buah Strawberry Arnaud yang sangat mahal dan berharga. . . . . . "Mengapa tidak mengatakan pada merek...