07🍓

5.4K 838 209
                                    




Rasanya aneh, entah mengapa jantungnya jadi berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Dihadapkan oleh sang ayah yang baru saja pulang dengan raut tegas itu membuat perasaan Jisung berkecamuk.

Sang ibu yang terduduk di sisi kanan si manis hanya dapat mengusap bahunya dengan lembut.

Wajah Jisung menunduk, kakinya terduduk dengan rapat serta jari tangannya yang saling tertaut.

Sang ayah yang duduk dihadapannya hanya diam, menatap dirinya dari atas sampai bawah tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"U-urusan kalian disana sudah selesai?" Jisung tidak suka dengan keadaan canggung seperti ini.

Kedua orang tuanya baru saja sampai tiga puluh menit yang lalu, dan sekarang sudah pukul sepuluh malam. Jika tidak kunjung diselesaikan, maka mereka akan lebih lama lagi untuk beristirahat, dan Jisung tidak suka itu.

"Siapa yang melakukannya padamu?" Sang ayah akhirnya mengeluarkan pertanyaan pertama.

"Y-yujin--"

"Semuanya?" Sela sang ayah.

Jisung mendongak, ia menatap ke arah sang ayah sekilas lalu menatap ke arah sang ibu yang berada di sebelahnya.

"E-eomma..."

"Minho sudah menceritakan semuanya, Jisung. Di hari pertama sekolah pun kau mendapat perlakuan yang kurang baik" terang sang ibu.

Jisung menghembuskan nafasnya pasrah. Ia mengangguk pelan lalu kembali menundukkan kepalanya.

"Bagaimana dengan Minho? Apa disana dia tidak mengawasimu hingga kau menjadi seperti ini?"!

Jisung mendongak ke arah sang ayah, ia menggeleng cepat dengan raut penuh khawatir.

"Hhhh, salahku juga meninggalkanmu disini"

"T-tapi appa tidak akan memarahi Minho hyung, kan? Dia tidak bersalah, sungguh!" Bela Jisung.

"Minho sungguh menjagaku dengan baik, appa! Paman Lee juga"

Karena pada dasarnya, mau bagaimanapun juga Jisung tidak bisa jika nanti Minho terkena dampak dari masalahnya.

Sang ayah nampak mengernyitkan alisnya heran. Ia menatap bingung ke arah sang anak.

"Kau sungguh menyukainya?"

Jisung membulatkan bola matanya. "Bagaimana appa bisa tahu?"

"Eomma pun tahu, Jisung. Kau tidak bisa menyembunyikan ekspresi memujamu itu"

Jisung kembali menunduk, kali ini karena rasa malu.

Sang ayah menghembuskan nafasnya lantas berdiri hendak keluar dari sana.

"Kurasa aku harus segera berbicara dengan Minho"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

ARNAUD [Minsung]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang